H A P P Y R E A D I N G
Akhirnya pesta itu telah berakhir dan aku memiliki waktu beristirahat setengah jam sebelum aku mengadakan pesta sendiri. Aku menuju kamar adikku dan memeriksa bahwa dia sudah beristirahat dengan baik, kemudian mengusap kepala adikku dan pergi ke restaurant yang biasanya ku booking.
Sambil menunggu kedatangan mereka di ruang VIP, aku berbaring sejenak hingga akhirnya aku ketiduran.
"Happy Birthday Sweetie," tiba-tiba Darren berteriak riang dan mengagetkan diriku.
"Astaga, aku kaget bangsad," dengan refleks aku membenarkan posisi ku dan berkata kasar.
"Aku dikatain bangsad?" Darren memegang dagu ku dan mendekatkan wajahnya kepada ku, bisa dibilang jarak kami hanya tinggal beberapa centi dan...
(Kriett pintu terbuka)
"Happy Birthday Yuri----" ucapan Aldwin terpotong saat melihat adegan itu.
"Sepertinya aku sampai di waktu yang salah," Ujarnya sambil menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal itu.
( salah tingkah) "Ehh, eng, engga kok Al,
" Aku salah tingkah dan wajahku merah padam, sedangkan Darren pura-pura tidak tahu dengan apa yang sedang terjadi.
Kemudian seorang waiter membawakan cake ulang tahun dan menyalakan lilinya kemudian ia keluar dan tak lupa menutup pintu.
Darren dan Aldwin menyanyikan lagu ulang tahun untukku kemudian aku make a wish sebelum meniupkan lilin. Hanya aku lah yang tau harapan di hari ulang tahun ku yang ke 17.
"Kamu terlihat sangat cantik hari ini. Aku punya hadiah untuk mu bae" kata Darren sambil mendorong sebuah troley yang diatasnya ada kado yang sangat besar. Kemudian dia memberikanku setangkai mawar merah.
"Kalau pacarmu tidak keberatan, aku juga punya kado untuk mu," Aldwin yang tidak mau kalah langsung mengambil kado yang ukurannya hampir sama besar dengan kadonya Darren. Bedanya adalah punya Aldwin sangat lebih ringan sehingga aku bisa memebawanya langsung.
"Wahh besar banget kadonya. Isinya apa sih? Jadi penasaran,hahahahaha," kata ku sambil tertawa.
"Thankyou so much my bae," ucapku sambil mencium pipinya.
"Oh tidak, jangan bucin disini please. Kasian yang ngejomblo," rengek Aldwin smabil meledekku.
Darren hanya tersenyum puas sementara Yurika tertawa terbahak-bahak.
"Orang tua lu ngasih hadiah apa?" celetuk Aldwin.
"Weh gila bro, masak papa ku ngasih restauran hotpot, terus aku disuruh kelola sendiri. Restaurantnya ga besar sih, tapi tar kalau bangkrut gimana? Bisa malu aku Al," kataku sambil menumbuk lengannya pelan.
"Yaelah lu biasanya juga diajarin bapak lu tentang bisnis. Yakin aja sama kemampuan lu,"
"Okelah, tapi kalau soal IT lu yang urus ya, aku ga ngerti sama yang begituan. Ogah-ogahan kalau beli sistem diluar, bayaran pertahunnya mahal. Buang-buang duit aja," ujarku sambil melihat Darren yang tersenyum sumringah.
"Terus gua ga dapat apa-apa dari lu?" ujar Aldwin dengan muka songongnya.
"Yaelah, masalah itu mah gampang," ujarku sambil menyelentikkan jari ku.
"Babe," panggil Darren dengan raut wajah seperti tidak senang.
"Ehh ada yang salah paham. Maksud gua bukan gitu Ren, maksud gua upah buat jajan," ujar Aldwin.
"Biasalah, my bae gampang cemburu," ujarku sambil memeluk lengan Darren.
(Batuk keras) "Teruss, Terusss, Bucin terussss," ujar Aldwin dengan tatapan ledekannya.
"Hahahahha...." Aku tertawa.
S E E Y O U I N
N E X T C H A P T E R
KAMU SEDANG MEMBACA
Wings Of Life
RandomKehidupanku dipenuhi bermacam-macam cerita. Terkadang aku berada di atas dan terladang aku jatuh dan terpuruk. aku bahkan tidak tahu apa yang hsrus kulakukan, hanya pasrah mengikuti alur hidup. Ada banyak yang harus kututupi, ada banyak orang yang h...