"Dasar cowok nyebelin. Gue sumpahin lo gak dapat jodoh!"
_Lia Vinansya Achilles_Happy Reading 🖤🖤
.
.
.
.
.Gadis berambut sebahu itu berlari mengikuti langkah kakinya. Dia menangis sesunggukan, dia meluapkan segala kesesakan di dadanya. Jalanan itu sudah sepi karena sekarang udah menunjukkan pukul 20.00 wib.
Lia tidak peduli, untuk saat ini biarkan Lia tidak menjalankan hukumannya. Hari ini saja biarkan Lia sedikit membangkang. Ia sangat capek, ditambah lagi dia sangat merindukan sosok ibunya di dalam kehidupannya. Kalau bisa memilih, Lia ingin menghidupkan Bundanya kembali. Tapi semua itu mustahil. Bodoh memang.
Andai saja Fiona masih hidup, pasti Lia sangat bahagia bersama kedua orang tuanya.
"Tuhan... Aku rindu Bunda!! Ijinkan Lia bersama Bunda Tuhan. Lia gak sanggup lagi Tuhan menerima kekejaman Ayah terhadapku. Kapan Ayah sadar Tuhan? tidak bisakah engkau melihat penderitaanku??" teriak Lia mencurahkan isi hatinya di tengah jalan. Tidak lupa butir-butir air yang mengalir deras di pipinya.
Ya, rasanya Lia ingin bertemu dengan Bundanya. Di tengah sesunggukannya sesekali Lia tertawa. Bukan tertawa karena lucu, tapi Ia menertawakan kehidupannya yang begitu menyedihkan.
"Hahha... hikss."
Rasanya dunia ini mempermainkan kehidupannya. Membayangkan itu semua, kaki Lia terasa ikut lemas, lututnya ia pegang, karena tidak tahan lagi berjalan dia terduduk di tengah jalan tersebut. Dia tidak peduli lagi jika ada nanti yang menabraknya, Lia sudah pasrah. Lebih baik mati saja.
"Jika aku mati mungkin Ayah akan merasa senang."
Satu, dua mobil motor lewat tetapi lebih memilih menyingkir dari Lia yang terduduk berada di tengah jalan tersebut. Mereka tidak mau menanggung resikonya.
"Lo mau mati, hahh!?" tanya pengendara motor itu memarahi Lia. Dan melongos melewati Lia.
Lia menutup rapat-rapat mulutnya. Menatap kosong kepada si pengendara tersebut. Dengan mata yang begitu sembab.
Mungkin Tuhan masih menginginkan Lia hidup. Tuhan masih sayang pada Lia, walau orang terdekatnya tidak menginginkannya.
Walaupun Lia hidup atau mati mereka tidak akan peduli. Andi sekarang mungkin sedang mencari-carinya, mencarinya bukan berarti dia khawatir tapi, Andi ingin menyiksa Lia secara perlahan.
Jahat bukan?? Ayah siapa yang tega menyiksa anaknya sendiri. Itu tidak ada. Tapi di kehidupan Lia, hal itulah yang terjadi.
Jika ada keajaiban, Lia ingin, sesudah sampai nanti di rumah nanti, Ayahnya memperdulikannya, memberikan kasih sayang, memeluknya dengan hangat. Tidak memarahinya lagi. Tapi semua itu hanya angan-angan saja.
Andai saja hal itu kenyataan. Andai, andai dan andai.
Dia merangkul lututnya sambil tertunduk, meletakkan dagunya di atas lututnya. sejenak ia mengingat-ingat masa kecilnya sangat indah sebelum kejadian itu.
***
"Ke mana anak sialaan itu pergi? kamu sudah saya beri perintah untuk ngawasin anak itu. Ke mana saja kamu, HAH!?"
Imah tertunduk takut. Semua ini salahnya dia gak bisa jagain Lia. Kalau saja Lia tidak kabur dari rumah, mungkin Andi tidak semarah ini.
"Non ke mana? Bibi khawatir sekali dengan Non. Semoga Non Lia baik-baik saja," batin Imah.
"Berto... carikan anak itu sampai ketemu, kalau belom ketemu jangan harap kamu bisa bekerja di sini lagi, mengerti??"
"Iya, siap pak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Liandra [ON GOING]
Teen FictionSalah kah seseorang berharap mendapatkan kebahagiaan?? Lia Vinansya Achilles. Gadis cantik berusia 17 tahun, yang memiliki sifat yang Jutek dan pemarah. Sebenarnya Lia juga gadis yang baik mungkin karena pengaruh dari masalah yang dihadapinya memb...