Kenalin, namaku Mayada Al Zafira. Aku anak pertama dari pasangan suami istri yang paling baik di dunia. Aku punya adik cowok satu-satunya yang hanya beda satu tahun, namanya Mafihul tsaqif.
Tapi, untuk ukuran badan masih gedhe-an dia daripada aku. Ya iyalah dia kan cowok, otomatis dia yang seperti kakak. Yang bisa ngejaga dan ngelindungin seorang cewek. Meskipun kakaknya seorang cewek, disaat dia bandel atau salah arah...aku yang paling bisa menasehatinya.
Yang pasti untuk menyangkut soal kekuatan cowoklah pemenangnya dan sebaliknya, untuk soal perasaan dan ego ceweklah pemenangnya.
Aku bersyukur banget karena usaha dan kerja kerasku selama ini, aku bisa diterima di universitas terbaik di kota ini. Aku mengambil bidang studi Komunikasi dan Informasi.
Dan sejak pertama masuk kuliah aku mendapatkan teman namanya Irin. Dia karakternya baik, ceria, dan sedikit tomboy. Yah...meskipun cerewet dan suka gibah, nggak masalah bagiku. Berteman baiklah pada siapapun, karena kamu nggak akan tahu siapa nanti yang selalu ada untukmu selagi tidak membawamu ke jurang keburukan.
"May, tahu nggak?..."katanya mencolek pundakku di kesempatan jam istirahat.
"Apa?..."balasku sambil mengunyah bakso.
"Kamu udah tahu belum, siapa yang paling disegani di kampus ini?."tanyanya antusias.
"Pak Herman lah, secara beliau kan ketua kampus ini."
"Salah besar..."ucapnya keras menggebrak meja makan. Mahasiswa lain yang sedang makan menoleh pada Irin karena merasa terganggu dengan ulahnya.
"Maaf maaf, nggak bermaksud merusak suasana."ucap Irin menelungkupkan kedua tangannya lalu digerakkan ke kanan dan ke kiri.
"Why???."tanyaku mengalihkan ke pembicaraan utama.
"Karena cowok paling tampan di kampus ini katanya orang tuanya penyumbang bantuan tertinggi di kampus ini. Karena itu kampus ini bisa berdiri sampai sekarang. Bahkan para dosen pun menyeganinya. "lanjutnya.
Aku hanya mengangkat alis menanggapi jawabannya.
"Tapi sayang, dia nggak lulus tahun kemarin. Dia itu pinter dan mahasiswa berprestasi cuman... karena sering bolos kuliah ya jadinya nggak lulus. Sebenernya sih bisa meluluskan, tapi orang tuanya nggak mau hanya karena dia anak dari orang yang paling berpengaruh di kampus ini."ujarnya sambil menyeruput es tehnya.
"Ya bagus dong, berarti orang tuanya bijak."balasku ikut menyeruput secangkir es teh. Irin manggut-manggut mendengar jawabanku.
"Btw, kamu dapat info darimana?."tanyaku penasaran.
"Jangan tanya, aku kan stalker handal."cengir Irin.
))))
Jangan lupa untuk follow dan vomentnya yah, biar tambah semangat bikin ceritanya.
Eh penasaran kelanjutannya?
Tungguin yop😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In Love With A Coolboy
Roman pour AdolescentsDia membuka hatinya pada cowok yang cuek dan dingin. Akankah sikapnya akan luluh? atuh cinta membutakan segalanya. Namun alam seolah berkata, mampukah kalian bersatu meskipun memiliki perbedaan yang mereka yakini?