Bab 12 : Sakit

9.3K 509 22
                                    

Sejak bangun pagi tadi tubuh Al sudah terasa lemas. Al tidak berani berbicara kepada orangtuanya. Ayahnya belum pulang dari rumah sakit. Bundanya sempat masuk ke kamar tadi tapi setelah itu keluar lagi karena mendengar tangisan adiknya.

Al mencoba bangun dari tidurnya tapi badannya sangat lemas.

"Bunda" lirih Al kepalanya terasa sangat pusing. Berharap sang bunda dapat mendengar suaranya.

"Bun, sakit" Al mencoba memanggil bundanya kembali.

Setelah El tertidur kembali Bila segera masuk kedalam kamar Al. Tidak biasanya Al belum bangun. Tadi saat Bila akan membangunkan Al,suara tangisan El mengurungkan niatnya.

Di sana tubuh kecil Al sedang berusaha bangun. Bila mendengar suara rintihan Al dengan jelas. Bila segera mendekati Al mengecek suhu tubuh Al. Rasa panas terasa sangat menyengat saat Bila menempelkan punggung tangannya di kening Al.

Bila segera membawa tubuh kecil Al dalam gendongannya. Suara rintihan dari Al masih memenuhi gendang telinganya. Bila segera mencari termometer dan segera mengecek suhu tubuh Al.

"Bunda,sakit sini kepala" Al mencoba memberi tahu bundanya tentang rasa sakitnya. Pelukan sang bunda selalu menjadi tempat ternyaman rasanya Al tidak ingin pergi jauh dari sang bunda.

Suara ketukan pintu menyadarkan Bila dari kepanikannya. Di depan sana Maya berdiri merasa heran tidak mendengar suara cucu kesayangan nya.

"Kakak kenapa Bil ?" Maya bertanya kepada Bila. Al masih tergolek lemas dipangkuan Bila.

"Kakak demam mah" Bila merasakan tubuh Al yang memeluknya dengan erat.

"Mas mu belum pulang Bil ?" Maya mengecek suhu tubuh cucunya dengan punggung tangannya.

"Mas Akmal masih dijalan mah" Suara tangisan El membuat Bila bingung harus melakukan apa. Kedua kaki melangkah menuju pintu.

"Sudah Bil, El biar sama mamah dulu. Sudah kamu kasih asi kan?" Melihat menantunya yang kerepotan Maya merasa kasihan.

"Sudah mah,El nangis karena enggak ada yang nemenin" Bila sudah hapal dengan kebiasaan bayi kecilnya. El akan terbangun ketika tidak ada yang menemani.

Mendengar suara tangisan adiknya Al semakin memeluk Bila dengan erat Al takut adiknya akan kembali mengambil bundanya. Untuk kali ini saja biarkan Al egois,Al ingin sang bunda terus berada disisinya. Kedua matanya basah,Al menangis. Berharap dengan tangisan kali ini sang bunda akan berada di sampingnya.

Bersambung

2. Al dan Adek (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang