PLEASE VOTE AND COMMENT
"Kristi! Sahabat macam apa lo?! Masa lo gak pernah cerita kalau Pak Jeff itu sepupuan sama Ten sih?" Labrak Helty lewat panggilan telepon.
"Masa sih gue gak cerita?" Nada kebingungan bisa terdengar jelas dalam suara Kristi diseberang sana. "Kalau lo udah cerita, harusnya gue gak kaget pas ketemu Ten. Mana gue lagi barengan sama Pak Jeff lagi." Cecar Helty sengit.
Namun, bukannya menjelaskan, Kristi malah meresponi cercaan Helty dengan gelak tawa. "Gue kelupaan kali." Ujarnya disela-sela tawa.
"Masa lo lupa hal sekrusial itu sih?!" Balas Helty yang masih tak terima baik.
"Waktu gue nikah, Pak Jeff gak datang soalnya anaknya lagi sakit. Makanya gue lupa cerita ke lo kalau Pak Jeff sama Ten itu sepupuan jauh." Jelas Kristi yang membuat Helty manggut-manggut. Pantas saja, saat acara pernikahan Kristi dan Ten, ia tak melihat Pak Jeff sama sekali. "Eh, kok lo bisa tiba-tiba nanyain gue soal Pak Jeff sama Ten sih? Tau dari mana lo?" Kali ini giliran Kristi yang bertanya.
"Gue ketemu sama suami lo tadi."
"Ya terus hubungannya sama Pak Jeff apa?" Bingung Kristi.
"Gue ketemu sama laki lo saat gue lagi barengan sama Pak Jeff." Penjelasan Helty sukses membuat Kristi memekik kaget diseberang sana, "kok bisa sih?"
"Tanyain aja sama laki lo." Helty menolak menceritakan lebih lanjut.
"Yaelah pelit lo!" Umpat Kristi. "Bodo amat!" Helty malah bersikap acuh. "Udah ah, gue mau mandi dulu. Baru pulang nih gue." Helty sudah berniat untuk mematikan telepon, namun Kristi sudah lebih dahulu bersuara, "tunggu dulu! Tunggu!" Teriaknya.
"Apalagi sih Ti?" Helty memutar bola matanya malas.
"Lo baru pulang dari mana?" Pertanyaan Kristi sarat akan nada interogasi khas seorang detektif. "Mampus! Jangan bilang lo baru pulang dari rumahnya Pak Jeff!" Pekik Kristi setelah menyadari hal itu. Dia pun jadi heboh sendiri. "Gila?! Lo ngapain ajah di rumah Pak Jeff sampai baru pulang jam segini?!" Kristi seolah menuntut penjelasan. Akan tetapi, sebelum ia bertanya lebih lanjut lagi, Helty sudah mematikan sambungan telepon mereka.
"Maafin gue, Ti, hehehe.." Helty berbicara kepada ponselnya sendiri setelah ia mematikan sambungan telepnnya dengan Kristi. Ia yakin seribu persen, pasti saat ini Kristi sedang merapalkan nama-nama binatang kepada dirinya. Kristi dan mulut kasarnya memang susah dikontrol.
•••
Berhubung Pak Jeff sedang ke luar kota, maka Helty bisa sedikit santai dalam mengerjakan revisinya. Tidak perlu diforsir, begitu pikirnya. Alhasil selama beberapa hari ini Helty tidak mengerjakan revisinya. Ia selalu berpikir bahwa Pak Jeff berangkat dalam waktu yang cukup lama.
Dengan mata yang serius memperhatikan layar laptop dihadapannya, ditemani cemilan, Helty terlihat asyik menonton sekaligus mengagumi ketampanan seorang Kim Soo Hyun dalam drama It's Okay to Not Be Okay. Sampai-sampai saat ponselnya berdering, Helty tak beranjak untuk menangkat panggilan tersebut.
Kesabaran Helty habis sebab ponselnya tak kunjung berhenti berdering. Dengan gerakan malas, Helty pun mem-pause drama tersebut. "Siapa sih gangguin gue?" Hardiknya kesal. Setelah mengambil ponselnya, mata Helty membola besar. "Astaga!" Pekiknya kaget.
Pak Jeff is calling...
Mimpi apa dia semalam sampai ditelepon sama dosen pembimbingnya. Helty ingin mengangkat panggilan tersebut, namun dia takut akan dimarahi sebab sudah mengabaikan beberapa panggilan sebelumnya. Lebih baik ia tak usah angkat saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iridescent
RomanceJangan sensi sama dosen pembimbing sendiri, siapa tau dia bakalan jadi pembimbing rumah tangga kamu. Berawal dari pembimbing skripsi, bisa jadi berakhir jadi pembimbing rumah tangga. Eits, tapi belum tentu juga sih. Eh, tapi, tapi.. ah bingung de...