Chapter 5

157 33 5
                                    


"Maafkan aku, Nayoung."

"Tidak apa, selesaikan saja dulu urusanmu. Toh aku sudah tahu alamatnya. Aku bisa pergi ke sana bersama Yoojoo."

"Sampai jumpa."

Yoojoo menghampiri Nayoung yang telah duduk di halte menunggunya sejak lima menit yang lalu. Dan tepat ketika ia berada di samping gadis itu, ia tampak seperti baru saja menerima telepon. "Jungkook jadi ikut bersama kita?"

Nayoung menggelengkan kepalanya, kemudian memasukkan ponselnya ke tas. "Tidak. Katanya dia harus pergi ke perpustakaan kota mencari literatur yang diminta Profesor Nam, dan katanya harus diberikan hari ini. Dia terdengar panik sekali tadi."

Yoojoo menepuk pundak Nayoung kemudian merangkul gadis itu. "Tidak apa. Kau tidak perlu takut tersesat. Toh kita ada GPS. Setidaknya Jungkook telah membantu kita mendapatkan rumah."

Gadis itu benar, Nayoung mengangguk pelan dan tersenyum tipis kemudian berdiri dari halte untuk naik menuju bus yang telah berada di hadapan mereka. Setidaknya hari ini ia bisa tidur dengan tenang karena telah mendapatkan tempat tinggal baru. Dan setelah penandatanganan kontrak ia hanya perlu melanjutkan beres-beres bersama Yoojoo lalu menelepon teman-temannya untuk membantu mereka pindah rumah.

"Nayoung, ada apa denganmu?" Yoojoo mengguncang bahu Nayoung ketika menyadari temannya belum duduk di sampingnya. Gadis itu masih berdiri di dekat kursi dengan tatapan kosong. Sementara itu, Nayoung tak mengalihkan pandangannya dari kaca jendela yang memperlihatkan suasana kota yang sedang ramai akan lalu lintas. Namun fokusnya bukanlah itu, tetapi sesuatu yang ada di dalam kafe di seberang jalan di hadapannya.

Bolehkah dia marah? Bolehkah dia turun dari bus ini kemudian berlari menyeberang jalan untuk menghampiri mereka? Oh, yang benar saja. Nayoung akan butuh keberanian yang cukup banyak untuk melakukan itu. Ditambah bus yang membawanya ini sedang dalam kondisi berjalan.

Dia tidak mungkin menghentikan bus dengan spontan seperti di drama-drama televisi. Baiklah, sebenarnya itu adalah hal mudah, semudah mengorek hidung. Hanya perlu telunjuk sakti yang digunakan untuk menekan tombol di dekat pintu lalu selesai. Namun bagaimana dengan tatapan tajam dan seluruh pandangan penumpang yang fokus pada dirinya?

"Nayoung. Duduklah. Ada apa dengan dirimu?" Yoojoo berhasil menarik Nayoung untuk duduk, sebelum seluruh perhatian tertuju pada mereka. "Kau baik-baik saja?" Meski Yoojoo menghujaninya dengan pertanyaan, Nayoung tetap diam tak menjawab. Punggungnya ia hempaskan pada sandaran kursi lalu mengistirahatkan kepalanya ke jendela bus.

Dalam waktu sekejap, suasana hati Nayoung yang awalnya bahagia karena akan mendapatkan rumah baru justru menjadi kacau ketika melihat Jeon Jungkook membohonginya. Pria itu bukan pergi ke perpustakaan kota, namun pergi ke kafe bersama Han Chaeyeon yang selalu ingin mendekatkan Nayoung pada Jungkook. Apa mau kedua orang itu?

*****

Yoojoo membaca isi kontrak sewa rumah dengan seksama sementara Paman Jeon menyeduh teh untuk disajikan pada kedua gadis yang mengunjungi kantornya itu. Sementara Nayoung masih diam dan lemas dengan pandangan kosong duduk di samping Yoojoo. Ia seakan menyerahkan segala urusan pada gadis itu, toh Yoojoo adalah saudaranya juga, jadi tidak akan ada masalah.

"Ada apa dengan Nayoung? Dia sedang sakit?" Paman Jeon tampak memperhatikan Nayoung sejak gadis itu datang mengunjungi kantornya. Bukannya apa, hanya saja ia mengenal Nayoung sebagai sosok ceria yang selalu tertawa akan leluconnya—yang tidak pernah dilakukan oleh keponakannya sendiri.

Yoojoo melirik gadis di sampingnya. "Oh, dia." Dengan senyum canggungnya, ia mencoba mencari alasan terbaik agar pria paruh baya itu tidak khawatir pada Nayoung. "Nayoung baru saja menyelesaikan kuis. Kuisnya sulit sekali, Paman. Saya beruntung tidak mengambil mata kuliah itu," terang Yoojoo kemudian diikuti tawa renyahnya.

CILIEGIA - NITIROSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang