• 01 •

3.8K 278 7
                                    

PLEASE VOTE AND COMMENT

Sudah lebih dari 2 jam Helty menunggu dosen pembimbingnya guna melakukan konsultasi terkait proposalnya. Senyumnya langsung merekah begitu Pak Jeffrey, dosen pembimbingnya keluar dari ruangan rapat.

 Senyumnya langsung merekah begitu Pak Jeffrey, dosen pembimbingnya keluar dari ruangan rapat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat siang Pak, saya Helty, mahasiswa bimbingan Bapak." Ucap Helty dengan sopan.

"Oh kamu yang sudah buat janji dengan saya kemarin kan?" Tanya Pak Jeffret memastikan, pasalnya ini adalah kali pertama bagi Helty untuk melakukan konsultasi dengan dosen pembimbingnyq.

"Iya Pak." Angguk Helty.

"Masuk kedalam." Pak Jeffrey  menyuruh Helty untuk masuk keruangannya dengan nada perintah. Dosennya yang satu ini memang jauh dari kesan ramah.

Sesi bimbingan baru saja dimulai, akan tetapi belum juga 10 menit berlangsung, panggilan telepon yang berasal dari ponsel Pak Jeffrey menginterupsi mereka. "Tunggu." Perintah Pak Jeffrey.

"Iya Pak." Jawab Helty sopan.

Panggilan telepon itu berlangsung cukup lama. Tanpa sengaja, Helty mendengar pembicaraan antara si penelepon dan Pak Jeffrey. Eits, Helty tak sepenuhnya tahu benar isi percakapan mereka. Namun, dapat ia pastikan, Pak Jeffrey harus berangkat keluar kota besok. Alamak! Bagaimana dengan nasib proposalnya?!

"Ada beberapa hal yang harus saya urus secepatnya." Ucap Pak Jeffrey setelah selesai telepon.

"Maksudnya bagaimana Pak?" Bingung Helty. Dalam hati ia berdoa agar bimbingannya jangan sampai tertunda. Percuma dong, ia sudah menunggu Pak Jeffrey lebih dari 2 jam, kemudian harus menunggu beliau selesai telepon selama hampir satu jam.

"Besok saya harus keluar kota, ada seminar nasional." Jawaban Pak Jeffrey sama sekali tak menjawab pertanyaan Helty. Dia makin bingung.

"Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang harus segera saya urus sekarang." Lanjut Pak Jeffrey. Tanpa perlu dijelaskan panjang lebar, Helty bisa menangkap bahwa bimbingannya dengan Pak Jeffrey harus tertunda hari ini. Huft! Padahal belum juga 10 menit bimbingan. Gantung banget gak sih?!

"Jika boleh saya tahu, kapan Bapak punya waktu luang untuk melakukan bimbingan dengan saya?" Tanya Helty langsung.

"Saya gak tahu berapa lama saya akan berada di luar kota." Jawaban Pak Jeffrey membuat Helty sedih. Itu artinya, proposalnya bakalan digantung selama periode waktu yang tak jelas. Nasib mahasiswa emang begitu yah?  Digantung mulu sama dosennya.

"Kalau kamu mau, sebentar sore jam 5 kamu bisa kerumah saya. Kita bimbingan di rumah saya. Bagaimana?" Wah! Tawaran yang menggiurkan bagi Helty. Dengan begini, proposalnya tak perlu digantung lama. Tapi... "apa tidak masalah jika saya melakukan bimbingan dengan Bapak dirumah Bapak?"

"Tidak apa-apa. Daripada kamu harus nungguin saya lama." Okey deh, karena yang punya rumah tidak keberatan, maka sebagai mahasiswa Helty pun menyanggupinya.

IridescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang