Bab 10 : Hati ke hati

8.8K 490 45
                                    

Maya mengambil alih El yang sedang tiduran diranjang orang tuanya. Maya menyuruh Bila dan Akmal untuk segera menyusul Al. Hati ibu mana yang tidak teriris mendengar ucapan Al tadi. Senyum polos yang Al tampilkan untuk menutupi luka hatinya.

Bila merasa sangat menyesal perlakuannya kepada Al kemarin sangat membekas diingat Al. Bila tidak bermaksud seperti itu. Bila mencintai Al dan El sama besarnya.

Pada awalnya Akmal mengira semua sikap yang Al lakukan adalah wajar. Siapa yang tidak cemburu ketika saat itu semua memandang Al. Semua perhatian milk Al. Tapi kini Al dipaksa harus berbagi dengan adiknya.

Akmal mengira perlakuan hangat Al ketika Bila mengandung adalah bentuk penerimaan dari Al. Ternyata Akmal salah Al belum benar-benar siap berbagi dengan adiknya. Dirinya dulu tidak pernah merasa kesepian karena kehadiran kakak laki-lakinya. Ketika Airin lahir Akmal biasa-biasa saja karena ada kakaknya yang selalu menemani dirinya. Atau mungkin inilah yang dirasakan Arman ketika dirinya lahir.

Bila dan Al berdiri didepan kamar Al. Suara tangisan dari Al masih terdengar dengan jelas. Bila masuk terlebih dulu, tubuh Al bersembunyi di dalam selimut.

Bila bergetar air matanya meleleh kembali, Al yang cerewet yang selalu tersenyum ketika memandangnya sekarang sudah terluka oleh dirinya. Bila mengelus Al dari luar selimut.

"Sayang" panggil Bila dengan suara bergetar, Akmal masuk kedalam kamar lalu duduk bersebrangan dengan Bila. Akmal membiarkan Bila terlebih dulu untuk mengeluarkan isi hatinya.

"Al harus tahu, bunda dan ayah menyayangi Al lebih dari apapun. Al, tahu. Al adalah sumber kebahagiaan ayah bunda. Maaf jika perlakuan bunda selama ini menyakiti hati Al. Tapi bunda tidak pernah bermaksud seperti itu. Al dan El adalah segalanya bagi bunda" Bila mengakhiri ucapnya dengan tangisan yang sudah tidak dapat dibendung lagi.

Mendengar bundanya menangis dengan keras Al segera keluar dari persembunyiannya. Al segera memeluk tubuh bunda dengan erat. Al mendengar bundanya mengatakan maaf berulang kali. Bukan tangisan bundanya yang Al mau. Al sebenarnya tidak begitu marah dengan ayah dan bundanya Al hanya merasa kesal dengan adik kecilnya.

Dari arah yang berlawanan Ayahnya ikut memeluk Al. Ayah juga terus mengucapkan kata maaf kepadanya. Punggung Al terasa basah. Ayahnya pun menangis seperti bundanya.

Al, Bila dan Akmal menangis bersama. Mengeluarkan segala keluh kesah yang membelenggu hatinya. Mengeluarkan perasaan bersalah yang bersang dihati mereka. Semoga hari esok akan menjadi hari yang lebih baik dari hari ini.


Bersambung

2. Al dan Adek (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang