She - 7

1.4K 133 1
                                    

Sejak pagi aku tak masuk ke kelas. Bukan karena aku malas atau berniat bolos. Hanya saja, kenyataan bahwa seseorang tengah mengancamku membuatku terus memikirkannya. Tadi saat aku membuka loker sebuah kertas hitam dengan tinta merah terjatuh.
Jauhi Alex, atau kau akan menyesal. Seharusnya kau tahu jika kau bukan lah seseorang yang dia cari. Jauhi, atau aku benar-benar akan membuat pelajaran padamu.

Sejujurnya aku tidak takut. Hanya saja, aku terus kepikiran. Apa maksud surat itu? Apa masksud dari aku bukan lah yang dicari oleh Alex? Memangnya Alex tengah mencari seseorang?

"Hei?" Aku mendongak dan mendapati James tengah berdiri di depanku. Lelaki itu menggunakan varsity hijau-putih. Rambutnya yang dicepak membuatnya terlihat rapi, terlebih tubuhnya yang tinggi dan berisi membuatnya benar-benar tampan. Aku heran, kenapa dia belum memiliki kekasih. Padahal dia dan Alex merupakan most wanted boy di sekolahku. Mereka berdua adalah pasangan kapten dan wakil basket yang handal. Keduanya benar-benar saling mengisi. Bahkan saat keduanya tengah bermain  seakan tengah melihat pertunjukan sulap.

Aku selalu mengagumi permainan mereka berdua. Benar-benar indah. Terlalu indah hanya untuk sebuah permainan basket.

"Ada apa? Kau terlihat murung?" Tanyanya kemudian aku menggeleng.

"Tak ada. Kenapa disini?"

James tak menjawab kemudian membawa tubuhku dalam rengkuhannya. Kenapa dia melakukan ini?

"Jangan cemas. Kau bisa bercerita jika mau," katanya dengan sorot menenangkan.

"Terima kasih."

Dan kemudian, secepat kilat bibirnya berada di depan bibirku, berbeda lima centi. "Kau harusnya tahu apa yang kau lakukan."

Kemudian dia tersenyum, mengusap puncak kepalaku dan berjalan meninggalkanku.

Sialan. Tak cukup kah dengan surat itu? Kini bahkan kepalaku sudah lebih pusing. Aku hanya ingin pulang dan tidur.

* * *

Asekkkk

Gue bete by the way nungguin temen hueee

A Piece of PuzzleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang