James's POV
"Yaa aku melihatnya, memangnya kenapa?." Jawabnya.
"Kau tahu tidak nama perempuan yang berambut dirty blonde itu?"
Jangan berfikiran aneh dulu, aku bertanya seperti ini bukan karena aku menyukai perempuan yang memiliki rambut berwarna dirty blonde itu, aku hanya ingin tahu namanya siapa.
"Entahlah, aku tidak tahu namanya, yang jelas saat istirahat tadi aku menabraknya, kalu tidak salah kita sekelas dengannya."
"KAU MENABRAKNYA?" Tanyakuku sambil berteriak.
"Yaa, memang nya kenapa sih? kau sepertinya ingin tahu sekali tentangnya."
"Ahh tidak apa-apa, aku juga menabraknya tadi."
"Kalau perempuan yang berada di sebelahnya, aku tahu namanya." Ucap Niall tiba-tiba.
Aku tahu yang dimaksud Niall itu siapa,
Ashlyn.
"Kalau dia sih aku juga sudah tahu." Ujarku.
"Kau mengenalnya?" Tanyanya lagi.
"Kau bodoh atau bagaimana? kita bahkan sekelas dengannya, dan tadi setelah aku menemuimu di lapangan basket, aku menabraknya."
Setelah aku berbicara, kami semua terdiam hingga akhinya terdengar suara Niall tertawa.
"HAHAHAHAHAA." Aku memberi tatapan 'what the hell' kepadanya, karena memang aku tidak tahu alasan apa yang membuatnya tertawa.
"Aku baru menyadari bahwa kau menabrak dua orang dalam satu hari, kau mabuk atau bagaimana hingga menabrak dua orang sekaligus dalam satu hari?" Ucapnya sambil tertawa, walau tidak sekeras sebelumnya.
"Entahlah." Jawabku singkat.
Demi apa pun jika dia bukan adikku akan ku pukul dia agar diam.
**
Setelah mandi aku berjalan ke depan cermin, untuk membereskan rambutku.
Aku melihat kearah balkon, menyadari bahwa aku sudah lama tidak berdiam sendiri di balkon kamarku.
Biasanya ketika aku sedih atau sedang kesal, aku akan menyendiri di balkon kamarku, tidak melakukan apa-apa hanya memandangi langit.
Aku melangkahkan kakiku menuju pintu balkon dan membukanya, dan kalian tahu apa pemandangan yang pertama aku lihat sekarang?
Perempuan yang tadi aku tabrak saat berada di tempat bermain skateboard.
Ternyata ia adalah tetangga baru yang momku bicarakan saat makan pagi.
"Hey." Panggilku, karena jarak antara balkon kamarku dengannya tidak terlalu jauh, jadi aku tidak perlu berteriak membuang-buang suara.
Ia menoleh, terbaca jelas ekspresi kaget yang terpapang di wajahnya. "James? Apa yang kau lakukan di situ." Tanyanya.
"Apa yang aku lalukan di sini? ini kamarku bodoh." Balasku.
"Jadi kita ini tetangga?" Tanyanya lagi.
"Menurutmu?" Balasku bertanya.
Kemudian ia terdiam, matanya melihat ke arah langit, entah apa yang ia lihat sampai sampai membuatnya tiba-tiba tersenyum.
"Hey." Panggilku lagi.
Ia menatapku dengan tatapan 'ada apa?'
"Apa yang membuatmu tiba-tiba tersenyum seperti itu?"
"Coba kau lihat ke atas langit James." Ucapnya, aku pun melihat ke atas langit, ternyata ada pelangi di sana
"Ada pelangi, lalu?"
"Kau tahu pelangi melambangkan apa?" Tanyanya.
Aku menggelengkan kepalaku.
"Pelangi melambangkan kebahagiaan." Balasnya sambil tersenyum.
Kalau aku boleh jujur, senyuman yang ia miliki manis.
Entah mengapa ia bisa menjadi jutek seperti saat aku menabraknya, dan bisa sangat manis dan halus seperti sekarang.
"Maksudnya apa?" Tanyaku.
"Hujan melambangkan kesedihan, karena ia menurunkan air dari langit sama seperti kita menangis mengeluarkan air mata. sedangkan pelangi, datang setelah hujan dengan warna yang indah dan bermacam-macam melambangkan kebahagiaan yang hadir setelah kesedihan." Jelasnya kepadaku disertai senyuman manisnya.
Aku berani bersumpah senyuman yang ia miliki sangat manis, bahkan aku ingin terus melihatnya.
Aku terdiam, memperhatikan setiap segi wajahnya, hingga aku merasakan sesuatu mengenai kepalaku.
"Awww." Keluhlu.
"Kau memikirkan apa sih, sampai melamun seperti itu?" Tanyanya sambil tertawa karena melihatku mengusap-usap kepala yang dilempari bola kertas olehnya.
Ashley's POV
Aku melihat james yang melamun entah memikirkan apa. Sebuah ide muncul di kepalaku, untuk menjahilinya.
Aku meremas kertas yang berada di bawah kakiku dan melempar bola kertas itu ke kepala james.
"Awww." Keluhnya.
"Kau memikirkan apa sih, sampai melamun seperti itu?" Tanyaku.
"Tidak, aku tidak memikirkan apa apa." Jawabnya, terbaca jelas ekspresi kaget di wajahnya.
Aku pun tertawa lagi.
"Hey." Panggilnya lagi, entah berapa kali ia memanggilku dengan sebutan 'hey'.
Aku pun menghentikan tawaku dan memberikannya tatapan 'ada apa?'
"Kau mengetahui namaku, akan tetapi aku tidak mengetahui namamu." Ucapnya.
"Pantas saja dari tadi kau memanggilku dengan sebutan 'hey', namaku Ashley."
"Kau dan Ashlyn memiliki hubungan keluarga? muka kalian sangat serupa." Tanyanya lagi, sepertinya ia belum mengetahui bahwa aku dan Ashlyn itu kembar.
"Aku dan Ashlyn kembar."
Aku dan James terus mengobrol hingga suara seseorang mengghentikan obrolanku dan James.
"HEY JAMES TURUNLAH, AKU SUDAH SIAP MENANG KALI INI." Teriak seseorang dari rumah James yang bisa ku pastikan itu adalah suara Niall.
James's POV
Aku mendengar Niall berteriak memanggilku agar turun, bermain FIFA.
Niall sangat menggangguku dan Ashley yang sedang asik-asiknya mengobrol.
"Kau kenapa tidak turun james? Kau tidak takut dengan kembaranmu yang sangat galak dan jutek itu?" Tanya Ashley sambil tertawa pelan.
"Aku malas bermain dengannya, ia selalu curang."
"JAMES TURUNLAH APA KAU TAKUT KALAH." Aku mendengar teriakan Niall, lagi.
"Turunlah James sebelum ia menyeretmu ke bawah." Ucap Ashley sambil tertawa, kali ini lebih keras dari sebelumnya.
"Ok, see you tomorrow Ash."
"Semoga kau menang dari kembaranmu itu." Ucapnya, lalu berjalan masuk kedalam kamarnya.
**
HALLO INI CHAPTER 5
VOMMENTSNYA DITUNGGU😬
ILY💕
ada yang jadi Jashley shipper??
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins // n.h
Fanfiction"Love is not complicated. People are" All rights reserved copyright © 2014 by ziamskater // elsf