2

1.4K 97 20
                                    




Hari berganti bulan,Pete lega karena Perth masih menepati janjinya meski jarak mereka masih terpisahkan oleh waktu dan tempat seperti bulan-bulan yang lalu, setidaknya suaminya tetap memberikan kabar dan menayakan kabar mereka meski kini waktu nya tidak seperti beberapa bulan yang lalu ,karena kini waktu Perth tersita oleh kesibukan hingga waktu berkomunikasi mereka selalu terbatas, tapi semua itu cukup membuat pete bahagia, terlebih lagi kata-kata lembut sang suami selalu mengingat kan dan meyakinkan dirinya agar selalu menunggu dan percaya agar ia mengingat semua janjinya hingga cinta Pete semakin bertambah bahkan setiap waktu rasa rindu pete kian menggunung pada Perth.

Pete selalu membayangkan saat mereka bertemu  nanti, di mana kata-kata lembut serta sentuhan kasih sayang akan tercurah pada dirinya dan nana suatu saat Perth kembali nanti, tapi kini Pete harus bersabar menanti waktu kepulangan Perth yang belum tentu pasti  hingga ia harus lebih bersabar menunggu kedatangan orang yang ia cintai.

Hingga akhirnya Bulan berganti tahun, nana kini mulai bersekolah di taman kanak-kanak dan perubahan  yang terasa karena akhir-akhir ini Perth dan sangat sulit di hubungi serta semakin jarang menghubungi mereka.
semakin lama sikap Perth berubah saat menelpon  mereka, bahkan Perth selalu menolak melakukan video call seperti dulu karena alasan terlalu sibuk, setiap Perth menghubungi mereka hanya satu minggu sekali itupun hanya beberapa menit setelah nya ia menutup telpon karena alasan banyak pekerjaan.

Dan kini keadaan pelik semakin menambah keanehan karena Perth tiba-tiba menghilang begitu saja karena sama sekali tidak menghubungi mereka selama satu bulan terakhir bahkan setiap Pete mencoba menghubunginya nomor Perth selalu sibuk dan terkadang di alihkan membuat Pete terganggu karena sikap suaminya kini sangat berubah.






Seperti hari ini nana dengan girang nya menunggu telpon dari sang ayah tanpa bosan meski gadis kecil itu selalu menagis saat telpon yang ia tunggu tidak kunjung masuk menghubungi mereka.

"Momma apa poppa sudah menelpon.. ?Nana ingin memperlihatkan gambaran nana pada poppa..? " Pete tidak bisa menjawab karena memang ini untuk kedua bulan Perth tidak menghubungi nya bahkan saat Pete menghubungi nomor suaminya selalu di alihkan terus menerus bahkan kadang  tidak aktif.
Meski seperti itu Pete tidak ingin berfikiran buruk pada Perth di sana ,walau ada setitik kekecewaan di dalam hatinya mengingat keadaan ini bukan sebuah rencana dan janji mereka sebelum berpisah,karena itu Pete mencoba yakin Perth hanya terlalu sibuk hingga tidak bisa menyenpatkan waktu untuk menghubungi mereka atau menjawab telpon dari nya, ia mencoba mengerti meski ada rasa sakit di hatinya setiap kali memcoba menghubungi Perth tapi selalu gagal.

"Poppa sibuk sayang.. Mungkin nanti malam.. Kita tunggu na.. " Nana menghempas kan nafas kecewa nya karena sang ibu selalu berkata seperti itu setiap ia bertanya.

Nana menunggu telpon dari sang ayah seperti yang pete katakan, jam-jam berlalu tapi tidak ada panggilan masuk dari sang ayah membuat nana berkali-kali meremas buku gambar yang ia peluk dari tadi.

"Ini sudah larut sayang.. Nana tidur na.. " Nana menatap pete dengan mata berkaca-kaca.

"Kenapa poppa tidak pernah menghubungi kita momma..? Apa poppa sudah tidak sayang kita lagi..? " Pete menggeleng kecil Seraya memeluk nana, karena pete tidak ingin nana berfikiran buruk pada Perth.

"Tidak sayang poppa hanya terlalu sibuk.. Mungkin besok poppa akan menelpon.. Kita tunggu besok na.. "

"Momma selalu mengatakan itu.. Kita tunggu besok, kita tunggu nanti malam tapi poppa sampai sekarang belum menghubungi kita.. " Pete kali ini terdiam tidak bisa jawab selain pelukan nya yang semakin erat pada nana saat air mata nya tidak mampu ia tahan hingga akhirnya tumpah.

"Hiks momma mohon na.. Jangan seperti ini.. Nana harus percaya poppa pasti akan menghubungi kita nanti sayang ...momma mohon percaya lah.. " Pete mencoba membujuk nana agar mengerti keadaan yang tidak ia fahami seperti sekarang ini.

"Hiks.. Maaf momma.. " Pete merenggangkan pelukan nya lalu memandangi air mata nana yang ikut tumpah.

"Nana tidak salah, hanya saja keadaan poppa saat ini sedang sibuk.. Nana bersabarlah nanti poppa pasti akan menghubungi nana.. " Akhirnya nana tersenyum ia mencoba mengerti dan mempercayai ucapan Pete lagi seperti kemarin, setelah nana tenang Pete menemani nana tidur di kamar nya karena selama Perth tidak ada ia sengaja membiarkan nana tidur bersamanya agar mereka sama-sama tidak merasa kesepian.








Bulan berganti tidak ada perubahan dan Perth sama sekali tidak menghubungi mereka sementara nana selalu menuntut janji yang selalu Pete ucapkan pada nya setiap kali bertanya kenapa sang ayah tidak menghubungi mereka, dan kini tepat ke tiga tahun Perth di Cina dan selama dua tahun terakhir tidak ada komunitas atau kabar yang Pete dengar hingga ia mulai merasa putus asa dalam keyakinan dan kepercayaannya selama ini menunggu orang yang ia cintai itu.

"Melamun lagi emmb.. Jangan suka melamun nong.. " Tegur pria yang selama ini selalu Pete anggap seperti saudara nya itu, karena mereka pernah tinggal bersama dan memiliki nasib sama, yang berbeda pria tampan yang dulu pernah menaruh perasaan padanya itu kini telah sukses dan memiliki istri yang sangat baik padanya bahkan mereka lah yang selalu menghibur nana saat keadaan pelik seperti sekarang ini.

"Maaf p'tin aku hanya.. " Tin mengusap pucuk kepala Pete lembut Seraya menguatkan nya agar tidak mengingat kekacauan keadaan rumah tangga nya karena tidak ada kabar dari Perth.

"Jangan di fikirkan na.. Ingat nana membutuhkan mu dan jangan berhenti berdoa semoga semuanya baik-baik saja, semoga ada kabar yang kita inginkan selama ini.. " Pete tidak tahu jika tin tidak ada bagaimana dengan kehidupannya meski selama ini Perth selalu mengirim kan uang padanya tapi itu tidak membuat hati Pete bahagia.

"Ayolah jangan bersedih seperti ini.. Ingatlah nana.. " Sambung can setelah menemani nana hingga gadis kecil itu tertidur.

"Trimakasih p'tin ,p'can...kalian selalu ada saat aku terpuruk seperti ini saat nana merindukan P'perth trimakasih karena kalian selalu menyayangi nana... "Can memeluk Pete hangat karena ia dan tin melakukan semuanya dengan tulus terlebih lagi can tidak seberuntung Pete yang di anugerahi keistimewaan karena bisa memiliki keturunan.

" Jangan seperti itu.. Kami menyayangi nana seperti anak kami sendiri.. Kau jangan khawatir na.. Kami akan selalu bersama mu nong.. "Pete bersyukur meski saat ini keadaannya sedikit terguncang setidaknya masih ada orang-orang yang menyayanginya dan nana.

" Trimakasih banyak phi.. "Setelahnya can dan tin berpamitan pulang karena dari tadi siang can menemani nana saat Pete sedang berada di luar.

𝘖𝘯𝘦 𝘊𝘩𝘢𝘯𝘤𝘩 ( Pinson) Mpreg (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang