Kembali

5 1 0
                                    

Sebelum kelas dimulai,

"Kenapa May?mukamu lesu gitu."tanya Irin di sebelahku.

"Dompetku hilang May, isinya kartu-kartu penting."jawabku tak semangat.

"Seriously? KTP, SIM, ATM, Kartu Mahasiswa juga?."tanya Irin ikut syok.

Aku mengangguk, "Keluargamu tahu?."tanya Irin lagi.

Aku menggeleng pelan.

Tiba-tiba Pak Dosen masuk, pembelajaran pun dimulai. Tak berapa lama, suara pintu kelas terketuk.

"Ya, silahkan masuk..."kata Pak Dosen yang sedang menjelaskan materi.

Semua mahasiswa di kelasku fokus melihat kedatangannya. Aku dan Rini berpandangan, ada apa gerangan cowok itu ke kelasnya.

"Oh mas Arya, ada apa mas?."sapa Pak Dosen.

Aku dan Irin berpandangan lagi, seolah berkata "Oh, namanya Arya..."

"Maaf pak mengganggu waktunya, saya hanya ingin mengembalikan sebuah dompet karena kemarin menemukannya. Dan kebetulan pemiliknya ada di kelas ini."paparnya.

"Ya silahkan mas."Pak Dosen mempersilakannya.

"Maaf semuanya mengganggu kalian. Saya menemukan dompet ini atas nama Mayada Al Zafira. Apa ada orang nya berdasarkan nama yang saya sebutkan?."ucapnya.

Aku mengangkat tangan, "Ya, saya sendiri." Aku sudah ancang-ancang mau maju ke depan, tapi urung. Dia sudah berjalan ke arahku. Semua mata tertuju pada dia yang sedang berjalan ke arahku, ada juga yang menyoraki dan bersiul. Jadi merasa...jujur sedikit tersipu.

"Makasih banget kak, makasih."balasku berkali-kali sembari menerima dompet.

Dia tak membalas ucapan terima kasihku apalagi senyum. Dia hanya berkata,

"Lain kali jangan ketinggalan..."tuturnya tanpa ada mimik wajah hanya pasang muka datarnya.

"Iya kak, makasih."kataku lagi.

"Terima kasih pak waktunya, saya mau kembali ke kelas."katanya dan Pak Dosen mempersilahkannya pergi ke kelas.

"Oke, kita lanjut."ujar Pak Dosen melanjutkan.

Aku kembali mengecek, "Alhamdulillah masih utuh."lirihku lega.

"Khemm..."kode Irin, lalu ia memberikan secarik sobekan kertas padaku saat ada kesempatan Pak Dosen tak melihatnya.

"Gila gila, kepo banget aku. Pokoknya kamu harus cerita!!!."aku tertawa kecil membacanya.

"Oke.."bisikku padanya dan mengedipkan mata.

))

"Kok, bisa dompet itu sama dia May?."tanya Irin langsung selesai kelas.

Aku mengambil napas dulu lalu menghembuskannya kembali, lalu kuceritakan semuanya.

"Jadi, cowok yang di gang ronda itu...Dia dong?."

"Iya, aku juga nggak nyangka aja sih. Sekian banyak cowok kenapa harus dia gitu?."sedikit keluhku.

"Seharusnya kamu bangga May, setidaknya kamu pernah berinteraksi sama cowok paling hemm di kampus ini."goda Irin.

"Apalagi, saat dia berjalan menghampirimu tadi. Dia gentleman banget...Kalau aku jadi kamu, pikiranku udah traveling kemana-mana May. Membayangkan dia menjemputku di hari pernikahan."katanya penuh harap.

"Jangan ngadi-ngadi kamu Ir. Btw, kamu seneng banget ngepoin dia, jangan-jangan kamu suka ya sama dia?."

"Enggaklah Ir, aku cuma sekadar fans aja. Lagian aku udah punya pacar..."jujur Irin.

"Siapa?teman satu kampus?."tanyaku penasaran.

"Duh, keceplosan aku nih."ucapnya menepuk-nepuk jidatnya.

"Adadeh. Kapan-kapan deh aku ceritain. Btw, aku ngeship banget kamu sama kak Arya, May. Cocok pokoknya mah.."ucapnya mengacungkan dua jempol tangannya.

"Enggaklah, jangan ngarep aja. Banyak cewek cantik diluaran sana Ir. Mana mau dia sama aku. Apalagi punya status sosial tinggi."

"Ya nggak masalah, jika jodohnya sama kamu. Ciwi-ciwi lain bisa apa?."ujarnya mengangkat alisnya.

Aku hanya diam, tak menanggapinya. Kalau seperti itu memang nggak masalah. Masalahnya jika dia bukan jodohku, aku bisa apa?.

))))

Fall In Love With A CoolboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang