46. Mata Anna Ternodai

60 10 2
                                    

Wily dan Sigit ke luar kamar inap Aldi ketika Mami dan Papi Aldi masuk ke dalam. Mereka memberi waktu untuk Aldi dan kedua orang tuanya menyelesaikan apa yang harus diselesaikan. Memberi ruang privasi lebih luas kepada keluarga Aldi.

Sebelumnya, Wily dan Sigit yang menelepon kedua orang tua Aldi dan memberitahukan kondisi Aldi saat ini. Meski mereka tahu hubungan Aldi dan kedua orangtuanya kurang baik, tapi mereka merasa kalau orang tua Aldi harus mengetahui bagaimana keadaan Aldi, karena bagaimanapun juga Aldi adalah anaknya Tante Azzalea dan Om Hardi orang yang lebih berhak atas Aldi.

Yang tidak disangka oleh Wily dan Sigit adalah, Azzalea juga Hardi datang di hari yang sama tepat setelah mereka berdua memberi kabar perihal Aldi. Ini tidak seperti biasanya. Mereka tumben-tumben peduli kepada Aldi, padahal pekerjaan mereka selalu diprioritaskan.

Aldi mendengkus kasar mendengar jawaban Azzalea kala dirinya bertanya kepada ibunya kenapa bisa mengetahui keberadaannya yang tengah sakit. Ternyata dua curut itu yang membocorkannya. Sigit dan Wily.

Aldi tidak menjelaskan secara rinci dengan apa yang terjadi padanya, dia hanya menjawab berkelahi dengan teman sekolahnya. Untungnya mereka percaya, sepertinya Wily dan Sigit tidak detail menceritakan kronologis kejadian Aldi, mereka hanya memberitahu kalau Aldi sakit dan dirawat.

"Kamu udah makan, Sayang?" Azzalea bertanya kepada Aldi dengan lembut, memberi perhatian lewat pertanyaan yang diajukan.

Mendelik sebal mendengar ibunya yang bertanya seakan dia peduli kepada dirinya, padahal sewaktu Aldi ada di rumah, Azzalea boroh-boroh bertanya sudah makan atau belum, ibunya itu justru malah fokus dengan pacarnya yang selalu dibawa ke rumah.

"Mami gak usah sok peduli sama Aldi," ketus Aldi.

Sadar dengan pertanyaannya yang tak lumrah, Azzalea menghela napas panjang. Dia cukup mengerti kenapa kehadirannya diabaikan di sini oleh putranya sendiri, sebab dirinya tidak pernah ada untuk Aldi, bahkan rentan mementingkan pekerjaan bila anak bungsunya itu sakit.

Namun, kali ini Azzalea benar-benar peduli kepada Aldi, dia menyesal karena telah mengesampingkan Aldi dan tidak mengurusnya hingga Aldi kurang kasih sayang darinya.

"Kenapa anak Papi yang jagoan bisa tumbang gini?" Kelakar Hardi. "Siapa yang bikin kayak gini? Bilang ke Papi biar Papi yang balik hajar," lanjutnya, lalu tertawa sumbang.

Mata Hardi memerah, menahan tangis. Beliau tidak bisa melihat putranya babak beluk seperti ini sampai-sampai harus dirawat. Betapa tak becusnya dirinya menjaga putranya.

Sementara Azzalea, wanita berkepala empat yang memiliki wajah muda itu sudah menitikan air mata. Sedih, sakit, dan rasa menyesal menimbun hatinya. Dia tidak tahu harus bagaimana agar bisa menebus kesalahannya selama ini.

Aldi merasa ada yang tidak beres di sini, di antara Mami dan Papinya. Dia bertanya-tanya dalam hati kenapa mereka tidak bertengkar? Kenapa mereka berbarengan menjenguknya? Kenapa mereka menangis melihat keadaannya yang seperti ini?

Hampir satu minggu Aldi tidak pulang ke rumah, padahal biasanya cowok itu tidak pulang paling lama dua hari. Tapi kali ini tidak. Hal itu membuat Azzalea dan Hardi bertanya-tanya mengenai keberadaan putranya.

Mereka awalnya memutuskan untuk berpisah, Azzalea dan Hardi merasa tidak ada lagi cinta dalam hubungan rumah tangganya. Tidak ada lagi kedamaian dan kenyamanan yang dirasakan sehingga Aldi menjadi korban pertikaian saat salah satu dari mereka mulai membahas selingkuhan masing-masing.

Harta berlimpah, wajah yang diatas rata-rata membuat Azzalea dan Hardi merasa sempurna. Mereka menyalahgunakan dua hal tersebut untuk bermain-main bersama orang yang disukainya.

Mask [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang