#13

17 4 0
                                    

"Masih ditekuk aja tuh muka, senyum dikit dong!" Zalva malah semakin menekuk wajahnya.

Kini Zalva dan Ditto duduk di kursi bar YOU Café dengan masing-masing menghadap gelas berisi minuman pesanan mereka. Ini adalah bagian dari permintaan Ditto kemarin. 'Lo harus mau jalan sama gue,' bagian dari itu. Mereka gagal pergi malam karena Ditto mendadak ada urusan dengan pelatih basketnya. Zalva yang sudah senang malam itu, mendadak harus menurunkan lagi senyumannya karena pagi-pagi Ditto sudah mengetuk pintu rumahnya. Meminta ganti kegiatan mereka yang harusnya terlaksana tadi malam.

"Zha, gue mau ngomong serius nih, dengerin," Zalva memfokuskan pandangannya pada cowok yang duduk di sampingnya itu.

"Apaan?"

"Bentar lagi gue ada turnamen basket, gue salah satu pemain utamanya."

"Ya, terus?" tanya Zalva dengan pandangan tidak paham.

"Gue nggak bisa nganterin lo pulang. Kalau berangkat masih bisa, tapi kalau pulang nggak bisa soalnya gue harus latihan," Zalva mengerutkan dahinya, lalu mengangkat bahunya pelan.

"Pasti lo mikir kalau gue bakalan dengan senang hati nggak lo anterin pulang? Iya kan! Jawabannya, salah!" kini Ditto yang membulatkan matanya, menatap Zalva heran.

"Sakit, ya, Zha? Kalau badan lo nggak enak, dari tadi bilang dong! Gue kan nggak perlu maksa lo keluar."

"Gue serius! Lo tega banget gue dibiarin pulang sendiri, naik motor sendiri padahal belum punya sim, naik ojek onlen yang helmnya gantian sama orang banyak. Jahat lo, Dit!"

"Ya terus gimana dong, Zha? Mau gue suruh anterin Ridho?"

"Yang iya aja gue pulang sama Ridho! Gak mau!"

"Ya terus sama siapa?"

"Sama lo lah, emang mau sama siapa lagi?"

"Gue selesai malem, Zha. Lo mau nungguin?" tanya Ditto dengan nada penuh keraguan.

"Gue latihan teater sampe malem juga, kalau lo mau tau," Ditto menatap Zalva kaget sebentar, lalu menghela nafas lega.

"Kalau ngomong yang jelas, dibiasain! Jangan bikin panik!" Ditto menyentil pelan hidung Zalva, sedangkan Zalva malah tertawa kecil.

"Lo sendiri kenapa suka motong gue ngomong? Gue tuh ngomongnya belum selesai," Zalva masih tertawa melihat wajah kesal Ditto.

"Terserah! Lo latihan apaan sih, sampe malem segala? Sama siapa aja latihannya? Gue kenal nggak? Ada temen lo? Berapa orang? Kira – kira lo–"

"Lo emak gue?" tanya Zalva sarkas memotong pertanyaan Ditto.

"Bukan. Jawab pertanyaan gue tadi!"

"Apa aja tadi? Gue sama temen-temen teater lah, masa sama anak futsal. Gue nggak tau lo kenal atau engga. Ada temen sekelas gue dua orang. Kira-kira totalnya ada 40 anak. Gue latihan buat pentas teater sekolah, belum tentu gue kepilih sih sebenernya. Besok baru casting, langsung pengumuman juga," Ditto mengganggukkan kepalanya paham.

"Yaudah, tapi kalau lo selesai duluan dari gue, harus nungguin ya! Jangan pulang sendiri!"

"Iya, iya! Lo juga jangan tinggalin gue!"

"Mana pernah gue ninggalin lo! Lo tuh sukanya ninggalin gue, untung nggak pas lagi sayang-sayangnya!" Zalva melemparkan french fries di tangannya tepat di wajah Ditto.

"Bucin banget lo! Sialan!"

"Yang penting bucinnya sama lo doang! Weeekk!" Ditto menjulurkan lidahnya mengejek. Tidak tinggal diam, Zalva cepat-cepat menjejalkan beberapa potong french fries ke mulut Ditto.

ZHALAVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang