12.

5.5K 643 188
                                    

Jangan lupa komentarnya ditinggalkan, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa komentarnya ditinggalkan, ya.

***

Sekitar empat hari belakangan ini Jungkook tidak merecoki Jiyeon, atau barangkali pemuda itu mengirim sebuah pesan dan membuat kepala gadis Yoon itu dipenuhi dengan asumsi negatif.

Hingga pada akhirnya ia akan berakhir terjaga sampai pagi, atau Jiyeon yang bermenung kelewat lama sampai tidak menyadari bahwa ia menghabiskan waktu sekitar satu setengah jam dengan larut dalam isi benak yang hampa. Tak berisi satupun pemikiran yang membuatnya jauh dari lamunan.

Sedikit melegakan, tapi tidak memungkiri bahwa ada gangguan yang mungkin bisa kapan saja datang. Justru dengan Jungkook yang bergeming semakin menciptakan kekhawatiran berlebih dalam daksanya. Jiyeon ingin menepis itu semua, membuat kepalanya yang berkecamuk berhenti sejenak lantaran terlalu lelah dengan rangkaian spekulasi-spekulasi yang tidak berdasar.

Itu hanya praduga. Tidak sepatutnya ia cemas dan kalut setiap saat.

Pun gadis dengan surai panjang itu seringkali merasa tidak nyaman setiap ingin melakukan pergerakan. Mendadak jantungnya berpacu, atau Jiyeon akan berkeringat berlebihan padahal ia tidak melakukan aktivitas berat. Terlalu banyak pikiran buruk yang menghantui setiap waktu yang ia lalui.














-sough-
















Saat jam istirahat pertama tengah berlangsung, Jiyeon kembali menghabiskan waktunya dengan larut dalam tatapan kosong. Bermenung lagi dengan satu tangan yang menyangga dagu dan ditumpukan ke atas meja.

Segelintir orang memanfaatkan waktu ini dengan mengisi perut lantaran rasa lapar yang tidak tertahankan menyerang, tapi tidak dengan Jiyeon yang defensif dengan dunianya sendiri.

Tepat saat ia menarik napas dengan dalam, ponselnya bergetar-menandakan satu pesan masuk. Barangkali Jiyeon merasa takut sendiri menerima pesan akhir-akhir ini setelah perlakuan Yumi terakhir kali yang lagi-lagi berhasil menipu dayanya.

Tangannya meraih pelan benda pipih itu yang tergeletak di atas meja belajar. Lantas Jiyeon menggigit bibir bawah saat menjumpai nama Yumi sebagai pengirim

[Yumi]
Mau ke kafetaria bersama?

Sejemang Jiyeon membeku, beberapakali ia mencoba membaca sederet kalimat sederhana dari Yumi yang ia terima.

Lantas kekehan hambarnya mengalun lirih. Setelah apa yang terjadi dan bagaimana perlakuan gadis Jeon itu padanya, Yumi bisa sesantai ini untuk membangun interaksi. Jiyeon tidak habis pikir. Ia memasukkan ponselnya ke dalam saku blazer dengan raut datar.

[M] SOUGH ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang