Aldwin POV

6 2 0
                                    

HAPPY READING

Aku mendapat kabar bahwa Yurika remsi berpacaran. Congratulation to her. Sudah beberapa minggu berlalu dan kedekatan kami sedikit menjauh. Mungkin saja dia sedang sibuk dengan pacar nya dan aku pun mengerti karena Darren merupakan First lovenya. Sebentar lagi Yurika akan memasuki usia ke 17 yang mana setiap perempuan yang memasuki umur 17 tahun akan membuat pesta mewah untuk merayakannya. Biasanya orang menamakannya sweet seventeen. Aku berharap Yurika tidak lupa mengundangku.

Di siang yang teramat dingin karena hujan turun dengan derasnya, aku hanya bisa berdiam diri di kelasku pada saat jam istirahat ke dua. Sesekali aku memandang keluar melihat derasnya hujan dan angin yang bertiup menembus kulit. Biasanya Yurika yang selalu datang ke kelas ku, kini tidak menampakkan batang hidungnya. Ku putuskan untuk berjalan-jalan di sekitar kelas lain dan mengintip-ngintip jika ada Yurika di kelasnya. Tiba-tiba aku menghentikan langkah ku. Mataku tertuju pada sepasang kekasih yang sedang bucin di kelas (sebenarnya satu kelas rata-rata pada ngebucin semua).

"Ohh, jadi ini yang bikin dia ga mampir mampir lagi ke kelasku." Batin ku dalam hati.

Sepulang sekolah, aku mengajak temanku untuk membantuku mencari hadiah ulang tahun. Yang ku tahu, Yurika sangat menyukai teddy bear, namun aku tahu pasti pacarnya akan memberikannya teddybear. Aku ingin memeberikannya sesuatu yang berbeda. Kami pun pergi ke mall yang berada tak jauh dari sekolah. Sambil berjalan dan berdiskusi akhirnya kami menemukan hadiah yang cocok untuknya. Kuputuskan untuk memberinya sebuah boneka rusa berwarna coklat yang berukuran kecil dan bertuliskan happy birthday. Semoga saja dia suka.

Keesokan harinya, Yurika mampir ke kelasku dan memeberikan surat undangan sweet seventeenya. Ternyata dia hanya mengundang aku,dan pacarnya sendiri. Acaranya di mulai hari minggu pada jam 10 malam di sebuah restaurant yang biasa di bookingnya. Itu terlalu malam bagiku karena keesokan harinya aku harus bangun pagi untuk pergi ke sekolah.

"Oi Yuri, ini kemaleman ga sih ngundangnya?" tanyaku dengan raut muka yang bingung

"Iya, yang sweet seventeen kan bukan aku aja, adikku juga. Jadi mama papaku juga bikin party. Mereka ngundang karyawan kantor dan kerabat dekatnya," Jawab Yukari

"Benar juga ya. Aku hampir lupa dengan adik mu," Ujarku sambil menggaruk kepalaku yang tidak gatal.

"Nanti dresscode nya kayak biasa yahh. Baju putih, pakai topeng setengah muka. Biar keren gituloh," Kata Yuri sambil memainkan rambutnya.

"Oke, cant wait to attend your party" kataku sambil menepuk pelan pundaknya.

Yurika tersenyum dengan ceria kemudian bangkit dari tempat duduknya dan berjalan meninggalkan kelas.

Aku menyimpan surat undangannya dan melanjutkan aktivitas belajar ku. Sesekali aku memikirkan bagaimana bentuk dari party yang hanya dua orang ini. aku juga memikirkan bagaimana bentuk kado yang diberikan oleh pacarnya nanti. Aku pun terfikir untuk mengerjain Yurika dengan membungkus kado dengan kotak dan kertas kado berlapis-lapis. Tak bisa kubayangkan bagaimana wajah frustasinya pada saat membuka kado yang tampaknya sangat besar namun isinya tidak sebesar yang dibayangkan. Aku pun tertawa kecil dan saat itu juga sebuah penghapus papan tulis terbang dan mendarat di kepalaku.

"Aww," aku meringis kesakitan.

"Apa yang sedang kamu ketawakan? Kamu sedang mentertawakan saya?" Tanya seorang guru Akuntansi yang terkenal killernya.

"Engg, tidak pak, saya-" ucapan ku terpotong oleh seorang perempuan yang duduk di depanku

(mengangkat tangan) "Maaf pak, resleting celananya kebuka pak," kata temanku sambil menutup wajahnya

"Pfft--" Satu kelas termasuk diriku menunduk dan menahan tawa.



SEE YOU NEXT CHAPTER

Wings Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang