Bab 20 : Jatuh

6.8K 478 24
                                    

Tubuh kecil Al terus mengejar bola yang terus menggelinding di tanah. Hari libur kali ini Akmal mengajak Al bermain bola di halaman belakang. El dan Bila duduk di gazebo menyaksikan pertandingan antara anak dan ayah tersebut. Syukur Alhamdulillah, tubuh El kini sudah kembali sehat. Keluarga ini bisa menikmati hari libur dengan bahagia.

"Kakak Al ayo kejar bolanya" Bila berteriak. Tangan kecil El, Bila ajarkan bertepuk tangan seolah-olah saat ini El lah yang menyemangati kakaknya.

"Ayo kak kejar" lagi, Bila terus berteriak. El yang berada dipangkuannya tertertawa dengan senang. Tidak seperti bayi lain yang takut akan teriakan. El malah terlihat sangat menikmati,mungkin El berfikir bundanya sedang mengajak bermain.

Mendengar teriakan penuh semangat dari sang bunda,Al mengejar bolanya tanpa memperhatikan jalannya. Al tidak menyadari ada batu di depan langkahnya nanti.

"Al, berhenti" teriakan dari Akmal tidak ada gunanya. Tubuh Al sudah jatuh tersungkur di tanah. Kaki kecilnya tersandung batu.

Akmal segera berlari kearah Al, Akmal membantu Al berdiri. Tidak ada suara tangis dari Al yang terdengar hanya suara ringisan kecil. Tidak berlu bertanya Akmal sudah tahu dimana letak rasa sakit Al. Lutut kecil lecet dan sedikit mengeluarkan darah. Akmal segera menggendong Al menuju kearah gazebo.

Bila yang melihat Al terjatuh langsung berdiri. Ingin rasanya dirinya berlari kearah Al tapi tidak mungkin sekarang ada El dalam gendongannya. Bila kembali duduk, setelah Akmal mendudukan Al digazebo. Bila mencium kening Al,Bila mendengar dengan jelas rintihan kecil dari Al. Bila tahu saat ini Al sedang menahan rasa sakitnya.

"Tunggu sebentar ya sayang, bunda mau ambil betadine dulu" saat bila akan berjalan tangannya dicekal oleh Akmal.

"Biar mas aja Bil" sebelum pergi Akmal segera membawa El kedalam gendongannya. Akmal sangat tahu saat ini Al hanya ingin dengan bundanya. Dirinya juga dulu seperti itu, jika Akmal sakit hal pertama yang Akmal cari adalah sang mamah.

Setelah Akmal pergi Bila kembali duduk disamping Al. Bila membersihkan luka Al dengan air. Ringisan itu kembali terdengar,kali ini disertai dengan air mata Al yang ikut jatuh. Bila membawa Al dalam pelukannya.

"Sakit ya" Al hanya menganggukan kepalanya. Sebelah tangan Bila mengusap punggung Al dengan sayang.

"Lain kali kakak harus hati-hati ya, boleh semangat tapi jangan lupa memperhatikan sekitar." Bukannya diam kini suara tangisan Al malah semakin keras.

"Eh,kok makin keras ada yang sakit lagi kak ? selain lutut"  Mengingat tadi Al jatuh tersungkur Bila takut dada Al juga terasa sakit.

"Enda..ni..ja" dengan sesegukan Al mencoba menjawab perkataan sang bunda. Al juga tidak mengerti,mengapa dirinya sampai menangis. Padahal tadi saat bersama sang ayah dirinya baik-baik saja. Entah kenapa mendengar suara lembut sang bunda yang begitu mengkhawatirkannya, Al merasa sangat sedih. Adakah diantara kalian yang merasakannya juga ?

Akmal kembali dengan betadine yang ada digenggamannya. El, Akmal titipkan kepada Airin yang sedang menonton televisi dengan santai. Akmal sangat tahu drama seperti apa yang akan terjadi diantara Bila dan Al nanti.

Benar saja,tidak ada yang menyadari kehadiran dirinya. Suara tangisan dari Al memenuhi gendang telinganya. Begitulah anak-anak jika dihadapan ayah mereka akan terlihat sangat tangguh dan kuat. Dan jika berada di hadapan sang ibu mereka akan terlihat masih kekanakan meskipun sudah dewasa nanti








Bersambung

2. Al dan Adek (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang