10

3 1 0
                                    


Sepulang sekolah aku langsung menuju ke restaurant hot pot ku dan memarkir mobilku. Kemudian aku berlari ke lantai 2 tempat dimana ruangan pribadiku berada dan mengganti pakaianku kemudian beristirahat sejenak.

Tok tok tok (ketukan pintu)

"Masuk," ujarku

"Hai," ujarnya kepadaku sambil membawa tas laptopnya.

(Aku senyum-senyum sendiri dan tidak menggubrisnya karena mengingat kejadian tadi)

"Tch, Hai my ladyboss, Did you hear me?" celetuknya dengan nada yang sedikit lebay.

(Tersadar dari lamunan)"Heh dasar lu, panggil Yuri aja, kayak biasa." Ujarku kepada Aldwin sambil terkekeh.

"Terus lu ngapain senyum-senyum sendiri kayak orang gila tau ga." "Oke,oke. Jadi aku kesini mau ngasih tau operasi sistem yang bakalan dipakai buat mengoperasikan restauran mu. Terus ini ada brosur juga yang udah ku buat, lalu masalah karyawan udah aku posting di web untuk lowongan pekerjaan dan itu semua di submit ke email lu, tinggal lu handle aja selanjutnya, " ujarnya sambil menjelaskan panjang lebar.

Aku bertanya,"Wait, jadi yang nginterview mereka siapa?"

"Ya elu lah, masa iya gua yang interview?" celetuk Aldwin.

"Coba lu bayangin, mereka masuk keruanganku terus tiba-tiba mereka nanya, adek ngapain disini? Bisa panggil mamanya bentar ga? Kan ga lucu Al. kalau lu yang interview kan cocok, badan mu besar, tinggi,sixpack, padat, bidang and then muka lu dah kayak bapak-bapak sih," ujar ku terkekeh.

"Ini anak memang ga ada akhlak," Aldiwn geram dan mencubit pipiku.

"Aww, sakit tau," ujarku sambil memegang pipiku.

"Makanya lu kalau punya muka jangan kayak anak-anak, Coba liat nih gua ada inspirasi stlye biar muka lu keliatan dewasa," Ujarnya sambil mengetik di laptop dan menunjukkannya padaku.

"Boleh juga, tar temenin gua shopping" ujarku sambil memegang daguku

"Lah, kok gua? Nanti gua bisa didatengin sama pacar lu, Udah tau pacar lu gampang cemburuan." Ujarnya dengan ekspresi ketidaksetujuannya

"Yaelah, emangnya gua sama lu bakalan ngapain sih di mall? Dan kalau lu diam dia juga ga bakalan tau. Lagi pula dia kan tau kalau kita best friends. Terus tadi inspirasinya juga dari lui kan?" Ujarku sambil menumbuk lenganya pelan.

"Iya-iya, gua temenin. Btw lu balas dulu email-email dari mereka, besok langsung interview. Habis itu kita langsung ke mall, "

"Iya, aduhh banyak banget lamarannya bingung gua mau milih yang mana, bantuin gua dong," ujarku sambil mengotak-atik komputer dan membaca email satu per satu

"Yaelah Yuri, lu kan bisa liat pendidikan terakhir dan pengalaman mereka. Kalau pengalamannya banyak, terus sesuai dengan bidangnya ya langsung tarik aja, ga susah kan?"

"Ya bantuin kek, udah tau banyak banget, ini udah mau malem loh, aku masih banyak kerjaan di rumah, belum lagi PR menumpuk,errghrgrhh--," ucapanku terpotong karena dia mencubit pipiku lebih kuat.

"Ini anak bawel mulu dari tadi" ujarnya geram sambil mencubit pipiku.

"Woi,woi udah woii, besok gua bisa di intrograsi sama bebeb gua gara-gara pipi gua merah,"

"Hahahahahahahahha." Aldwin mengacak rambutku.

Wings Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang