Chapter 7

192 35 6
                                    

"Di situ kau rupanya." Minhyuk menatap lurus ke arah kedai soju yang berada dua meter jauhnya dari posisinya saat ini. Lantas ia langsung bergegas mendekati pria yang berada di salah satu meja yang penuh dengan botol soju kosong dan kepulan asap dari panggangan daging di hadapannya itu.

Dan kini Minhyuk pun telah berdiri di hadapan pria itu. Meski ada banyak pertanyaan di kepalanya seperti : apa yang terjadi pada pria itu sampai rambutnya berantakan seperti tidak mandi berhari-hari dan kenapa matanya membengkak seperti tidak tidur selama dua hari dua malam; Minhyuk menahannya sampai ia ikut duduk di hadapan pria yang sepertinya sudah mulai kehilangan kesadarannya itu.

Ia memukul meja pelan, sampai botol-botol hijau bening itu sempat bergetar. Membuat si peminum tersadar dari tidur singkatnya. Sementara itu, merasa adanya guncangan di meja tempat ia memangku tangannya, Namjoon refleks membuka mata dan menatap apa yang ada dalam pegangannya.

"Ah, sumpit. Kenapa dia bergetar?" Persetan dengan pandangannya yang mulai mengabur dan berbayang, Namjoon menyumpit daging sapi yang telah menghitam mirip arang tersebut.

Meski ia sudah tahu bahwa pria di hadapannya ini mabuk berat, Minhyuk masih bertanya-tanya akan kenyataan kenapa Namjoon memilih untuk membuat dirinya mabuk di kedai ini, alih-alih menikmati sepiring steak mahal dan wine bersama calon istrinya di restoran mewah.

"Sepertinya ada yang tidak beres dengan rencananya," gumam Minhyuk sembari menatap lurus pada pria di depannya ini. Pandangan mata Namjoon yang kosong dan nyaris juling itu membuat Minhyuk bergidik ngeri, temannya benar-benar sudah dipenuhi alkohol sampai ke otaknya mungkin.

"Hei, kau mau makan arang ya?!" Tangan Minhyuk yang tengah memegang sumpit itu lantas mengetuk tangkai sumpit logam yang Namjoon gunakan, demi menggagalkan upaya temannya untuk makan daging arang tersebut. "Aku sebenarnya ingin tanya tentang acara makan malammu, tapi sepertinya aku tahu kalau itu gagal." Minhyuk mengambil daging mentah baru kemudian membawanya ke atas grill pan.

"Karena kita baru bertemu lagi setelah sekian lama, aku akan korbankan waktuku demi kau. Puas?" Entah apakah pria itu mendengar Minhyuk atau tidak, ia sudah masa bodoh dan akhirnya memilih untuk memanggang dagingnya dengan damai.

"Wah! Lee Minhyuk! My big bro! Let's get some drink, bro!" Baru sadar jika dirinya tidak sendiri, Namjoon berseru riang dan menjatuhkan bahunya pada temannya itu. Dipeluknya bahu Minhyuk sampai pria itu nyaris berjingkat di atas kursinya.

"Hei! Kau mengejutkanku!" serunya sampai giliran seorang pria yang memunggunginya yang kini berjingkat dan nyaris jatuh dari kursi.

Seakan tidak punya dosa akibat memberi kejutan jantung pada Minhyuk, Namjoon memberikan senyuman polos bersama dengan matanya yang terpejam. Biasanya bagi Minhyuk, Namjoon terlihat manis seakan ia benar-benar adik kecilnya setiap memberi senyum seperti itu, tapi kali ini tidak. Kepalan tinjunya sudah panas dari tadi dan siap menjadikan wajah pria Kim itu samsaknya.

Namjoon tiba-tiba menegakkan punggungnya lalu menuangkan soju ke gelas kosong, kemudian memberinya pada Minhyuk sembari membungkuk hormat. Yang tentu saja diterima Minhyuk dengan setengah hati, mengingat dirinya sedang tidak dalam suasana hati untuk minum.

"Silakan diminum, Hyeongnim," ucap Namjoon dengan suara yang ia buat menjadi dalam dan rendah. Lalu diakhiri dengan senyuman lebar, memamerkan giginya. Kemudian disusul dengan tangannya yang mengacungkan botol soju ke hadapan Minhyuk untuk bersulang.

Wah, orang ini benar-benar menghabiskan lima botol sendirian. Minhyuk tidak ada pilihan selain menubrukkan gelasnya lalu meletakkannya lagi ke meja—ia masih harus mengemudikan motornya pulang ke rumah setelah ini.

CILIEGIA - NITIROSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang