Aku mendapati diriku menangis terisak saat Medusa itu nempermalukanku. Sialan. Kenapa u tak bisa melawan? Karena aku terlalu marah. Terlalu malu. Dan aku benci karena Alex tak melakukan apa pun. Oh. Aku lupa, dia kan pacaranya.
Aku tak menyangka, jika aku menyukai seaeorang yang jelas-jelas sudah memiliki kekasih. Tahu tidak bagaimana rasanya? Sakit. Seakan dadamu dibedah dan ditaburi garam juga perasan jeruk nipis. Perih.
Tadi Karen bilang aku ini nerd dan gak akan pernah pantas untuk seorang Alex. Aku bahkan gak pernah bermimpi untuk itu. Aku gak boleh lemah. Jadi aku menghapus air mataku dan berjalan ke depan cermin. Karen mencari lawan yang salah. Aku akan membuktikan jika aku memang pantas untuk menyukai Alex.
Lihat saja, pertama aku akan merebut posisinya. Kualihkan pandanganku ke meja belajar, ada tumpukan puzzle di dalam kaleng. Dan beberapa piala yang berjejer di sampingnya. Kau, Karen siap-siap saja akan terdepak dari jabatanmu. Aku menggerai rambutku, kau salah mencari musuh. Karen mau melihatku pantas? Maka aku akan meladeninya dengan sangat baik.
"Mam, aku mau belanja!" Seruku kemudian berlari menuju kamar mandi.
Kalian semua yang telah merendahkanku akan menyesal mulai besok.
* * *
Nah lho?!
