Chapter 7: Pendekatan

7.4K 872 222
                                    

Warning! Kemungkinan banyak typo(s)!!
Jika ada kesalahan penulisan nama , silahkan komentar agar bisa saya perbaiki. Ini adalah remake dari Karya saya dengan cast yang lain.
.

.

.

"Lee Jeno, sialan!"

Jaemin sedari tadi terus mengumpati bossnya yang bahkan tidak menunjukan batang hidungnya sekalipun hari ini. Teman-temannya berulang kali melirik Jaemin yang melampiaskan kekesalannya dengan melakukan semua pekerjaan dengan cepat dan akurat.

"Renjun-ah, bisa tidak kau tutup mulutnya?" Renjun memandang maid lainnya dengan raut ragu. "Aku takut dia akan terkena masalah lain lagi dengan Tuan Lee."

Renjun beralih memandang Jaemin yang terus mengomel tanpa henti. Sungguh kepribadian yang tidak cocok dengan wajah manisnya.

"Jaem? Ingin dibantu?" Tanya Renjun yang mendekat sembari membawa alat pembersih kaca, sedang Jaemin sibuk membersihkan kaca-kaca itu hingga mengkilap.

"Silahkan Renjunie."

Mengulum senyum dan kini berdiri disamping Jaemin. Sesekali melirik ke arah Jaemin yang masih mendumel meskipun tidak sekeras tadi.

"Na, apa kau sedang ada masalah?" Renjun bertanya. Jaemin langsung membanting kain yang ia pegang ke lantai dan berkacak pinggang.

Sangking kesalnya, kening itu berkedut dan mulutnya terus meniup helaian poninya berulang kali dengan hembusan kasar.

"Kemarin aku ditelpon ibuku." Renjun tersenyum kikuk, merasa ada yang tidak beres dari kalimat tersebut karena saat ini Jaemin telah tertunduk dalam dengan jari-jari yang memijit pelipis.

"Ibuku mengomeli ku tanpa henti dan itu membuatku pusing! Itu semua karena si Lee Jeno itu! Jika dia tidak menelpon ibuku maka aku tidak perlu mendapat omelan dari ibuku! Dan juga dari ayahku! Augh, mengingat hal itu sungguh membuatku kesal."

"Kenapa ibumu mengomel? Apa yang Tuan Lee katakan?"

Nafas Jaemin  semakin memburu dan jari-jari tangannya kini menyisir helaian rambutnya kebelakang.

"Dia mengatakan bahwa dia masih membutuhkanku, setelah sebelumnya dia mengatakan ingin memecatku! Aku tidak memberitahu ibuku bahwa aku akan dipecat, tapi dia dengan mudahnya menelpon ibuku dan mengatakan hal itu sehingga ibuku curiga! Aku bersumpah tidak berniat pulang sama sekali karena demi apapun ibu dan ayahku tidak akan sudi meminta ku kembali ke Jepang setelah aku benar-benar punya penghasilan sendiri. Aku menjadikan kedua orang tua ku sebagai alasan agar Tuan Lee tidak menahan ku lagi, tapi dia sungguh hebat—"

Mendongkak dan tertawa keras. Mengundang tatapan aneh dari sosok Renjun yang hanya diam dan memperhatikan.

"— dia menelpon ibuku dan mengatakan hal itu! Bukankah secara tidak langsung dia akan mendorongku ke tepi jurang?! Jika ibuku tau bahwa aku menjadikannya sebagai alasan maka matilah aku!"

Jaemin akhirnya selesai. Nafasnya memburu karena berbicara tanpa henti. Namun ketika ia melihat Renjun, pria yang sebelumnya bertanya keadaannya mendadak sibuk membersihkan kaca yang bahkan sudah ia bersihkan.

"Jaeminie, sepertinya ibumu akan senang mendengar ini."

Kedua mata Jaemin membelalak seketika. Pria manis itu langsung berbalik badan dan berjengit kaget ketika menemukan sosok bossnya berdiri tepat di belakangnya entah sejak kapan.

"Tu-tuan Lee?"

Jeno tersenyum melihat bagaimana kalutnya Jaemin saat ini. Menggemaskan.

"Hmm."

My Beloved Boss [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang