9. Suka Duka Bintang Dapat Prompt Kak Bayu

55 10 5
                                    

Penulis: Bintang
Kafuusa

Prompt:
Bayu menderita insomnia.

🍀🍀🍀

Aku menghela napas panjang.

Hari ini aku sungguh tak beruntung. Pagi-pagi sudah ditodong lima tugas tulis dua tugas lisan, lalu ditambah mendapat 'prompt' Paman Bayu. Aku tidak punya ide apa pun karena, apa yang bisa kulakukan dengan 'insomnia'? Ditambah otakku sedang kusut-kusutnya membuatku tak bisa berimajinasi.

Niatnya mau membuat genre komedi, peluang terbesar untuk menistakan Paman Bayu, tetapi kuurung ide jahil nan kekanakan itu. Paman Bayu akan mengira aku bocah beneran kalau aku mengikuti ide tersebut.

Jadilah aku berbasa-basi memanjangkan word sampai 500. Aku benar-benar tidak punya ide. Biasanya ide gelap akan datang—khas aku—namun, mengingat ini Paman Bayu, rasanya aneh memakai genre gore dan misteri.

Harus bagaimana aku menyelesaikan prompt ini? Terus menulis narasi basa-basi untuk memperpanjang paragraf supaya pas 500 kata? Tapi apa yang akan mereka pikirkan nanti?

Aku menatap prompt Paman Bayu, mengambil pena dan kertas serta tinta. Baiklah, aku akan mencoba menulis setidaknya 200 kata. Apalagi sekarang aku mengetik di note alias aku tidak tahu jumlah katanya.

Jemariku mulai menari di atas kertas.

"Paman Bayu insomnia dan dia tidak tahu alasan mengapa dia bisa insomnia."

Tunggu, apa? Aku mengernyit membaca keganjilan dalam satu kalimat itu. Apa ini lelucon? Gurauan? Wah, aku takjub pada diriku karena bisa setidakjelas ini.

Jariku kembali menari di atas kertas.

"Awalnya memikirkan puisi cinta, duet bersama Aldo dalam menerjemahkan maksud lirik lagu, lalu apa?"

Aku menggaruk tengkuk. Apa yang lebih masuk akal yang membuat Paman Bayu bisa insomnia? Lagipula aku dan Paman pasti gelut terus tiap tegur sapa. Aku tidak tahu kapan Paman tidur, makan, mengalau, bangun dan anu.

Ah, ini membuatku frustasi. Notif grup kelas sudah berdendang membuat lagu. Aku keluar dari grup itu karena membuat ponselku lag. Lagu India yang kudengar membuatku menari-nari.

Tunggu dulu! Ini bukan waktunya berjoget! Aku harus menyelesaikan prompt supaya bisa main game dan melanjutkan tugas!

Sampai di mana tadi? Oh, benar. Aku harus menyambung apa setelah kalimat ini? Ah, terserahlah! Terserah apa saja yang penting kalimat!

"Lalu Paman Bayu juga sering menanyakan kabar member saat-saat grup akan ditutup. Tentu saja dengan kalimat ambigu berbau puitis. Selain Aldo, Kak Fia juga ikut andil kala Paman Bayu mulai bersabda. Anak-anak lain hanya menyimak."

Oke, stuck lagi. Rasanya aku ingin melompat ke halaman dan bernyanyi mengikuti irama musik India yang sedang kudengar tetapi hasrat godaan itu kutahan. Aku harus menyelesaikannya apa pun yang terjadi. Tinggal sedikit lagi!

"Oh! Paman Bayu juga sering insomnia karena mengingat si dia. Si dia yang bahkan aku sendiri tidak tahu siapa."

Oke, prompt ini semakin aneh. Sekarang aku bertanya, siapa yang puitis sekarang? Paman Bayu atau aku? Oh, tentu saja beliau. Aku mungkin sebatas anak murid.

Stuck kesekian kalinya. Ah, sial. Aku harus apa melanjutkan prompt ini? Padahal tinggal sedikit lagi. Aku mengatakan itu dua detik yang lalu. Anggap saja aku sedang basa-basi menambahi word karena ideku sudah habis.

Tiba-tiba aku teringat julukan yang kuberikan pada Paman Bayu juga Paman Bayu yang memanggilku 'Shiva'.

Baiklah! Aku punya ide untuk menyelesaikan prompt ini! Tanganku menulis di kertas.

"Paman Bayu juga insomnia karena memikirkan model sepeda apa yang cocok untuk Shiva."

Asyik! Lewat 500 kata! Saatnya mengirim ke Chita!

🍀🍀🍀

September: Our Prompt ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang