Chapter 2

278 43 11
                                    

Sebuah pemandangan yang cukup umum ketika memasuki rumah kaum lajang, akan ditemukan berbagai kekacauan seperti : pakaian yang berserakan, sampah bungkus makanan di bawah meja, alat-alat makan yang belum dicuci, dan barang-barang lain yang—mungkin—tidak diletakkan di tempatnya.

Namun yang terjadi di tempat tinggal dua wanita lajang ini—Kwon Nayoung dan Choi Yoojoo—mungkin akan membuat siapa pun tidak punya keinginan untuk bertamu ke rumah mereka begitu telah melangkahkan kaki di atap gedung ini, meski dibayar dengan uang berjuta-juta won sekalipun.

Rumah yang disewa Nayoung dan Yoojoo adalah rumah atap dengan minimarket yang berada di lantai dasar. Dan tentu saja dari halaman depan rumah pun dapat dikatakan jauh dari kata rapi atau minimal seperti yang muncul di televisi dan internet—yang estetik dan memanjakan mata. Nyatanya halaman tersebut hanya dipenuhi jemuran-jemuran pakaian yang belum diangkat sejak semalam.

Dan begitu masuk ke dalam rumah, maka akan ditemukan kekacauan seperti yang disebutkan sebelumnya, namun dengan versi yang lebih berantakan. Tidak percaya? Tanya saja pada kaus kaki yang menggantung di leher keran wastafel dapur itu. Apa motivasinya dia berbaring di sana? Lalu apa maksudnya gadis yang berbaring terlentang itu tidur dengan memeluk gantungan baju? Baiklah, itu baru dua contoh. Ini sudah bukan berantakan—secara umum—lagi, tapi sangat berantakan.

Sementara rumah mereka berantakan tidak karuan, Nayoung dan Yoojoo masih tertidur pulas dengan pakaian kuliah yang belum diganti sejak semalam. Masih memeluk gantungan baju, gadis dengan poni yang anehnya masih bisa stand out di tempatnya itu—Yoojoo—tertidur nyenyak di lantai dekat meja berkaki pendek di ruang tengah, sementara temannya—Nayoung—yang tidur di atas sofa tepat di depan meja tersebut mulai mengerjap-ngerjapkan matanya setelah merasakan hangat dari sinar matahari yang masuk melalui jendela atap di atas wajahnya.

"Jam berapa ini?" Nayoung meraih ponselnya yang terletak di meja dan menekan tombol kunci. Matanya lantas terbelalak melihat angka di layar kuncinya. "Apa? Sial!" Sepertinya dia sadar jika ini bukan waktunya bersantai, tak heran ponselnya melayang dan jatuh terbanting ke karpet yang menjadi alas tidur Yoojoo.

Nayoung lantas memukul-mukul perut teman yang berada di bawahnya. "Bangun, Yoojoo! Kita terlambat! Kelas Profesor Jung dimulai sepuluh menit lagi!"

Belum selesai dengan drama terlambat bangun, suara gedoran pintu yang memekakkan telinga menunda usaha Nayoung untuk membangunkan temannya yang masih terbaring dengan tenang dan damai mengabaikan seruannya.

Dengan langkah yang terentak-entak, Nayoung mengumpat dan bermonolog sendiri menuju pintu masuk. "Ah sialan! Siapa lagi yang bertamu di pukul sembilan pagi begini? Lihat saja aku akan—oh, Nyonya Shin." Ocehannya terjeda ketika menemukan seorang wanita dengan kepala yang dipenuhi rol rambut dari bagian depan hingga belakang rambut itu muncul di depan pintunya.

"Ada perlu apa Anda kemari, Nyonya? Bukankah kami sudah membayar biaya sewa bulan ini?" Nayoung melirik ponselnya di tangannya, membuka aplikasi mobile banking-nya. Telunjuknya menyentuh layar ponselnya dan sesekali menggesernya. "Apa uangnya belum terkirim ke rekening tujuan?"

"Kemasi barang-barang kalian. Aku beri kalian waktu tiga hari. Lebih dari itu, kalian kuusir. Paham?!" Penekanan di akhir kata yang terlontar dari wanita berusia lima puluhan itu berakhir dengan nada tinggi. Dan terima kasih pada Nyonya Shin, Nayoung yang masih setengah sadar itu lantas membelalakkan mata.

Nayoung menggaruk kepalanya dan mengecap-ngecapkan mulutnya. "Untuk apa kami berkemas—apa? Kami diusir?" Sepertinya dia sudah sadar dengan apa yang sedang terjadi.

Wanita Shin itu mencubit cuping hidungnya, sementara tangan satunya mengibas di depan wajah Nayoung. "Astaga, bau alkohol! Kau minum-minum lagi? Wanita macam apa yang selalu mabuk-mabukan." Tak lupa tatapan sinis ikut menemani sarkasme itu, kemudian ia berlalu pergi.

CILIEGIA - NITIROSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang