7| Lemah

4.1K 325 8
                                    

Hallo semua?!! Masih ada yg stay disini kah?? thanks buat yang udah mau baca cerita ini. Mungkin crita ini akan hiatus sampe lebaran. Dan ak usahain setelah lebaran lngsung aku up sampe tamat. Semoga aja. Wkwk
Selamat Reading!!!

-

-

-

Aksa terbangun saat merasakan sesuatu dari perutnya mendorong ingin keluar. Buru-buru ia bangkit dari tidurnya menuju kearah kamar mandi. Dengan sisa tenaga yang ia punya,ia terus memuntahkan isi perutnya. Meskipun tak ada yang keluar, melainkan cairan bening saja.

Hueekk

Hueekk

Lemas. Tubuhnya lemas. Dirinya hanya mampu terduduk dilantai dengan closed sebagai penopangnya. Kepalanya begitu sakit,dan dia tidak punya lagi tenaga untuk bangkit.

"Hah..,hah...,g-gue kenapa sih,"Aksa memejamkan matanya dengan nafas terengah-engah untuk meredakan rasa nyeri di kepalanya.

Tok.. tok.. tok..

Ketukan pintu terdengar. Aksa tak tahu siapa yang mengetuknya. Hingga ia mendengar suara yang familiar ditelinganya.

"Den,bibi masuk ya. Bibi bawain bubur sama obat buat aden,"ujar bi Ina.

Bi Ina masuk ke kamar Aksa saat tidak mendengar jawaban dari sang empunya kamar. Setelah masuk,bi Ina tak mendapati Aksa terbaring di kasurnya. Hingga matanya menelusuri setiap inci kamar dan matanya tertuju pada pintu kamar mandi yang terbuka. Bi Ina meletakkan nampan yang ia bawa dan berjalan kearah kamar mandi.

"Aden,Aden di dalem??"teriak bi Ina dari luar.

Namun tak ada jawaban.

"Den??Aden gapapa??Aden di dalem??"tanya bi Ina sekali lagi.

"I-iya bi!!"seru Aksa dari dalam dengan suara serak.

"Aden baik-baik aja??"

Karna tak mendengar jawaban lagi dari dalam,Bu Ina dengan terpaksa masuk ke dalam dan menemukan Aksa yang terduduk dilantai dengan wajah pucatnya tengah mengusap darah yang mengalir dengan punggung tangannya.

"Astaga Aden!!!"

Bi Ina terkejut melihat keadaan Aksa yang seperti itu. Ia membantu Aksa untuk berdiri dan menuntunnya menuju tempat tidur.

Setelah membaringkan aksa ke tempat tidur,Bi Ina mulai membersihkan area yang terdapat noda darah disekitar wajahnya. Selesai dengan itu,bi Ina dengan telaten mulai menyuapi aksa bubur yang dibawanya.

"Mending Aden ke rumah sakit aja den,gak tega bibi liat Aden kaya gini,"saran bi Ina.

Aksa sebenarnya berpikir demikian. Ia ingin memeriksakan tubuhnya yang akhir-akhir ini sangat lemah. Pingsan tiba-tiba,mimisan,nyeri kepala yang amat sakit,dan ia sangat tidak kuat dengan semua rasa sakit yang dia alaminya belakangan ini.

"Nanti Aksa ke dokter bi,"finalnya.

Hanya dentingan sendok dan mangkuk yang terdengar,hingga tiba-tiba Dhita berteriak keras memanggil bi Ina.

"Bibi!!bibi!!!"

Aksa mengambil mangkuk yang berada ditangan bi ina,"bibi dipanggil bunda. Aksa bisa makan sendiri kok. Bibi buru ke bawah gih,ntar bunda marah."

"Yaudah bibi kebawah dulu,kalo Aden butuh apa-apa panggil bibi a-"

"YAAMPUN BIBI DIPANGGILIN DARI TADI TERNYATA DISINI!! ITU DAPUR URUSIN. INI MALAH NGURUSIN ORANG LAIN. CEPET SANA URUS DAPUR."

AKSA ALDHITAMA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang