Chapter 11

119 30 6
                                    

"Tumben kau tidak menghabiskan nasimu, Nayoung." Jungkook mendekatkan wajahnya pada Nayoung yang memandang kosong dirinya dengan tangan yang masih memegang sumpit.

"Apa kau sedang tidak enak badan, Nayoung? Mau kubelikan es krim atau sesuatu yang manis?"

Ketika Chaeyeon membuka mulutnya, saat itulah Nayoung menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi kemudian meletakkan sumpitnya. "Tidak, terima kasih." Ia hendak beranjak dari kursinya, namun Jungkook menahan tangannya bersama dengan gelengan kepala serta tatapan penuh arti yang tampaknya hanya bisa dipahami olehnya.

Nayoung tidak ingin membuat keributan lagi akibat masalah sepele, meski saat ini ia ingin sekali segera pergi menghindar dari kedua orang tersebut. Namun akhirnya ia kembali duduk dan meraih kembali sumpitnya.

"Bawa ini untuk dimakan saat senggang." Chaeyeon mengeluarkan sebuah bungkusan berwarna cokelat yang Nayoung kenali sebagai camilan kesukaannya. Pai cokelat.

Mata gadis Kwon itu menatap Chaeyeon dan makanan tersebut bergantian. "Aku sudah kenyang," tolak Nayoung. Tampaknya ia menolak semua niat baik gadis Han itu untuk hari ini, atau mungkin ia memang sudah kenyang.

"Jungkook membelikan ini untukku setiap pusing kepalaku kambuh. Dan selama satu minggu ini dia selalu membawanya setiap menjemputku. Aku rasa ini juga akan berhasil padamu. Kau terlihat tidak enak badan, Nayoung."

"Jungkook mengantar-jemputmu?" Yebin menyimpulkan secara gamblang atas ucapan Chaeyeon. "Kalian berangkat dan pulang kuliah bersama?" tanya Yebin kembali.

Chaeyeon mengangguk semangat menatap Yebin. "Iya. Sejak aku sakit waktu itu dia bersikeras menjemputku setiap akan berangkat kuliah. Toh jadwal kami tidak banyak yang berbeda." Lalu matanya beralih pada Nayoung bersama tangannya yang mendekatkan bungkusan cokelat itu ke sisi Nayoung. "Ambilah."

"Aku bilang tidak, ya tidak!" bentak Nayoung dengan suara tertahan. Jungkook dan Yebin mematung, sementara Chaeyeon memberi gadis di sampingnya itu tatapan bingung.

"Nayoung, maaf jika aku membuatmu marah karena sering bersama Jungkook."

Mendengar kalimat acak Chaeyeon yang sebenarnya tidak ada sangkut paut dengan penolakannya terhadap pai cokelat itu—yang sekaligus membuat Nayoung siap menggali kuburannya sendiri di hadapan Jungkook dan Yebin—lantas memunculkan suara decak Nayoung. Ia tak percaya jika wanita di sampingnya ini membahas topik sensitif yang harusnya hanya ia dan dirinya saja yang tahu.

Nayoung mengambil pai tersebut lalu menghempasnya ke bagian meja Chaeyeon. "Ambil saja itu untukmu." Kemudian tangannya yang masih memegang sumpit itu menghempas dua benda logam itu ke meja. "Aku sudah kenyang. Aku pergi duluan."

Bom waktu Kwon Nayoung mungkin sudah meledak di kantin fakultas jika ia tidak segera pergi meninggalkan tempat tersebut. Tanpa peduli akan tatapan penuh tanya dari orang-orang yang satu meja makan dengannya tadi, ia pergi meninggalkan mereka untuk sekedar bermain basket sendirian.

Iya, kita tidak salah dengar. Ia bermain basket.

Ibaratkan bola jingga di genggamannya itu adalah Jeon Jungkook dan Han Chaeyeon, ia melemparnya dengan kencang menuju ring.

"Ah! Sial!"

Tapi sayangnya tidak berhasil. Lantas ia memilih untuk menyerah dengan membaringkan tubuh ke lantai begitu kakinya melemas tak sanggup berdiri lagi. Matanya terpejam bersama dengan dadanya yang naik turun, mencoba untuk mengatur masuknya oksigen ke tubuhnya.

"Permainanmu tidak buruk juga untuk seorang amatir. Tapi kau yakin baik-baik saja, langsung berolahraga setelah makan siang?"

Suara asing itu membuat matanya terbuka, dan eureka!

CILIEGIA - NITIROSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang