Airin sedang menggendong keponakan bungsunya. Akhir-akhir ini Airin disibukan dengan banyak kegiatan. Hingga dirinya sangat jarang sekali berada di rumah.
"Adek El, hari ini main sama tante Airin ya ?" Airin mengajak Al berbicara. Biasanya, bayi kecil seperti El sangat senang bila diajak berbicara. Mereka akan mengeluarkan bahasa bayinya seolah-olah menjawab perkataan kita.
"Tante kenapa sih, aneh ! Adek kan belum bisa bicara." Al, memandang tantenya dengan sengit. Sebenarnya, Al hanya iri saja. Tantenya lebih memilih bermain bersama adiknya yang bahkan belum bisa bicara.
"Kakak, cemburu dek! Biarin aja ya kakak main sendiri." Airin kembali menggoda keponakannya. El, yang mendengar perkataan tantenya hanya membalas dengan tertawa bayinya.
"Apaan sih ! Tante nyebelin." Al sangat sebal. Mengapa sang tante dapat mengetahui perasaannya. Jika seperti ini, pasti tantenya akan terus menggoda dirinya hingga menangis. Tapi, bukanjah ini yang dirindukan Al. Kehadiran sang tante dapat menambah ramai suasana rumahnya.
"Loh, kok tiba-tiba nyebelin. Tante kan enggak ngapa-ngapain. Kakak Al jelek ya dek, enggak jelas banget." Tawa kecil El, kembali terdengar. Airin yang melihat itu, tambah gemas dengan El. Ujung matanya melihat ke arah Al. Al sedang memandangnya dengan tatapan kesal. Saat ini, Airin tidak bisa menyembunyikan senyumannya. Kedua keponakannya selalu sukses membuat Airin gemas dengan tingkah mereka.
"Ih, yang jelek adek. Al ganteng" Al tidak terima dikatain jelek oleh tantenya. Enak saja, seluruh keluarganya kecuali sang tante selalu berkata dirinya ganteng.
"Adek ganteng, kakak jelek" Arin kembali menggoda Al.
"Tante jelek, adek jelek" teriak Al. Teriakan dari Al mengundang Bila datang. Al yang melihat sang bunda datang, langsung berlari mendekatinya.
"Bunda, kata tante Al jelek. Itu bohong kan ! Al ganteng yang jelek adek sama tante kan bunda ?" Belum sempat Bila bertanya apa yang sedang terjadi, Al sudah memborongnya dengan banyak pertanyaan.
"Kakak dengerin bunda, semua laki-laki itu ganteng. Kakak,adek,ayah semuanya ganteng sayang. Tante Airin hanya godain kakak aja." Bila mengusap kepala Al. Sepertinya, Bila mulai memahami keadaan ini. Pasti adik iparnya berulah kembali, beginilah jika Al dan Airin bertemu suasana rumah akan jauh dari kata sepi. Selalu saja ada yang membuat mereka berdebat.
"Pokonya yang ganteng Al, adek jelek" Al kurang puas dengan perkataan sang bunda.
"Iya, yang ganteng kakak" jika seperti ini, Bila tidak dapat berkata apa-apa selain mengiyakan perkataan Al. Jika tidak, Al akan merengek seharian kepadanya. Untung saja adiknya masih kecil. Dikatain jelek pun El tetap tertawa. Andai saja, saat ini El sudah besar. Dapat dipastikan, El akan berdebat dengan sang kakak.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
2. Al dan Adek (Completed)
Художественная проза(follow dulu ya) - Sequel Kita- Kata bunda Al harus sayang adek. Tapi kenapa adek nyebelin. Saat Al dekat bunda, adek selalu nangis. Al harus nunggu adek tidur baru bisa dekat bunda. Dek tolong balikin bunda.