28| Pengakuan

4.6K 276 36
                                    

Guyss,gue comeback woaahh!!
Maapkeun baru up yah. Gue baru sempet nulis,hehe. Orang ngaret jam,hari atau minggu. Gue ngaret sebulan😂
Thanks yg ud nunggu, votemen,dan baca.
Maaf karna gaje,typo,gak nyambung dll.
Selamat Reading!!!
-

-

-
Aroma obat-obatan dan juga disinfektan memenuhi ruangan serba putih ini. Ruangan yang begitu sunyi dengan suara mesin EKG (Elektrokardiogram) yang terus berbunyi, untuk memantau detak jantung seseorang yang saat ini masih berada di alam bawah sadarnya.

Ditemani seorang laki-laki yang sedari tadi enggan untuk beranjak dari tempatnya. Masih setia menunggui sang adik  yang tak kunjung membuka mata. Bahkan tangannya sedari tadi terus menggenggam erat tangan sang adik yang juga adalah kembarannya.

Setelah aksa yang tiba-tiba kejang tadi,Reza memutuskan untuk menjaga adiknya. Meskipun ditentang oleh Darren,namun dengan bujukan Kevin dan juga Alex membuatnya berada disini saat ini.

"Lo mau denger gue cerita gak?"tanya Reza,menatap Aksa yang masih tertidur sembari menggenggam tangannya.

Hening

"Ah,anggap aja iya."

Reza menghela nafasnya,sebelum memulai untuk berbicara.

"Awalnya gue kesini mau kasih tau lo soal abang. Dan juga,gue mau minta maaf sama lo karna udah salah paham selama ini. Tapi—" Reza menghentikan ucapannya. Bibirnya tiba-tiba kelu untuk mengucapkan kata-kata selanjutnya.

Reza memejamkan matanya. "Tapi gue malah dapet kejutan dari lo."

"Gue yang jahat sama lo. Gue yang udah sakitin lo. Tapi kenapa Tuhan hukum gue lewat penyakit di tubuh lo? Harusnya gue yang nanggung akibatnya,bukan lo."

Reza menatap sendu Aksa yang belum juga bangun. Air mata lolos dari pelupuk matanya. Ia tidak tau bahwa semuanya akan jadi seperti ini.

"Selama ini gue berusaha buat cari-cari bukti bareng Sam. Karna gue masih gak percaya kalo lo yang bunuh abang. Tapi,gue gak dapet apa-apa. Semua zonk. Terus disaat gue pulang,gue nemu sesuatu dikamar lo,"ujarnya dengan suara serak.

Reza menceritakan semuanya. Meskipun Aksa tidak mendegarnya pun ia tetap bercerita. Dari awal sampai akhir.

Bagaimana dia harus pergi bolak-balik ke luar kota hanya untuk berkunjung ke rumah lamanya. Mencari bukti-bukti yang tersisa. Bahkan ia sampai menemui pemilik rumahnya yang dulu untuk mengecek kamera cctv yang terpasang pada saat itu. Namun dia tidak menemukan apa-apa.

Hingga saat dia pulang kerumahnya,ternyata pintunya tidak terkunci. Bahkan seluruh ruangan gelap dan sunyi.

Dia memang mengatakan bahwa ia pergi beberapa hari bersama ayah dan bundanya. Tapi percayalah itu hanya alibinya saja. Yang sebenarnya terjadi adalah ia mencari bukti seorang diri dan ayah bundanya pun sedang mengurus bisnis mereka.

Tujuan utamanya adalah kamar Aksa. Ia hanya ingin sekedar memeriksa keadaan adiknya. Namun,betapa terkejut dirinya saat melihat kamar Aksa yang berantakan. Dipenuhi barang-barang yang hanya dia yang menyimpannya. Lalu bagaimana semua itu berada disana?

Reza masuk kedalam kamar Aksa dan menelusuri isinya. Melihat semua barang-barang yang menjadi kenangan dari abangnya. Dia juga bisa melihat bercak darah yang sudah mengering dilantai kamar Aksa. Hingga dia menemukan sebuah kertas usang yang terhimpit diantara buku dan kamera milik abangnya.

AKSA ALDHITAMA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang