Akhir-akhir ini Al lebih sering bermain sendiri. Bunda hanya akan duduk menemani menggendong adik kecilnya. Ayahnya sedang sibuk dirumah sakit. Kakeknya juga jarang berada dirumah. Oma dan opa sudah lama tidak berkunjung ke rumahnya.
Al merasa hari-hari nya semakin sepi. Bunda masih bersamanya tetapi tidak ikut main bersama Al. Jika seperti ini Al sangat merindukan ayahnya.
Al menegakkan kepalanya melihat jam dinding yang tergantung diatasnya. Untunglah sebentar lagi ayahnya pulang. Al tidak akan merasa kesepian lagi.
Suara ucapan salam terdengar, Al segera bangkit dari duduknya mendekati pintu. Bunda dengan sigap membuka kan pintu dengan sebelah tangannya. Al sudah tidak perduli dengan kehadiran adiknya.
Ayah masuk kedalam rumah bunda dan Al segera mencium tangannya. Setelah itu ayah juga mencium keningnya tidak lupa si kecil yang menyebalkan pun ikut kebagian.
Al segera mengajak ayahnya bermain. Tapi ayahnya berkata Al harus menunggu ayahnya membersikan badan terlebih dulu. Bunda segera mengajak Al masuk kedalam kamar. Al duduk di tempat tidur, memperhatikan wajah adiknya yang polos. Adiknya tidak terganggu dengan kehadirannya. Tidak seperti Al yang merasa terganggu dengan kehadiran adiknya.
Ayah sudah keluar dari kamar mandi, bersiap-siap akan bermain dengan dirinya. Lagi-lagi suara tangisan menggagalkan rencananya. Adiknya ingin tidur di gendongan ayahnya. Tidak cukupkah adiknya mengambil bundanya, sekarang adiknya juga mengambil ayahnya. Mengapa adiknya begitu jahat ingin mengambil semua yang Al miliki. Al segera pergi dari kamar kedua orang tuanya.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
2. Al dan Adek (Completed)
Сучасна проза(follow dulu ya) - Sequel Kita- Kata bunda Al harus sayang adek. Tapi kenapa adek nyebelin. Saat Al dekat bunda, adek selalu nangis. Al harus nunggu adek tidur baru bisa dekat bunda. Dek tolong balikin bunda.