— Andre —
.
."Kalau gitu saya pamit," ucap Andre. Bersama si pemberi laporan, ia keluar dari ruang OSIS.
Menurut laporan, terjadi kekacauan di kegiatan MBS. Baru hari kedua, tapi banyak peserta MBS melanggar aturan yang diperintahkan. Tim lapangan kegiatan MBS malah bikin pertikaian.
Bukan kejutan harusnya. OSIS sendiri tiap tahun didominasi anggota cari tenar dibanding paham organisasi. Itu kenapa yang turun lapangan anggota OSIS baru, sementara OSIS senior di belakang layar mengatur konsep. Kecualikan Andre karena dia satu-satunya anggota OSIS junior di tim ini.
Yang jadi kejutan, ternyata peserta MBS tahun ini bar-bar. Ditegur OSIS malah ngelawan. OSIS cari tenar pada gede gengsi, jadinya gitu. Ribut.
"Rencana lu gimana Ndre?" tanya Karim ditengah perjalanan.
"Nilai situasi dulu. Kalau emang perlu diatur langsung sama senior, baru turun lapangan," jelas Andre.
Setelahnya, Andre menyambangi satu persatu kelas. Tidak masuk, hanya sekedar lewat. Peserta MBS rata rata memang lain— bernyali tinggi merespon pembina atau bersikap remeh.
Andre tinggal lebih lama di salah satu kelas. Netra-nya memperhatikan seorang peserta yang patuh intruksi duduk sigap diantara teman gugusnya yang ogah-ogahan. Kemudian, peserta itu gesit menyambar sesuatu dari teman sebangkunya, mendapat reaksi geram bahkan dari teman lain disekelilingnya — tapi gadis itu tak bergeming.
"Kenapa ribut-ribut? Saya bilang duduk sigap kan?" tegas Bowo.
"Bekal saya diambil dia kak," seru salah satu peserta, menunjuk gadis yang duduk sigap disebelahnya.
"Intruksi nya masih duduk sigap! Siapa yang suruh bicara?" hardik Siska.
"Tadi kak Bowo kan nanya, ya saya jawab lah."
Sebelum Siska membalas, Andre sudah mengetuk pintu. Siska menghampirinya, sedangkan Bowo dekati keributan.
Menunjuk gadis yang masih sigap."Kamu saya izinkan bicara. Kenapa ambil bekal dia? Duduk sigap harusnya tidak gerak kan?"
"Siap. Maaf kak, saya cuma pengen nyimpen. Nanti jam istirahat dikasih."
"Kenapa? Emangnya dia gabisa nyimpen?"
Gadis itu diam sejenak. Meski diizinkan menjawab, posisi sigapnya tidak hilang. Arah pandangnya tetap kedepan.
"Siap kak. Maaf saya salah."Andre mengerti. Gadis itu menyambar kotak bekal karena pemiliknya diam-diam akan makan padahal belum istirahat, tapi dia tidak mengatakan kebenaran alih alih malah minta maaf. Seolah dengan itu masalahnya cepat kelar.
Dan ternyata memang benar.
•°•x0x•°•
Andre kerap diajak Denis keruang OSIS tiap pulang sekolah, entah untuk urusan formal atau iseng gitaran — ia dekat dengan ketua OSIS itu karena sehobby. Dan memang cenderung akrab dengan OSIS senior berkat satu tim pas MBS. Jadi mereka sedang coveran lagu sekarang.
Ringtone ponsel Andre berbunyi.
"Halo?" Andre mengisyaratkan lanjut sementara dia keluar ruangan.
"Lagi apa? Aku bored. Wanna call video?"
"Masih di sekolah kak."
"Bukankah disana harusnya sudah jam pulang?"
"Ya."
"But your still in school?" suara gadis disebrang telponnya mulai sarkas.
"Eum, yes."
KAMU SEDANG MEMBACA
Walking Towards Me [COMPLETED]
Teen Fiction"Gausah, ketahuan pacar lu berabe nanti" "Gajadi, ketahuan pacar gua berabe nanti" ------------------------------------------ Well, mereka sebenarnya tidak cocok satu sama lain sebagai manusia saling ramah. Hanya kebetulan terikat situasi dimana sul...