Di sisi lain, setelah Johnny mengantarkan Mark, keadaan di ruangan itu tidaklah jauh lebih baik dari sebelumnya. Masih banyak tanda tanya dari anggotanya dan Taeyong mengetahui itu. Namun ia mempunyai alasan yang valid yang dapat membuat semua mengerti, terutama Doyoung dengan sifat khawatir berlebihannya itu.
Taeyong menarik napas kecil, "Mark adalah seorang vampire pureblood."
Dan semua orang di ruangan itu terkesiap. Doyoung jauh lebih parah, dan Taeyong tidaklah kaget.
Ten mendengus, "Kau bercanda."
"Tidak... Taeyong tidak akan bercanda tentang hal ini." di sampingnya, Kun membalas ucapan Ten.
"Taeyong, bukannya pureblood hanya ada di kalangan covin besar? Mereka tidak berkeliaran begitu saja kan?" tanya Taeil, karena sudah bukan rahasia jika Pureblood bukanlah vampire biasa dan pureblood yang berkeliaran bukanlah hal yang lumrah dikarenakan status mereka.
"Itu juga yang menjadi pertanyaanku. Dan dari semua reaksinya, Mark sepertinya tidak menyadari jika dia seorang pureblood, apalagi seorang vampire."
"Apa ada kemungkinan jika dia terlahir dari dua vampire infected?" Tanya Jungwoo penasaran, namun ekspresinya masih sedikit terkejut.
"Aku ragu karena persentasenya kecil sekali, tapi itu tidak menutup kemungkinan." Jawab Taeyong, dan vampire infected biasanya tidak dapat menghasilkan keturunan tapi persentasenya tidaklah nol.
"Lalu siapa orang tuanya?" Tanya Yuta. Mereka semua berpandangan, karena hal itu yang menjadi kunci kenapa Mark bisa disini dan kenapa dia bahkan seperti tidak tahu apa yang terjadi.
"Daripada hal itu...bagaimana kita memberitahukannya?" Ucad Doyoung, memecahkan keheningan.
"Aku akan memberitahukannya." Balas Taeyong, walaupun dia sedikit ragu dia bisa meyakinkan Mark mengingat kejadian ini begitu tiba-tiba. "Dan Doyoung akan membantuku." Lanjutnya.
"...darah, di lehermu?" Tanya Jaehyun. Taeyong tersenyum dalam diam saat ia melihat kilatan mata khawatir Jaehyun walaupun sedikit samar.
"Ah... Mark menggigitku, sepertinya Mark baru berusia 20 tahun baru-baru ini dan dia akan mencari darah segar sesuai dengan instingnya, akan berbahaya jika dia tanpa sengaja menggigit seorang manusia dan menginfeksi manusia itu menjadi vampir karena dia belum bisa mengendalikan kekuatannya. Itu juga alasanku untuk memasukannya ke dalam covin kita."
"Apa yang akan kita katakan pada Covin utama? Mereka pasti akan meminta alasan kenapa kau keluar hari ini." Tanya Doyoung.
"Katakan jika aku merekrut seorang vampire infected yang tidak tahu siapa yang menginfeksinya. Mereka akan mempercayainya karena kasus baru-baru ini."
Salah satu hal aneh tentang covin utama, mereka memiliki mata dimana saja. Pergerakan selangkah dari covin kecil, dan mereka akan meminta penjelasannya keesokannya. Sudah menjadi kewenangan mereka memantau covin-covin atas pergerakan mereka di luar markas mereka dan mengingat kejadian baru-baru ini, mereka memperketat pengawasan mereka. Walaupun begitu yang mereka awasi hanyalah para ketua Covin.
"Oke, sepertinya penjelasan malam ini cukup. Saatnya kita beristirahat, okay? Terutama Ten, Winwin, dan Kun, kalian besok berangkat ke Tiongkok kan?" Ucap Taeyong kepada mereka bertiga.
Ten mengangguk, "Yep, dan kau beraninya memanggil kami kesini, hyung." Candanya.
"Aku bahkan berani menyuruhmu mengurus tanaman strawberry milik Doyoung saat ini juga." Balas Taeyong dengan nada datar walaupun begitu ia hanya sedang bercanda.
"Kau tidak akan berani." Balas Ten lalu berdiri dan merenggangkan tubuhnya. "Ah aku akan tidur nyenyak karena Taeyong-sshi berbicara padaku." Masih canda Ten.
Taeyong hanya tertawa kecil, menghiraukan kalimat Ten barusan. "Malam semuanya." lalu ia keluar dari ruangan itu dan diikuti dengan anggota lainnya.
Menyisakan Jaehyun yang duduk terdiam, dengan Jungwoo yang duduk sedikit jauh darinya. Ia melihat Jaehyun dengan pandangan khawatir dan Jungwoo dengan jelas mengetahui apa yang dipikirkannya. Ia berdiri lalu berjalan ke arah Jaehyun, berdiri di depannya.
"Hyung... aku tahu yang kau pikirkan-"
"Sungguh?" Potong Jaehyun, tidak menghiraukan ekspresi tersentak Jungwoo. "Lalu apa yang kupikirkan, Jungwoo?"
"Taeyong-hyung... dengan pureblood baru itu..." Suaranya semakin kecil, tapi ia yakin itulah yang Jaehyun pikirkan mengingat bagaimana hafalnya dia dengan hubungan antara ketuanya dan Jaehyun.
Jaehyun tersenyum kecil, jauh dari kata senyum hangat. "Bukan." Lalu ia berdiri di tepat di depan Jungwoo. Matanya seakaan menusuknya dan Jungwoo segera menurunkan pandanganya, memilih untuk tidak menatapnya lebih lama. "Terimakasih telah mengkhawatirkanku." Ia menepuk bahu Jungwoo pelan dan pergi melaluinya.
Jungwoo terdiam, dia tahu Jaehyun berbohong. Ia harus mengatakan sesuatu. Namun saat ia berbalik, "Jaehyun-hyu-" ia tercekat saat melihat Johnny bersender di pintu ruangan itu.
Johnny melipat kedua tangannya di dadanya. "Bicaralah padanya besok, dia tidak akan mendengarkanmu dalam keadaan panas."
Jungwoo terdiam, namun dia menangkap sesuatu dari ekspresi Johnny. "...Apa Johnny-hyung mengetahuinya?"
-.-
Di tempat lain, Doyoung berdiri di ruangan kerja Taeyong. Memperhatikan ketuanya yang sedang mencari sesuatu di rak buku tinggi menjulang yang ada di belakang meja kerjanya.
Doyoung menghela napas lelah, "Taeyong-sshi kembali lah ke kamarmu dan harap ganti bajumu sebelum noda itu menempel terlalu lama dan akan merepotkan untuk membersihkannya."
Taeyong masih sibuk dengan buku-buku dan dokumennya, tidak mengidahkan ucapan Doyoung. "Aku bisa membuangnya."
"Darah itu kotor-"
"Ini darahku sendiri, bukan masalah." Potongnya.
Jika saat ini ia dan Taeyong tidak dalam keadaan lelah, ia bersumpah akan menarik kerah ketuanya dan melemparkannya ke ruangannya.
"Taeyong-sshi... aku tahu kau khawatir soal Mark, tapi kau sendiri yang mengatakannya jika malam ini kita seharusnya beristirahat."
"Aku tahu." Jawabnya, namun mata dan tangannya masih berkutat di raknya. Masih sibuk mencari dokumen yang Taeyong tahu dia menyimpan disana, namun kenapa saat ia membutuhkannya kenapa ia tidak bisa menemukannya.
"Daftar vampire pureblood ada di perpustakaan Taeyong-sshi, aku yang memindahkannya."
Dan akhirnya Taeyong menghadap ke arahnya. "Kau benar... padahal aku yang memintamu memindahkannya..." ucapnya lalu bergegas menuju pintu kantornya.
Tidak sampai ia menyentuh knob pintunya, tangannya Doyoung sudah memegang pergelangannya. "Taeyong-sshi, kumohon..."
Pandangan Taeyong melembut, namun ia masih terlihat gigih. "Maaf, Doyoung, tapi-"
"Besok. Tidak ada yang bisa kau temukan tanpa penjelasan Mark sendiri apalagi dengan tubuh lemahmu setelah dia menghisapmu, kau bisa pingsan di detik kapanpun dalam keadaan seperti ini. kau ketua kami, jika kau tidak bisa menjaga tubuhmu, bagaimana-"
Taeyong memotong ucapan Doyoung dengan jari telunjuk menutup bibir Doyoung. "Aku mengerti. Maaf. Tapi kau berisik sekali aku tidak tahan. Baiklah aku akan kembali ke kamarku dan kau juga kembali ke kamarmu, okay?"
Doyoung mengangguk, lalu membukakan pintu untuk mereka berdua dan membiarkan Taeyong keluar terlebih dahulu. Setelah memastikan Taeyong masuk ke kamarnya, Doyoung menghela napas kecil. Lalu ia masuk ke kamarnya.
-.- TBC -.-
Ship disini ship mainstream NCT tapi sedikit ada bumbu-bumbunya jadi... hehehehe /nggak
Terimakasih telah membaca dan diterima saran dan kritiknya! XD
KAMU SEDANG MEMBACA
Dye in Red [BL]
Fanfiction[Markhyuck, Jaeyong, etc] Vampire!AU Lee Mark, memiliki kehidupan yang normal sampai di suatu malam berbulan, tanpa kehendaknya ia menyerang seorang pria yang terlihat tidak keberatan dengan fakta jika ia telah diserang oleh Mark. Lalu keesokan hari...