Sejak pagi, aku belum melihat Chelsea. Kemana gadis itu? Ini sudah jam makan siang dan sial, aku khawatir padanya. Aku kembali menatap ponselku, tapi tak ada satu pun pesan yang dibalasnya. Baik secara konvensional pun dengan chatting yang terupdate. Rasanya aku ingin mengubur diriku saja!
"Hallo sayang, kok kamu terpuruk gitu sih?" Nah sekarang aku heran bagaimana bisa aku -pernah- berpacaran dengan Karin?
"Gak usah panggil aku kaya gitu deh," kataku sambil menutup loker. Sialnya gadis itu masih saja mengikutiku.
"Tahu tidak? Tadi aku melihat Chelsea dengan sahabatku, James." Aku langsung terdiam, menatapnya seolah mengatakan hal itu gila.
"Sumpah! Kalau tidak percaya lihat saja, mereka ada di taman belakang," kata-kata selanjutnya tak kudengar. Kemudian yang aku lakukan adalah berlari menuju taman belakang, secepat yang aku bisa. Sial, apa ini? Mataku pasti sudah rusak. Ini pasti gurauan. Karena yang aku lihat adalah mereka tengah berciuman.
Sialan. Jadi begini rasanya jika di tusuk seseorang yang kau percayai dari belakang? Apa harus sesesak ini? Apa rasanya semenyakitkan ini? Sialan.
Seperti, seseorang tengah menusukku berulang kali di tempat yang sama. Seakan seseorang menabur garam di darah yang masih segar. Seakan seseorang menambahkan perasan jeruk nipis di atasnya, sialan. Dan kemudian yang aku sadari adalah aku berlari dari tempat itu. Meninggalkan mereka. Meninggalkan sekolah. Hal terakhir yang aku ingat adalah pekikan orang banyak, kemudian semuanya gelap.
* * *
Nah lho, dia kenapa?
Vomment jangan lupaaa ;)