Chapter 3

1.3K 1.1K 1.1K
                                    

"Tuhan... Aku tau engkau tidak tidur, mungkin di balik semua ini pasti ada kebahagiaan yang engkau sediakan untukku."
       _Lia Vinansya Achilles_

Maaf ya jarang Up, soalnya banyak banget tugas sekolah. Ok.

Happy Reading. 🖤🖤😇
.
.
.
.
.

"Duduk."

Dia membawa Lia ke sini. Iya. Mereka berada di tempat tongkrongannya yang biasa, yaitu di kantin Mang Barjo.

Di sekolah Nusa Satu Bangsa terdapat dua kantin. Andra lebih nyaman di kantin yang ini walaupun ada kantin yang lebih bagus dari kantin Mang Barjo, kantin yang satu lagi sudah sama seperti restoran saja dan namanya tidak layak lagi disebut kantin. Hanya orang-orang berada saja yang menghuni kantin tersebut. Bukannya Andra tidak berada namun dia lebih menyukai yang apa adanya.

"Hahhh! Siapa lo ngatur-ngatur gue, kenal juga kagak. Main ngatur-ngatur aja. Lagian gue lagi dihukum, ketauan gue di sini mampus gue sama Bu Rere."

"Duduk ya duduk! Gak usah bantah!"

"Cowok anehh," maki lia dalam hati.

Lia hanya mampu pasrah dari pada harus buat masalah dengan cowok ini, mending dibaikin aja dulu. Lia sudah banyak masalah. Lia gak mau menambah liku-liku di dalam hidupnya.

"Uhhh... Hauss banget lagi," gerutu Lia tanpa mengeluarkan suara. Sambil menghentak-hentakan kakinya karena merasa jengkel.

"Emang lo mau apa, Hah? Lo mau bales dendam sama gue!?" tanya Lia dengan suara lengkingnya tapi tidak dihiraukan oleh cowok tersebut. Membuat Lia makin geram dengan dia.

Andra menghela nafas panjang, malas mendengar ocehan gadis tersebut.

"Kalo bukan karena dia gue juga malas berurusan sama lo," ucap Andra dan memperhatikan wajah gadis tersebut yang kepanasan mungkin dia sedang kehausan.

"Tunggu di situ, awas kalo kabur."

Setelah Andra pergi, tidak lama kemudian Andra kembali membawa air minum untuk Lia.

"Ini," kata cowok itu sambil mengulurkan minuman itu untuk Lia. Dari tadi memang gadis itu terlihat kehausan.

"Hahh," sekilas Lia melihat apa yang dibawa cowok itu. "Perasaan gue tadi bilang haus di dalam hati kan? Kok dia bisa tau kalo gue hauss, cenayang kali nihhh orang," batin Lia.

"Ambil, tangan gue capek dari tadi gini, gua gak kasih racun tenang aja," ucapnya dengan wajah datarnya.

Tidak. Tidak bisa, Lia tidak bisa menerimanya. Lia menimbang-nimbang. Masa bodohh. Akhirnya Lia menerimanya. Ia bahkan menyeruput air minum tersebut hingga tandas.

Diam-diam Andra memperhatikan Lia. Andra tersenyum melihatnya. Jarang Andra tersenyum karena seorang cewek. Kenapa juga Andra tersenyum pada gadis ini. Andra merutuki dirinya sendiri. Dan mengalihkan matanya ketempat lain.  Siapapun yang melihat Lia, mereka akan merasa takjub akan kecantikan gadis tersebut. Andra juga hampir terpesona melihat nya.
Ingat ya hampir.

"Legaa."

"Kenapa liat gitu? Namanya juga hauss," ucap Lia sambil meletakkan botol minum tersebut.

Andra meneguk ludahnya melihat gadis tersebut. air tersebut habis diseruput sekejap. Dia aja yang gak tau. Seberapa banyak juga air putih dikasih sama Lia pasti ludes diminumnya. Hebat bukan.
Tapi, Apa gak kembung tuh perut?

"Eh, gue sampe lupa, makasih ya. Ternyata lohh baek juga."

"Hm," ucap Andra singkat.

"Sombong amat," ucap Lia pelan supaya tidak di dengar oleh cowok tersebut, "Lo ada urusan apa sama gue?" tanya Lia karena penasaran. Perasaan Lia gak ada masalah sama nihh cowok.

Liandra [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang