Chapter 3

227 29 5
                                    

"Ini iced latte pesananmu."

Melihat pesanannya telah diletakkan di atas meja, tangan gadis bersurai panjang dan bergelombang itu meraih gelas berbahan plastik di hadapannya kemudian menyedot minuman kopi tersebut melalui sedotan. "Hm, selalu enak seperti biasa, Nayoung. Sepertinya aku sudah menemukan kafe dan barista terbaik untuk aku ulas di media sosialku." Ia menatap wanita yang mengantarkan pesanannya tadi dengan berbinar-binar penuh takjub.

"Kau tahu aku tidak suka disorot, Han Chaeyeon." Nayoung ikut duduk di hadapan gadis yang memuji minuman buatannya tadi. "Dan satu koreksi, aku bukan barista. Berhenti menyamakanku dengan barista. Mereka mungkin akan menangis jika dibandingkan denganku yang amatiran ini."  Ia terkekeh kemudian menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi.

Han Chaeyeon, gadis dengan riasan wajah make up-no-make up—jangan lupa blus dan jeans yang terlihat mahal itu—tertawa pelan kemudian menumpukkan kaki kiri ke atas kaki kanannya. Menunjukkan eksistensinya sebagai gadis anggun—itu sudah menjadi pemandangan yang biasa untuk Nayoung.

"Jangan merendah begitu, Nayoung. Jika kau tidak suka disorot, lalu bagaimana dengan pengalamanmu menjadi aktivis kampus dan orang berpengaruh di klub badminton, hm?" tanya Chaeyeon.

Menanggapi pertanyaan Chaeyeon yang terlalu mudah untuk dijawab itu, ia menaikkan kedua alisnya. "Untuk mengalihkan stres kuliah. Dan lumayan bisa memperbanyak daftar pengalaman di resume untuk mendaftar kerja." Kedua tangannya terangkat menengadah masing-masing di samping tubuhnya, diikuti dengan bahunya yang naik.

Mendengar jawaban Nayoung yang menurutnya sangat acak itu membuat Chaeyeon tertawa. Kemudian ia menyadari sesuatu dari penampilan Nayoung di hadapannya. "Kau sudah selesai bekerja, 'kan? Kau bahkan sudah mengganti pakaianmu." Dan memang benar bahwa Nayoung telah mengganti pakaian kerjanya dengan pakaian kuliah yang kasual dan nyaman sejak tadi.

"Ayo kita pergi belanja." Chaeyeon tampak antusias lalu meraih tangan Nayoung. "Kau akan membeli rok yang aku tunjukkan bulan lalu, 'kan? Ayo kita beli hari ini. Kau bisa memakainya saat kuliah." Mendengar kata-kata Chaeyeon, Nayoung lantas terkejut. Seperti lupa sesuatu dan ia baru mengingatnya setelah gadis itu mengatakannya.

Sial, aku lupa janjiku padanya minggu lalu.

Nayoung tampak menimbang-nimbang tawaran Chaeyeon. Sebenarnya bukan suatu hal baru ketika gadis ceria dan penuh percaya diri itu mengajaknya belanja atau semacamnya. Mereka berdua kerap menghabiskan waktu luang bersama sejak awal berkuliah.

Tapi kali ini Nayoung tidak bisa menerima ajakan temannya itu secara spontan. Jungkook telah berjanji menemaninya mencari apartemen baru untuk ditinggali. Dan harusnya pria itu sudah menjemputnya siang ini. Oh, tepatnya lima menit lagi.

"Chaeyeon, maaf. Sebenarnya aku tidak bisa pergi denganmu hari ini," tolak Nayoung dengan hati-hati. "Kau sudah meluangkan waktu untuk mampir kemari, dan ternyata tidak jadi. Maaf," lanjutnya dengan rasa bersalah.

"Oh, kau punya kesibukan lain, ya? Tidak apa. Kita bisa melakukannya besok, besoknya, atau besoknya lagi." Sedangkan Chaeyeon sepertinya baik-baik saja dan tidak keberatan sama sekali.

Posisi duduk Nayoung yang berhadapan dengan pintu masuk memudahkannya untuk melihat siapa saja yang datang ke kafe. Termasuk Jeon Jungkook yang telah mendorong pintu masuk dan langsung bertatap mata dengannya. Melihat Jungkook telah menemukannya, Nayoung mengangkat sebelah tangannya, memberi isyarat pada pria itu untuk menghampirinya. Dan pria itu pun mengangguk dan berjalan mendekati meja yang ditempati kedua gadis itu.

"Hai, Chaeyeon. Ternyata kau di sini juga," sapa Jungkook sembari melirik ke sampingnya. Yang disapa pun tersenyum manis dan melambai dengan lembut dan ramah padanya.

CILIEGIA - NITIROSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang