Saat ini Zela tengah berada di balkon kamarnya. Menikmati penghujung hari dimana matahari kembali ke peradabannya. Dengan ditemani secangkir teh manis dan album foto yang sedang berada dipangkuannya.
Perlahan, Zela membuka album itu. Halaman pertama sampai halaman ketiga merupakan foto pernikahannya dengan Roland, beberapa foto dengan berbagai konsep menempel disana. Hari yang tak akan pernah Zela lupakan.
Halaman ketiga sampai halaman kelima, merupakan foto honeymoon nya. Walaupun, waktu itu cuma sebentar, namun mereka mengabadikan setiap momen yang mereka lalukan disana.
Halaman keenam dan halaman ketujuh, merupakan foto-foto dimana Zela tengah hamil anak pertamanya dengan Roland. Dan foto-foto itu membuatnya flashback akan setiap hal yang ia alami pada masa-masa itu. Sungguh, jika diingat Zela merasa miris dengan suaminya. Pasalnya, setiap malam, bahkan tengah malam, Zela sering meminta hal-hal aneh atau makanan yang unik pada Roland. Tapi Zela salut dengan Roland, walaupun capek, suaminya itu tetap menuruti permintaannya.
Ada satu momen dimana Roland tidak ingin mengingatnya saat Zela hamil anak pertama mereka. Di usia kandungannya yang masuk bulan keempat, Zela pernah meminta pada Roland bahwa dirinya ingin memeluk Anantha. Butuh waktu berhari-hari untuk Zela membujuk Roland sampai Roland mau menuruti keinginannya. Sampai hari ke-7 akhirnya dengan berat hati Roland mengizinkan Zela memeluk Anantha, dengan syarat 5 detik saja. Tapi walaupun 5 detik, tetap saja itu membuat Roland cemburu luar biasa. Sudah tahu kan, dari dulu Roland emang cemburuan?
Zela melanjutkan kegiatannya, membuka halaman ke 8, dimana dihalaman itu berisi foto-foto anaknya lahir ke dunia. Zela bahagia saat itu, Tuhan berkali-kali lipat memberi Zela kebahagiaan dengan menghadirkan dua malaikat kecil yang siap mewarnai hari-harinya. Anak pertamanya memang kembar, lain jenis.
Halaman selanjutnya, merupakan perkembangan dari anak-anaknya. Dari mulai, tengkurap, duduk, sampai bisa berjalan. Saat anak pertamanya menginjak usia 2 tahun, Zela hamil lagi. Dan anak ketiganya ini laki-laki.
"Mama," Zela menolehkan kepalanya ke belakang.
Disana, diambang pintu berdiri seorang anak laki-laki yang wajahnya mirip dengan Zela, namun sifatnya mirip dengan Roland.
"Sakha? Ada apa sayang?" Zela masuk kedalam kamar, menaruh album foto itu diatas meja, lalu menghampiri Sakha. Anaknya.
Sakha Alexander Pramudya. Nama itu, Zela dan Roland berikan kepada anak pertamanya.
"Ada tante cerewet dibawah," ucap Sakha tanpa ekspresi.
"Tante cerewet?" Beo Zela. Dia bingung, siapa orang yang dimaksud Sakha tersebut.
"Hmm," Sakha mengangguk kecil.
Melihat Mamanya yang terlihat bingung, Sakha kembali berucap.
"Tante Balqis," ucap Sakha. Sontak saja Zela tertawa. Ada-ada saja anaknya ini.
"Sakha, ke kamar ya, Mam?" Pamit Sakha. Setelah Zela menganggukkan kepalanya, laki-laki itu melangkah menuju kamarnya.
Zela keluar dari kamar, sebelum itu dia menutup pintu kamarnya terlebih dahulu.
Zela melangkah menuruni anak tangga, kakinya berjalan menuju ruang tengah. Dimana, disana sudah ada Balqis yang sedang mengobrol bersama anak perempuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZELAND [Zela's Life]✔️
Fiksi RemajaRank #1 kimsejeong 10 Jul - 29 Agust 2020 Warning!! Dilarang keras menjiplak atau mencopas karya saya. Inget loh ya! Apa yang kamu lakukan akan dicatat oleh malaikat Oh iya! Follow dulu akun wattpad aku. . . . Ketika Zela mendapatkan sebuah obat yan...