Happy reading♡----------
Kota Bandung pagi hari ini terlihat lebih cerah dari hari sebelumnya. Matahari pagi menerobos masuk ke celah-celah jendela kamar membuat seorang gadis yang sedang bergelayut manja dengan kasurnya itu terbangun.
Gadis itu langsung melirik ponselnya yang berada di nakas, ia menyalakannya tapi tak lama kemudian ia matikan lagi. Setelahnya ia beranajak dari kasur dan langsung melangkah menuju kamar mandi.
Selesai mandi dan berpakaian, gadis itu duduk di kursi sambil menyisir rambutnya. Perhatiannya teralihkan saat ponselnya berdering menandakan ada sebuah panggilan masuk. Lantas ia mengambil ponselnya dan menggeser tombol hijau.
"Hallo?" sapa Gadis itu pada orang disebrang sana.
"Kamu jadi pulang kan hari ini? " Tanya orang disebrang sana dengan antusias.
"Jadi, Bun."
"Kamu naik apa kesini? Perlu Bunda suruh Ayah untuk jemput kamu gak? "
"Gak usah, Bun. Zela sama temen Zela aja, mereka sekalian mau ke Jakarta," tolak Zela, karena ia tak mau merepotkan Ayahnya.
"Oh yaudah, pokoknya kamu hati-hati ya. Bilangin sama temen kamu, bawa mobilnya jangan ngebut-ngebut," Raisa memperingati dari sebrang sana.
"Iya, Bun."
"Zel, kalau kamu masih belum mau tinggal sama mama kandungmu, kamu bisa tinggal disini ya? Inget kan? Bunda selalu bilang sama kamu bahwa pintu rumah ini akan selalu terbuka lebar untuk kamu," Raisa memang mengetahui kalau Zela pergi ke Bandung, itupun ia diberitahu setelah satu minggu kepergian Zela. Ibunya di Bandung menghubungi Raisa bahwa Zela sedang ada di Bandung.
"Makasih, Bun," Zela menarik kedua sudut bibirnya, walaupun orang disebrang sana tak akan pernah tahu kalau dirinya sedang tersenyum.
"Sama-sama sayang, kalau gitu Bunda tutup ya telponnya. Assalamu'alaikum," pamit Raisa.
"Waalaikumussalam."
Setelah sambungan terputus, Zela kembali menaruh ponsel itu dinakas.
Zela berjalan menuju lemari untuk mengambil koper kecilnya yang akan ia isi dengan pakaian-pakaiannya. Walaupun ia pergi tak membawa pakaian sama sekali, tapi ketahuilah, gadis itu membawa kartu ATM nya dan tentunya uang dalam kartu itu cukup besar nominalnya, sehingga ia bisa membeli pakaian atau barang-barang baru yang ia butuhkan selama di Bandung.
Setelah membereskan barang-barangnya, Zela beralih ke sling bag miliknya serta baju yang tergantung disampingnya.
Zela menatap baju itu seraya tersenyum sendu. Baju satu-satunya yang ia bawa dari Jakarta, baju malam itu, malam dimana semuanya menjadi seperti ini. Tidak, Zela tidak menyalahkan malam itu, ia tahu bahwa ini adalah takdirnya. Skenario yang telah digariskan oleh Tuhan untuknya.
Diambilnya baju itu, kemudian ia masukkan ke dalam koper. Karena tak mungkin ia meninggalkan atau membuangnya, baju sebagus itu sayang kalau dibuang.
Setelah semuanya beres, ia keluar dari kamar yang menjadi tempat tinggalnya selama sebulan itu. Kemudian ia menaiki lift untuk turun menuju lantai bawah.

KAMU SEDANG MEMBACA
ZELAND [Zela's Life]✔️
Ficção AdolescenteRank #1 kimsejeong 10 Jul - 29 Agust 2020 Warning!! Dilarang keras menjiplak atau mencopas karya saya. Inget loh ya! Apa yang kamu lakukan akan dicatat oleh malaikat Oh iya! Follow dulu akun wattpad aku. . . . Ketika Zela mendapatkan sebuah obat yan...