13. Gerak Jalan

5 2 0
                                    

Hari ini hari pertama pembukaan Lomba antar sekolah, yang di buka dengan acara Gerak Jalan berkeliling komplek sekolah.

Semua murid sekolah yang ikut lomba maupun yang tidak ikut lomba wajib mengikuti Gerak Jalan.
Kecuali ketika lomba sudah di mulai, hanya peserta lomba lah yang diperbolehkan masuk ke sekolah tetangga.
Karena tahun ini yang menjadi tuan rumah lomba adalah SMU Semesta.

Bulan dan ketiga sahabatnya sudah berbaris entah di barisan sekolah mana, karena Bulan dan sahabatnya berpisah dengan rombongan sekolahnya.
Merekapun tak dapat menemukan rombongan sekolahnya di ribuan lautan orang tersebut.

"Eh. kita ada dibarisan sekolah mana nih" tanya Mentari

"Gatau nih, mana banyak banget cowo lagi" sahut Bulan

"Gapapa lah. Biasanya kalo gabung sama cowo tuh pasti asik" kali ini Bintang menyahut

"Iya. Tapi kan kita gak kenal dia, kok gue jadi takut ya" Bulan merasa risih karena mereka baris di depannya para cowok yang kadang memperhatikan mereka dengan tatapan eer- kalian pasti tau tatapan cowok ketika melihat tiga cewe cantik.
Bahkan, salah satu dari mereka bertiga adalah wanita paling cantik di antara ribuan wanita yang ikut Gerak Jalan. Wanita itu adalah Bulan.

"Lagi pula kita udah gak boleh pindah barisan" sahut Bintang lagi

"Halah bacot, pindah aja yo Lan gue juga risih disin-" ucapan Mentari terhenti kala mendengar intruksi dari guru yang memimpin gerak jalan

"Tolong yang sudah masuk barisan jangan keluar barisan, karena gerak jalan akan segera dimulai. Terimakasih" ucap sang panitia melalui toa

Bintang tertawa pelan "batek sih lo berdua"

"Yeeuuu" sahut Bulan dan Mentari

.

Di tengah perjalanan, Bulan merasa haus karena belum sama sekali di berikan air minum oleh panitia gerak jalan.

Bulan yang berada di tengah-tengah sahabatnya yang juga kehausan, hanya bisa pasrah menunggu air minum datang. Rasanya seperti berjalan di gurun pasir.

Cuaca hari ini pun juga tidak mendukung karena begitu sangat panas. Untung saja Bulan mengenakan topi. Setidaknya bisa meminimalisir sinar matahari yang begitu menyengat dipandangannya.

"Suut. Cewe" goda para cowok yang ada di belakang mereka bertiga -Bulan, Mentari, dan Bintang-.

"Bisa kali nomornya"

"Suutt cewe. Nengok dong, jangan sombong gitu"

"Nama nya siapa neng?"

"Yang tengah suut yang tengah"

"Yang pake topi tuh aduuuh... Gak kuat babang"

"Iya anjir yang tengah bening bangat"

"Leuga"

"Yang disamping juga boljug"

Itu lah beberapa godaan para lelaki Kerdus yang sedang menggoda mereka bertiga.

Namun, ada satu lelaki yang sama sekali tak menggoda mereka bertiga.
Hanya saja pandangannya tak bisa lepas dari Bulan.

Bulan dan Mentari yang mendengarnya merasah Risih dan ingin muntah rasanya. Sedangkan Bintang hanya masa bodo tak memperdulikan mereka, Bintang Pura-pura tak mendengarkan mereka.

Hingga, lelaki yang sedari tadi memperhatikan Bulan. Menghampiri mereka bertiga. -Lebih tepatnya menghampiri Bulan-.

Greep...

Cowok itu merangkul Bulan. Hingga membuat Bulan terkejut setengah mati dan menoleh ke arah cowok yang merangkulnya.

Yang Bulan lihat cowok itu seperti ketua geng. Dari penampilannya yang sangat badboy, urakan tapi euum- lumayan tampan juga dengan rambut yang berantakan mempertajam kesan badboy nya.

REMBULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang