S H E - e l e v e n

33.9K 4.5K 282
                                    

SHE

°

Yogi Berra menatap asisten dari aktornya itu dengan berang. Dia tidak bisa berkata-kata karena dirinya sudah dibodohi oleh Caesura. Perempuan yang terlihat polos, masih pantas disebut 'gadis' dan tidak pernah dinyana bahwa bisa menutupi kehamilannya.

"Kenapa kamu nggak bilang dari awal!? Kenapa nutupin fakta itu, Sura!?" marah Yogi.

Sura menunduk. Bukan karena takut akan kemarahan Yogi, melainkan takut jika Yogi akan memecatnya tanpa perlu pertimbangan apa pun.

"Maafin saya, Bang Yogi." Itu yang keluar dari mulut Sura.

"Jadi, waktu kamu minta cuti selama lima bulan itu untuk lahiran???" tanya Yogi kembali, padahal dia sudah mampu menyimpulkan jawabannya.

Sura mengangguk. "Iya, Bang."

"Gimana bisa—astaga!!!" Keluh Yogi mengusap wajahnya penuh rasa frustasi.

"Kapan lo hamil!? Kenapa gue bisa nggak tahu!?" todong Yogi yang benar-benar merasa kecolongan. "Kenapa lo cuma bilang soal malam itu doang!? Kenapa lo nggak jujur soal kehamilan itu!?"

Sura mendongak dan berusaha memohon pada Yogi.

"Bang, itu kejadian udah cukup lama. Aku tidur sama mas Nemesis dan akhirnya hamil, itu nggak pernah disengaja. Aku kerja selama hamil, itu berlangsung sampai kandungan aku enam bulan, tapi luar biasanya perutku nggak besar seperti kebanyakan perempuan."

Yogi langsung menyela dengan emosi. "Itu bukan luar biasa! Itu tandanya lo stres waktu hamil sampe nggak bisa, tuh anak dalam perut lo gendut! Lebih nggak luar biasa lagi, karena lo kerja bareng sama laki-laki! Gue dan Nemesis itu bego soal kehamilan! Itu sebabnya lo bisa santai nutupin kehamilan lo, gitu!!??"

Sura menitikkan airmatanya. Dia juga merasa bersalah karena tidak bisa memberikan bayinya semua gizi yang harusnya dipenuhi seperti wanita hamil kebanyakan. Dia juga menyesal karena terlalu stres hingga bobot bayinya yang lahir begitu kecil. Dia menyesali segalanya. Namun, Sura tak boleh mundur dari pekerjaannya. Dia membutuhkan lebih banyak uang untuk bayinya—Jefes Nicholas atau yang biasa dipanggil Jeno.

"Maaf, Bang."

Yogi memejamkan matanya sesaat. Berusaha menurunkan amarahnya. Yogi tak mau semakin kasar pada Sura, menggunakan panggilan lo-gue saja itu sangat berlebihan bagi Sura.

"Saya baru curiga setelah Nemesis tanya Jeno itu siapa kamu, dan Jeno itu anak siapa. Saya nggak yakin kamu pernah menyebutkan nama Jeno sebagai anggota keluarga yang kamu urus hingga ambil cuti lima bulan itu. Ternyata ini dari kecurigaan Nemesis. Kamu menyembunyikan anaknya, Sura."

Sura menggelengkan kepalanya. "Saya nggak punya pilihan lain, Bang. Seperti pengalaman yang sudah-sudah, semua orang bilang kalo setelah mas Nemesis meniduri perempuan yang bekerja untuknya, maka ditendang dari pekerjaan adalah jawabannya. Saya nggak mau, nggak bisa. Saya butuh pekerjaan ini, gaji dan bonusnya bisa membantu saya."

Helaan napas berat Yogi menjadi pertanda tak baik. Sura buru-buru memohon kembali.

"Saya mohon, Bang. Jangan pecat saya. Jangan beritahu mas Nemesis soal ini, saya nggak mau dipecat. Keluarga dan anak saya makan apa kalo saya harus mulai dari nol lagi? Saya mohon, Bang Yogi. Jangan buat saya didepak, Bang."

Yogi ingin mengumpati perempuan di depannya karena sudah membuatnya kebingungan dan dalam kondisi yang sulit. Jika saja hanya fakta bahwa Nemesis lupa siapa perempuan yang pernah ditiduri, Yogi tidak akan masalah. Ini lebih dari masalah jika Nemesis tahu ada anaknya yang hidup dan disembunyikan darinya. Sura pasti akan terkejut melihat sisi lain Nemesis nantinya.

"Saya belum tahu, Ra. Kamu membuat saya dalam masalah. Saya jelas maunya kamu dipecat, supaya nggak ada masalah skandal apa pun mengenai Nemesis. Tapi kamu sudah melahirkan anaknya, mengusir kamu akan membuat saya dalam masalah lebih karena membuat hidup kamu dan anakmu kesulitan jika sampai Nemesis tahu. Tapi yang lebih parah adalah skandal yang akan muncul kalo Nemesis tahu dia memiliki anak."

"Minta saja mas Nemesis menyembunyikannya. Saya juga yakin mas Nemesis nggak akan mengakui—"

"Kamu nggak tahu bagaimana parahnya Nemesis menyayangi keluarganya! Dia terobsesi menjadikan keluarga adalah hal yang paling dijaganya. Kalo sampai dia tahu punya anak dari kamu, dia akan menyiarkan ke seluruh dunia mengenai anaknya yang otomatis adalah keluarganya! Jangan anggap Nemesis seperti laki-laki pengecut yang akan lari dari tanggung jawab, itu sisi bagusnya. Tapi sisi buruknya, kamu dan anak kalian akan membuat karir Nemesis turun drastis!"

Serba salah. Itu sudah menjadi bagian dari kegamangan mereka.

"Omong-omong anak, berarti kejadian malam itu sudah berapa lama terjadi?"

"Kurang lebih satu tahun delapan bulan. Karena anak saya sekarang sepuluh bulan."

Yogi mengangguki. "Dan kehamilan kamu memakan waktu sembilan bulan. Hampir dua tahun kalian punya kenangan, tapi hebatnya kamu sembunyikan."

Sura tidak tahu harus membalas apa. Karena sudah pasti dia tak tahu apa yang akan terjadi pada dirinya sendiri. Jika dengan bicara seperti ini saja Sura masih dipecat, dia rasa akan mati di tempat.

"Kamu harus kelu—"

"Bentar, Bang. Mas Nemesis telepon."

Dan pembicaraan antara Yogi dan Sura diputus oleh titah Nemesis.


[]

/Ada yang masih bingung?/

Hampir 2 th itu bukan berarti anak Nemesis udh 2 th juga, ya. Karena ada proses kehamilan juga, bebs. Masa hampir 2 th anak Nemesis dimuntahin langsung jadi semalam? Ini, yaps faktanya udh kubuka. Tapi sengaja ga aku buka ke Nemesis 😏

He Wants to Messed Up With Me [TAMAT] TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang