16. Makan malam

27 3 0
                                    

"Gak guna banget lo sedih gara-gara dia" ujar Arvin berjalan menghampiri Gisya yang masih berdiri ditempatnya, Arvin duduk sambil memakan kacang yang berada di dalam toples

Gisya hanya diam sambil melihat kearah pintu yang tadi di lewati oleh Darell

"Mending-" ucapan Arvin terpotong karena Gisya tiba-tiba pergi ke kamar nya

Melihat hal itu Arvin hanya menggelengkan kepalanya

***

Malamnya Darell datang karena tadi sore Mala memintanya untuk makan malam bersama

Darell duduk di kursi meja makan bersebelahan dengan Gisya

Mereka semua yang ada disana hanya diam sambil memakan makanannya masing-masing

Setelah selesai Gisya menarik tangan Darell untuk ikut dengannya ke taman belakang rumah setelah mendapat izin dari orang tuanya

"Darell aku minta maaf" ujar Gisya saat sudah duduk di dekat kolam renang

"Aku yang harusnya minta maaf sama kamu, aku udah marah tanpa sebab sama kamu" ucap Darell sambil mengelus pipi Gisya

Gisya hanya tersenyum sambil mengangguk samar

"Maaf aku belum bisa jadi yang terbaik buat kamu" ujar Darell pelan

"Ralat kamu selalu berusaha buat jadi yang terbaik buat aku" Gisya membenarkan perkataan Darell

"Jangan tinggalin aku, kamu alasan aku buat tetap hidup sampai sekarang" lirih Darell

"Iya aku ga bakal tinggalin kamu" ucap Gisya meyakinkan

Darell tersenyum dan langsung menghambur memeluk Gisya

"Ekhem" dehem seseorang

Darell dan Gisya melepas pelukannya dan menengok ke arah seseorang yang berdeham tadi

Gisya memandang nya dengan datar dan malas sama halnya dengan Darell

Siapa lagi kalau bukan Arvin. Arvin selalu datang disaat yang tidak tepat dan selalu merusak suasana

"Di tungguin di ruang keluarga noh jangan berduaan mulu nanti ada setan lewat bahaya" ucap Arvin dengn tatapan sinis nya kepada Darell

"Iya setannya elo" sahut Gisya dan langsung  masuk kedalam rumah sambil menggandeng tangan Darell dan melewati Arvin begitu saja

"Eh pasti elo ya yang hasut adek gue sampe gue di bilang setan?" tuding Arvin kepada Darell setelah berhasil mensejajarkan langkahnya

"Apaan sih bang gak jelas lo, apa-apa nyalahin nya Darell terus" cibir Gisya tak suka

"Ya gue curiga lah pasti si Darell cuci otak lo kan dek? Pasti dia jelek-je"

"Abang pliss deh ya jangan berprasangka buruk terus sama pacar gue" potong Gisya sambil menoleh kearah Arvin

"Kan kata orang-orang dia tuh orangny-"

"Abaangg liat kenyataanya, gue baik-baik aja, jangan dengerin apa kata orang karna itu belum tentu bener" potong Gisya lagi

Sedangkan Darell hanya diam, karena jika ia diposisi Arvin, ia juga akan khawatir kepada adiknya yang berpacaran dengan ketua geng yang terkenal dengan segala tingkah buruknya

Arvin diam karena mereka sudah berada di ruang keluarga karena disana ada kedua orangtuanya

Mereka bertiga duduk pada sofa yang berada disana, dan setelahnya mereka semua hanya mengobrol untuk saling mendekatkan diri

DARELL (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang