Aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku, sebegitunya mengorek-ngorek kehidupan orang. Namun buatku, cerita yang diceritakan Irin hanya angin berlalu bagiku. Aku bukan tipe yang percaya pada omongan orang lain selagi bukan dari orangnya langsung. Namun terkadang aku jadi penasaran dan asyik mengikuti alurnya.
"Tapi ya, ciwi-ciwi sekarang tuh cuma bisa kagum aja nggak berani ndeketin. Tahu sendiri kan dia misterius."bebernya.
"Ini berita yang paling penting May, bulan yang lalu ibunya kan meninggal. Yah mungkin dia masih syok kan?denger-denger dia dah nggak sering bolos lagi, tapi sikapnya jadi berubah sama cuek lagi."lirihnya takut ada orang yang mendengarkan.
"Dia pasti sangat butuh seseorang buat sandaran dirinya Ir."ucapku.
"Benar, apalagi ayahnya sangat sibuk mengurus perusahaannya."jelasnya lagi.
"Emang kamu pernah melihatnya Ir?mahasiswa di sini banyak banget. Belum lagi, ada bagian kampus yang di daerah lain."
"Belum sih, Tapi aku punya fotonya."lirih Irin lalu membuka ponselnya menunjukkan padaku.
Aku hanya melihatnya sekilas dan memang terlihat tampan meskipun dilihat sekilas.
Ketika bola mataku memutar, aku tak sengaja melihat cowok yang sedang kita berdua perbincangkan. Dan kebetulan dia melihat ke arah kami seolah tahu sedang dibicarakan.
Aku mengalihkan pandangan lalu mengecek sekali lagi foto yang tersimpan di ponsel Irin. Dan betul, dia terlihat sama di foto itu. Ternyata dia ada di bagian kampus yang sama denganku dan Irin.
Aku mencoba melihatnya lagi, namun dia berjalan ke arah kami. Entah kenapa jantungku berdegup lebih kencang dari biasanya. Bukan karena muncul getaran sedang jatuh cinta, tepatnya karena takut dia memergoki kita berdua dan mungkin dia akan marah karena membicarakannya.
Aku langsung pura-pura menanyakan harga yang kami pesan ke Irin padahal sudah kami bayar. Irin yang mau bilang sudah dibayar untung nggak jadi bilang, karena aku langsung memberi kode dengan arah lirikan mataku dan menggerakkan jari telunjukku.
Seolah paham kode yang aku berikan, Irin pura-pura menggeliatkan badannya ke belakang. Sontak Irin langsung terkejut.
"Ya berarti, pesanan aku sama kamu habis 50 ribu May semuanya."ucap Irin sedikit lantang.
"Oke oke..."
Dan ternyata dugaanku salah, dia tidak menghampiri aku dan Irin. Dia hanya mencari tempat duduk yang kosong dan kebetulan yang kosong ada di belakang kita berdua.
Aku dan Irin menghela napas lega, kita berdua tertawa kecil.
))))
Penasaran???
Yok lanjut...
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In Love With A Coolboy
Genç KurguDia membuka hatinya pada cowok yang cuek dan dingin. Akankah sikapnya akan luluh? atuh cinta membutakan segalanya. Namun alam seolah berkata, mampukah kalian bersatu meskipun memiliki perbedaan yang mereka yakini?