sore

20 19 0
                                    

Nina yang berdiri di depan kantor pemburu tiba tiba terdengar suara HP-nya

"Ya siapa ini"

"Nina maaf kan aku"

"Rahmat apa ini kau"

"Maafkan aku ku tak bisa lakukan ini lagi"

"Rahmat kau kenapa, Rahmat, Rahmat"telfon pun terputus

"Dia kenapa"

Dengan bergegas Nina pun kembali ke kamar hotelnya saat di depan lift dia bertemu

"Nina lihat handphone baru"

"Nanti saja Rahmat kayaknya dalam masalah"

"Apa"

Mereka pun bergegas dan sampai di depan pintu hotelnya

Yang mereka lihat Rahmat yang duduk bersandar di tembok dengan bajunya terbuka dan kepala yang membungkuk

"Suliwa nina anggap saja aku tidak ada, jangan pedulikan aku"

"Rahmat kau kenapa"ujar Suliwa sambil mendekatinya

"Aku sudah kalah,ku tak bisa melanjutkan ini lagi"ujar Rahmat, ketakutan dapat terdengar dari suaranya

"Apa maksudmu"

"Nina, Suliwa jangan lakukan hal bodoh ku sudah menaruh pelacak di Sangkuriang kalian bisa melacaknya kalo kalian mau jadi misalnya kalian mati kalian tetap bisa melanjutkan misi"

Rahmat melempar handphone nya ke arah Nina

"Monster,monster itu! Hanya dengan satu pandangan harga diri,jiwa ku, semangat ku hilang anggap saja ku sudah mati"

"Mat kenapa kau menyerah"

"Jangan begitu suliwa"

"Nina tinggalkan dia dia sudah tak pantas lagi menjadi seorang profesional"

"Ku mohon kalian berdua jangan dekati dia ku mohon"Rahman pun menangis dan terlihat air mata jatuh dari wajahnya"

"Maafkan kan aku Rahmat"ujar Suliwa

Suliwa pun keluar dari kamar hotel dengan rasa malu

"Nina kau jangan ke sana,ku mohon nina"

"Maaf Rahmat tapi kayaknya kau di sini saja biar kami yang menangani Sangkuriang sekarang tenang kami akan menangkap nya untuk mu"

"Nina pun mengikuti suliwa dan keluar dari kamar hotel nya"

"Aku tak bisa lagi"kata kata Rahmat setelah pintu kamar hotel tertutup

Dalam hari itu Rahmat tak tidur tak makan,dia hanya duduk di tempatnya menangis ketakutan.

"Maafkan aku ibu"

catatan pemburu MonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang