CHAPTER 1 : Red

1.6K 163 13
                                    

Malam masihlah dingin walaupun dengan keramaian kehidupan malam dan gedung-gedung tinggi yang menjulang. Kota nyatanya tidak pernah tidak begitu sepi. Mark sudah tinggal di kota ini jauh lama dari ia pikirkan, namun masih saja ada seluk beluknya yang ia tidak ketahui. Terutama tentang mobil sedan, dua orang pria, dan es batu dalam gelas.

Dan disinilah Mark, di sebuah mobil duduk dengan canggungnya dengan pria yang sepertinya 'korban'nya yang duduk di sampingnya dengan senyum tipis dan es batu di lehernya, yang omong-omong Mark tidak tahu darimana asal es batu itu. Apa Mark akan di bawa ke kantor polisi? Sumpah Mark tidak punya alasan valid jika ia ditanya kenapa ia mengigit leher pria tampan di sampingnya? Tidak lucu kalau ia menjawab ia tiba-tiba ada hasrat atau semacamnya. Saat Mark ingin meminta izin untuk berbicara, tiba-tiba pria yang mengemudikan mobil itu berbicara lantang.

"Penjelasan, Taeyong-sshi." Ucapnya dan matanya menatap melalui cermin depan mobil.

"Oh ayolah, Doyoung-"

"Tidak. Keluar tanpa izin dengan menyogok Johnny, tiba-tiba menelponku di saat aku sedang membuat laporan hanya untuk menjemput pantatmu dan di tengah jalan kau menelponku lagi dan meminta es batu."

"Hanya es-"

"ES BATU!" Mark berjegit kecil, baru pertama kali ia mendengar seseorang berteriak es batu dengan begitu niatnya. Pria di sampingnya meringis kecil namun sepertinya pria yang mengemudi itu tidak mendengarnya. "Taeyong-sshi apa kau sadar sulitnya mendapatkan es batu pada jam satu malam di jalan satu arah?!!"

"Um... haha." Balasnya dengan tawa kecil yang canggung.

Dan Mark hanya bisa terdiam, rasanya seperti sedang bermain ke rumah teman, dan teman itu tiba-tiba dimarahi orang tuanya karena membawa orang ke rumah. Canggung sekali.

"Penjelasan. Dan aku tidak ingin mendengar kau memungut seseorang di jalan."

"Sebenarnya... aku memang berencana memungut... um, namamu?" ucap pria yang sepertinya bernama Taeyong, dan pria yang bernama Doyoung meliriknya melalui cermin depan mobil itu.

"M-Mark... Mark Lee."

"Ya! Aku berencana memungut Mark Lee!"

"Hah?! Taeyong-sshi!"

Jika Mark memiliki keberanian yang sama, Ia juga sangat ingin berteriak dan meminta penjelasan. Namun sepertinya semua keberaniannya hilang sejak ia melihat Taeyong dengan darah yang memandikan lehernya.

"Aku akan memberikanmu penjelasan saat di rumah nanti, Doyoung. Jadi berhenti menakut-nakuti Mark dan berkendaralah dengan tenang, okay."

Dan ucapannya itu di balas decakan kecil dari Doyoung. Mark masih terduduk kaku lalu bergumam kecil, "Maaf... Taeyong-sshi..."

"Hm? Ah ini? karena kau mengigitku? Tidak perlu dipikirkan." Ucapnya dengan senyum tipis. Mark bernapas lega dalam hati, tapi kenapa Taeyong santai sekali?

"Jadi... um, jika aku boleh bertanya, kita ingin kemana...?" Tanya Mark.

"Rumah kami."

"K-Kami...?"

"Ya, Kami." Mata Taeyong melirik Doyoung, lalu kembali kearah Mark dengan alis yang terangkat. "Apa menurutmu hubungan kami sehingga kami satu rumah?"

"Jangan mengada-ada Taeyong-sshi." Sela Doyoung dengan cepat, matanya masih terfokus pada jalan.

Taeyong tertawa kecil lalu bersender, ia membawa matanya melihat kearah luar jendela. Jalanan tidak pernah sepi itu menjadi pemandanganya yang seakan menarik Taeyong. Ia tersenyum, "Saat kita sampai nanti, aku akan menjelaskan semuanya, Mark."

Dye in Red [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang