Bad Day Karel

8 1 0
                                    

Riuh ramai. Itulah suasana stadion saat ini. Pertandingan final antara SMA Galaxy dan SMA Angkasa berakhir sejak sekitar dua menit yang lalu.

Di pertandingan setelah ashar tadi, antara SMA Angkasa dan SMA Garuda kemenangan berhasil diraih oleh SMA Angkasa. Karena itu di final GFC berkesempatan untuk berhadapan dengan SMA Angkasa. Yang dimana merupakan sekolah nya Anggi yang tak lain dan tak bukan adalah bagian dari Skylar.

Zick juga yang lainnya dipertemukan dengan Anggi dalam pertandingan ini. Meskipun mereka ini satu kaum satu tongkrongan, jika sudah berada di dalam lapangan perannya beda lagi. Baik dari Anggi maupun skylar lain harus memerankan dirinya sendiri sebagaimana dia berada di pihak mana seharusnya.

Di final tadi, skors kembali dikuasai oleh SMA Angkasa. Meski dikesempatan terakhir dari kubu GFC berhasil mencetak satu gol, tapi itu tidak menjadikan GFC menguasai skors. Karena SMA Angkasa tetap memimpinnya dengan skors 3-2. Dengan hasil akhir, untuk turnamen kali ini di posisi pertama diraih oleh SMA Angkasa, posisi kedua diraih oleh SMA Galaxy, sementara posisi ketiga diraih oleh SMA Garuda.

Para wasit juga pemain baik dari SMA Galaxy maupun SMA Angkasa mulai berhambur meninggalkan lapangan. Sebelumnya mereka bersalaman terlebih dahulu.

"Darimana la, tibatiba pergi aja tadi" Tanya Livi menyambut kedatangan Ayla yang pergi sejak pluit akhir pertandingan berbunyi tadi.

"Ah ini, ngambil minuman yang tadi gue titip. Lumayankan jadi dingin lagi" Ayla terkekeh sambil menunjukan keresek yang sedari tadi dirinya pengang.

"Eh gue kebawah dulu ya, ngasih ini. Udah janji soalnya" Kata Ayla yang di angguki ketiga sahabatnya. Hendak Ayla melangkah, Livi terlebih dulu mencekal pergelangan tangannya.
Ayla menoleh seolah berkata 'apa'

"Dia gasuka dingin" Livi memberikan sebotol minuman yang sempat ia beli tadi. Mengerti dengan apa yang dimaksud sahabatnya ini, Ayla mengangguk seraya mengambil minuman itu dar Livi.

***

Semenjak pemberian hadiah tadi berakhir, para pengunjung stadion mulai berhamburan keluar. Termasuk teman-teman livi. Ayla juga Fira sudah pulang sejak taksi online nya tiba tadi. Tidak bersama Livi. Karena mereka berdua memang tidak akan langsung pulang kerumah melainkan akan mampir ke salah satu mall terlebih dulu. Lebih tepatnya Fira yang mengantar Ayla.

Hari semakin malam dan waktu terus berjalan. Kini waktu menujukan pukul 8 lebih. Dan kini Livi masih berada di luar stadion tengah menunggu balasan dari Rey yang ia kirimkan pesan tadi.

Livi memutuskan untuk meminta Rey menjemputnya daripada harus menggunakan taksi online sendirian. Jujur, Livi belum seberani itu untuk sendirian.

Tapi, sejak tadi Rey belum kunjung membalas pesannya. Membuat Livi sedikit cemas ketika melihat suasana stadion sudah mulai sepi.

Livi tersentak kaget saat dirasa ada yang menepuk bahu kanannya. Tapi saat ia menoleh ke sebelah kanan, tak ada siapa siapa disana. Livi meneguk salivanya susah-susah. Hatinya sangat gundah, ia merasa ada hal aneh sekarang. Begitu saat Livi kembali menoleh kedepan, ia tersentak kaget.

"Hah astagfirulloh..hah..huhh" Kaget Livi, refleks ia memegang dada nya sambil mengatur deru nafasnya yang masih berburu.

"Ishh ngapain sih, kalo jantungan gimana?!" Tanya Livi tak santai.

"Emang sakit jantung?" Tanya orang itu kalem.
Livi menghela nafas kasar lalu memutar malas bola matanya.

"Belum pulang?" Tanya nya.

"Keliatannya?" Balas Livi acuh.

"Yaudah ayo" Orang itu meraih tangan Livi, tapi livi mencoba menahan. Dan orang itu kembali menoleh seolah bertanya 'kenapa'

I Still Want YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang