Chapter 7

700 563 800
                                    

Happy Reading 🖤🖤
.
.
.
.
.

Lia perlahan mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk putih. Setelah sampai Lia di rumah ia langsung mandi tidak mau sakit karena menerobos hujan tadi. Lia menatap dirinya di pantulan cerminnya itu dan menghela nafasnya lengah.

Drttt... drttt...drttt....

Sesaat kemudian Lia yang asyik dengan pikirannya sendiri yang tengah menatap langit-langit kamarnya kosong, dan terdengar suara notifikasi panggilan masuk dari ponselnya. Tangannya meraba-raba mencari ponselnya di atas nakas.

Seketika mata Lia berbinar dan moodnya mulai membaik ketika melihat si penelepon itu. Dengan sigap Lia mengangkat teleponnya dan mendekatkan ponselnya di telinganya.

Belom sempat orang di seberang sana mengucapkan kata-katanya, Lia langsung mengungkapkan kekesalannya dan mulai ngomel, "Halo Bin, lo ke mana aja selama seminggu ini? ditelepon gak diangkat-angkat dichat juga gak dibales. Mau lo apasih? Mau gue tabok lo?" dumel Lia dan membuat cowok di seberang sana terkekeh.

Sungguh cowok itu sangat kangen tingkah lucu Lia, mulai dari suaranya, senyumnya, cerewetnya, semuanya deh. Biarkan saja sahabatnya itu mengomel sepuasnya setelah itu dia akan memberitahukan bahwa besok dia akan pulang ke Indonesia. Pasti Lia akan sangat merasa senang, terlebih lagi Bintang gak sabar mengatakan hal itu.

"Lo jahat banget sihh, lo gak kasian apa sama gue?" tanya Lia dengan wajahnya yang ditekuk walaupun cowok itu tidak melihatnya dia tahu ekspresi gadis ini sekarang. "Gue kangen banget sama Bintang gue."

"Ciaa-" belum selesai ngomong langsung dipotong oleh Lia lagi. Cia adalah panggilan sayang dari sahabatnya ini, Bintang. "Diam dulu gue belom selesai ngomong!" seru Lia penuh penekanan dan membuat Bintang menurut saja. Bintang satu-satunya cowok yang paling dekat dengan Lia. Lia gak pernah dekat dengan cowok lain. Lia akan kembali riang ketika berbicara dengan Bintang. Entah kenapa setelah berbicara dengan Bintang beban pikiran Lia perlahan pudar.

Bintang kembali terkekeh cuma gadis ini yang mampu membuat Bintang merasa senang, "Okee, Cia lanjut aja," ucap Bintang dan mulai menyimak setiap omelan dari gadis ini.

"Lo betah amat di sana, apa lo gak kangen sama gue? lo orang terjahat yang pernah gue kenal. Lo sahabat gue bukan sihh?"

"Udah Cia? Udah siap ngomelnya?" tanya Bintang dan dijawab deheman dari Lia. "Oke, gini Ciaa ku sayang, abang gantengmu ini gak bisa kasih kabar seminggu ini karena ada hal penting yang harus Abang urus. Demi masa depan kita nanti, Hahahha," tutur Bintang dengan alaynya perkataannya tidak sepenuhnya benar. Bintang mulai deh! Lia yang mendengar embel-embel Abang dari Bintang membuatnya berdecak malas.

"Idihh, alay banget lo. Gak lucu tau gak, bawaannya pengen muntah gue dengerin bacotan lo yang tidak berguna itu. Jawab benar napa sih!" dumel Lia dan membuat Bintang terkekeh.

"Becanda Cia, gitu aja marah. Kali ini serius nih," ucap Bintang.

"Wahh mau serius-seriusan nihh, gila lu Bintang kita ini sahabatan lo."

"Ye, GOBLOK. Siapa juga yang mau serius sama lo. Lo itu kan jelek, mana cocok sama cowok ganteng kayak gua." sargah Bintang dan membuat Lia merasa geram. Kalau saja Bintang di dekatnya pasti Lia akan sumpel tuh mulut. Dicabik-cabik sekalian. Beraninya dia ngatain Lia jelek. Huhh dasar, sahabat macam apa itu.

"Jelek-jelek gini lo juga suka kan? ngaku aja loh," ucap Lia asal, tapi hal itu membuat Bintang mematung seketika dan jantungnya berdebar tidak karuan. Bintang juga tidak bisa membohongi dirinya sendiri. Bintang memang menyukai gadis ini. Tapi dengan pandainya dia menutupinya. Dalam persahabatan antara cewek dan cowok  tidak yang murni, pasti diantara mereka ada yang menyimpan perasaan lebih.

Liandra [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang