• 05 •

2.3K 208 8
                                    

PLEASE VOTE AND COMMENT

Helty menatap tak percaya saat Pak Jeff mengajaknya ke salah satu restoran cepat saji. "Makan." Perintah Pak Jeff sebab Helty hanya menatap makanan di piringnya. "Bapak seriusan traktir saya?"

"Kamu pikir saya tega membiarkan kamu kelaparan seperti tadi?"

"Kamu pikir saya tega membiarkan kamu kelaparan seperti tadi?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wahh, Bapak baik banget." Helty memekik senang. Dia bahkan makan dengan lahap, sesekali dia juga mengurus Jeje.

"Sepertinya proposal kamu harus direvisi per bab."

"Sini, kakak suwir ayamnya, biar Jeje gampang makannya." Bukannya menanggapi ucapan Pak Jeff, Helty malah mengacuhkannya.

"Dan untuk tempat penelitiannya, saya sarankan sebaiknya kamu mengecek terlebih dahulu untuk memastikan jumlah populasi dan sampel."

"Wah Jeje pintar yah, bisa makan sendiri." Pak Jeff hanya menatap Helty tak percaya. Bisa-bisanya dia acuhkan seperti ini. "Helty, kamu denger gak sih?"

 "Helty, kamu denger gak sih?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Denger kok Pak." Alih-alih menjawab dengan rasa bersalah, Helty justru menjawab dengan riang, seolah-olah dia tak melakukan kesalahan.

"Kita akan mulai revisi perbabnya hari Senin."

"Pak, kita tuh lagi makan. Sebaiknya jangan bahas proposal dulu Pak. Nikmatin dulu makanannya. Otak saya capek Pak." Sahut Helty dengan frustasi. Apakah harus membahas proposal saat mereka sedang makan enak begini? Rasanya makanan dihadapannya ini menjadi hambar setiap kali dosen galaknya membahas proposal. "Istirahat dulu Pak." Pak Jeff yang menggelengkan kepalanya dan tertawa kecil dengan respons yang diberikan helty.

"Helty!!!" Helty mendongak kearah sumber suara yang memanggil namanya. "Kristi..." Helty menggumamkan nama sahabatnya.

"Weitss sama anak siapa tuh?" Tanya Kristi begitu mendekat. Dia tak memperhatikan sosok yang ada didepan Helty.

"Lho, Bang Jeff?" Ten terkejut ketika melihat sepupunyalah yang duduk didepan Helty.

"Pak Jeffrey?" Kristi sampai menganga tak percaya dengan apa yang dia lihat sekarang. Didalam benaknya muncul berbagai tebakan.

IridescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang