16

1.2K 94 11
                                    







Hari-hari berlalu jean dan Perth selalu berselisih tegang selama nana berada di sana, kadang nana meminta Perth mengantarkannya pulang ke rumah can tapi Perth tidak ingin hal itu terjadi meski jean selalu berusaha mengusir nana dari sana, tapi sayang usaha jean selalu gagal karena Perth setiap hari bersama nana bahkan Perth tidur di kamar nana agar gadis kecil nya tidak merasa kesepian.

Hari ini tepat sebulan jean pulang dari rumah sakit dan selama itu ia selalu marah-marah tidak jelas pada Perth dan melakukan apa yang ia ingin kan, di dalam rumah ataupun hura-hura di luar karena Perth memang tidak lagi peduli dengan istrinya itu ,sebab Perth telah bosan menasehati jean selama ini karena percuma saja jean tidak akan mau mendengarkan nya.

"Kau siap sayang...? " Seru Perth menggendong nana menuju mobilnya yang terparkir di halaman.

"Siap poppa.. Nana sudah tidak sabar ingin bertemu dengan nong ae.. " Semangat nana karena hari ini ae di perbolehkan pulang oleh pihak dokter spesialis anak yang selalu menangani ae selama ini.

"Ok let's Go... " Perth seolah-olah mengajak nana berimajinasi seperti supersemar hero saat ia menyetir hingga nana tertawa geli.

Seperti ini lah aktivitas mereka saling menguatkan satu sama lain antara Perth dan nana meski terkadang rasa rindu mereka pada pete tidak terbendung tapi di sisi lain mereka masih bisa menikmati hari-hari bersama hingga rasa rindu mereka pada pete tidak terlalu terasa.

Sesampainya mereka di rumah sakit nana begitu senang karena saat itu juga ia bisa bertemu dengan sang adik dan membawanya pulang bersama mereka, bahkan Perth menyewa seorang perawat sekaligus babysitter untuk mengurus ae di rumah nanti.


Tapi sesampainya di rumah Perth lagi-lagi di hadapkan dengan keegoisan jean yang selalu membuat ulah dan menolak anaknya.

"SUDAH CUKUP KAU MEMBAWA ANAKMU DARI GAY SIAL ITU DAN SEKARANG KAU MENAMBAHNYA LAGI.!, AKU MUAK PERTH..! AKU BENCI DENGAN ANAK-ANAK AKU BENCI BAYI..! " Perth tidak menengerti kenapa jean begitu membenci seorang anak padahal mereka tidak bersalah apa-apa padanya.

"Jean bisa kah kau sedikit saja memperlakukan mereka dengan baik.. Ae baru saja sampai di rumah.. Tapi kau malah seperti ini menyambut nya dengan kata-kata kasar mu... Kau juga seorang ibu jean.. Tidak kah kau bisa bersikap baik sedikit saja pada mereka... "Mohon Perth agar jean mau menganggap nana dan ae seperti anaknya sendiri.

" JANGAN PERNAH BERHARAP PERTH..! AKU TIDAK AKAN MENGANGGAP ANAK-ANAK DARI GAY ITU SEPERTI APA YANG KAU INGIN KAN..! JANGAN PERNAH BERMIMPI...! "Tukas jean dengan gamblang menolak keinginan suaminya itu.

" Shia.. Jean sedikit saja sisakan rasa kasihan mu..karena pete sudah tiada, setidaknya Cukup mengatai gay pada istriku.. "Jean hanya tersenyum mencibir penuh dengan kebencian pada nana dan ae, meski ia tahu pete telah meninggal tapi tetap saja rasa bencinya tidak pernah hilang sebelum jean bisa mengusir dua anak yang ia anggap pembawa masalah itu keluar dari rumah tersebut saat Perth membujuk nya.

"ITU TIDAK AKAN  PERTH...! SEKARANG USIR MEREKA DARI SINI...! AKU TIDAK MAU MENDENGAR TANGISAN BAYI ITU...!!"Tunjuk jean  pada dua anak yang tidak berdosa itu membuat Perth benar-benar emosi karena ia telah bersikap melunak dengan membujuk jean agar bersikap baik pada anak-anak nya.

"SATT...! AKU TIDAK MENGERTI KENAPA KAU SEPERTI INI JEAN...! APA YANG TERJADI HINGGA KAU BEGITU MEMBENCI ANAK-ANAK KU...?!"

"KAU SUDAH TAHU JAWABAN NYA TIDAK PERLU AKU BEBERKAN LAGI PERTH...!" Sengit jean tidak mau kalah dan tidak mau mendengarkan Perth.

Perth menarik nafas nya dalam sembari menatap nana dan babysitter yang menggendong ae yang mulai rewel.

"Bibi pasiri tolong bawa mereka ke kamar... " Pasiri dengan langkah cepat membawa mereka kekamar sementara jean semakin murka karena Perth membiarkan nana dan ae tetap di rumah nya.

"SATT...! KALIAN MAU KEMANA! " Teriak jean dengan marah ingin menahan mereka yang hendak menaiki tangga.

"HENTIKAN JEAN...! " Segah Perth menghalangi aksi jean saat ingin menarik nana dari pasiri.

"ANAK-ANAK INI HARUS KELUAR DARI RUMAH INI.. !BUANG MEREKA PERTH AKU TIDAK MAU SATU RUMAH DENGAN MEREKA... !!" Ocehan jean semakin memancing emosi Perth yang telah tersulut semakin naik ke kepala.

Plakk!

"HIKS POPPA... " Teriak nana ketakutan saat melihat Perth menampar jean dengan kuat hingga wajah nya terhempas.

"KAU MENAMPAR KU.. ?!HANYA KARENA MEREKA..?!" Marah jean tidak ingin kalah dengan kekasaran Perth padanya.

"MEREKA ANAK-ANAK KU... KAU TIDAK BERHAK  MENGATAKAN HAL YANG TIDAK - TIDAK APA LAGI INGIN MENGUSIR MEREKA.. KAU TIDAK ADA HAK ATAS SEMUANYA JEAN... INI RUMAH KU... JANGAN LUPA ITU..." Jean tersenyum miring mendengar ucapan Perth.

"Hooo.. Kau mengungkit semuanya... Oky.. Lebih baik aku pergi dari sini.. "
""SILAHKAN... LAKUKAN APA YANG KAU MAU.. AKU SUDAH MUAK DENGAN SIKAP MU JEAN.. AKU TIDAK HABIS FIKIR BAGAIMANA BISA AKU MENIKAH DENGAN WANITA BERHATI IBLIS SEPERTI MU... AKU BENAR-BENAR MENYESAL JEAN JIKA AKU TAHU SEMUANYA AKAN SEPERTI INI AKU TIDAK AKAN MENIKAH DENGAN MU... KARENA ISTRIKU LEBIH BAIK DARI MU.... "ean meghentakkan kakinya kesal saat Perth mengungkapkan semuanya dan membandingkan dirinya dengan pete.

" KAU AKAN MENYESAL KARENA TELAH MEMBIARKAN AKU PERGI PERTH...! "Jean dengan cepat naik kekamar nya dan membereskan bajunya ke dua dalam koper besar dan membenahi barang-barang berharga nya lalu pergi begitu saja dari rumah itu sementara Perth tidak peduli lagi, ia sudah cukup lelah dengan keegoisan jean yang selalu memenangkan keinginan nya sendiri selama ini.

𝘖𝘯𝘦 𝘊𝘩𝘢𝘯𝘤𝘩 ( Pinson) Mpreg (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang