24. Cantāre

39 3 0
                                    

Penulis: Lemon
lemonychee

Prompt:
Hicchan nonton audisi member idol Star Academy, terus kelepasan nyanyi. Alhasil diliatin sama yang lain.

🍀🍀🍀

Keringat dingin mengalir dengan geladir lewat pelipis Hicchan, dia memainkan jarinya dengan gemetar—gugup.

Audisi untuk menjadi member Idol Star Academy membuatnya tidak bisa tidur seharian ini. Benaknya kerap memikirkan bagaimana penampilannya saat seleksi nanti.

Dia sudah berlatih dengan keras, bahkan pernah beberapa kali kehilangan suaranya. Impiannya untuk masuk ke sana sangatlah besar.

Di akademi itu, lelaki dan para gadis—yang lolos seleksi—akan mendapatkan pelatihan spesial agar suara nyanyian mereka semakin merdu dan indah.

Itu adalah impian terbesar Hicchan. Dia sudah menunggu saat dimana dia berusia 17 tahun—umur minimun untuk mendaftar pada Idol Star Academy.

Dia ingin lolos, harapannya ia taruh pada suaranya. Hatinya berharap besar meski tahu bahwa hanya sepuluh persen yang lolos setiap tahunnya.

"Nomor urut 10169." Panggilan itu membuat Hicchan melirik nomor urutnya. "Untuk nomor 10170, 10171, dan 10172 dipersilahkan untuk masuk ke dalam ruangan."

10170, batin Hicchan membaca nomor yang tertera pada kartu tanda pesertanya. Ia menegakkan saliva kasar saat mendapati kalau gilirannya sudah dekat. Ia bersama dengan tiga orang lainnya beranjak dari bangku dan berjalan memasuki sebuah ruangan—dipandu oleh staff.

"Kalian berdiri disini terlebih dahulu." Salah seorang staff menyuruh mereka berbaris dengan rapi di satu tempat yang jaraknya 1m dari panggung audisi.

Netra Hicchan menatap gadis—berambut hitam dengan model potongan bob—berjalan dengan santai, ia menampilkan senyum penuh percaya diri. Tubuhnya tegap—tidak terlihat grogi sama sekali.

Dia begitu percaya diri, ya. Suaranya pasti bagus, batin Hicchan yang tanpa sengaja terus memegang kartu peserta—yang terkalung pada lehernya—dengan gemetaran.

Hicchan khawatir dia tidak lolos.

Hicchan takut kalau tidak bisa memenuhi keinginan terakhir kakaknya. Kata-kata terakhir yang keluar dari bibir Haruka—kakaknya.

"Masuklah ke Idol Star Academy, menggantikan diriku dan mimpiku yang sudah terkubur."

Kata-kata Haruka ia ulang terus dalam hati,  berusaha mengumpulkan serpihan keberanian untuk penampilannya yang tinggal hitungan menit.

"Kurumi, nomor 10169." Wanita paruh baya menatap kertas sembari membacakan kalimat itu. "Silahkan bernyanyi."

Kurumi menghela napas, mulai menggetarkan pita suaranya—bernyanyi.

Hicchan sudah menyiapkan telinganya untuk mendengar nyanyian Kurumi, mungkin dia bisa belajar sesuatu.

Mata Hicchan membulat sempurna tatkala baris pertama lirik lagu dinyanyikan oleh Kurumi terdengar di telinganya.

Nadanya terdengar familiar. Kurumi sedang menyanyikan sebuah lagu, lagu yang begitu berbekas di benaknya.

Lagu yang mengorek luka beserta kenangan Hicchan bersama Haruka. Hicchan menatap Kurumi yang tengah bernyanyi di depan tiga orang juri.

Jiwanya berpetualang, ia kembali mengingat masa-masa yang tidak akan bisa terulang lagi.

"Setelah belaian angin berlalu, dandelllion pun bertebaran." Begitulah lirik yang dinyanyikan Kurumi.

September: Our Prompt ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang