13. DON'T CLICK ! ALERT

593 148 27
                                    

Nevan kini masih berada di kantor polisi, dan sedang menunggu Willy datang membawa hasil autopsi korban.

"Kau tahu semuanya?" tanya Zetta pada Nevan yang sedang melamun memikirkan kejadian demi kejadian yang terjadi pada siswa siswi Andromexius School.

"Tidak. Aku hanya menggunakan otakku untuk berpikir," jawab Nevan menoleh sekilas.

"Apa yang sedang kau pikirkan?"

"Banyak hal terjadi begitu cepat. Entah kenapa aku berpikir kalau pembunuhnya mengincar siswa siswi Andromexius School."

"Apa maksudmu?"

Nevan menopang dagunya sambil berpikir, "Hanya siswa siswi Andromexius School yang selalu menjadi korbannya sedangkan sekolah lain tidak. Bukankah itu aneh?" tanya Nevan yang merasa sangat aneh soal tewasnya siswa siswi, kenapa yang tewas selalu mereka yang bersekolah di Andromexius School? Kenapa sampai saat ini tidak ada korban lain di sekolah lain? Bukankah itu sangat aneh?

"Kau bilang semua korban terakhir kali memainkan komputer, mungkin karena sekolah itu berbasis komputer?" tanya Zetta mengeluarkan pendapat.

"Aku juga berpikir seperti itu. Tapi, memangnya ada apa dengan komputer itu? Sampai semua orang tewas dengan mengenaskan." Nevan berbicara sambil berpikir.

"Kau sudah mengecek komputer korban?"

Nevan mengangguk, "Sudah, tapi tidak ada apapun di sana. Bukankah pelakunya seperti hantu? Kadang dia pergi, kadang dia datang hanya untuk membunuh. Surat dari Leanna. Aku yakin yang menuliskan ini adalah pelakunya," tutur Nevan sambil melihat dokumen tentang penyelidikan kasus.

Saat Zetta akan menjawab, Willy datang membawa sebuah kertas di tangannya.

"Aku sudah mengambil hasilnya. Sepertinya pelaku menusuk perut korban dari belakang karena pintu kamar mandi yang ada di rumah Kristy rusak, itu tandanya Kristy mencoba menahan pintu agar tidak terbuka," tutur Willy membuat Nevan berpikir, "ada luka di kaki korban. Sepertinya dia terjatuh di kamar mandi saat ingin menyelamatkan diri," tambahnya.

"Kau lihat atap kamar mandi Kristy sedikit terbuka?" tanya Nevan yang baru teringat soal atap kamar mandi rumah Kristy terbuka sedikit.

"Tidak," jawab Zetta.

"Aku yakin Kristy mencoba naik ke atas untuk melarikan diri, tapi tubuhnya tidak sampai ke sana dan akhirnya dia terjatuh dan meninggalkan luka di lututnya lalu Kristy mencoba menahan pintu agar tidak terbuka, tapi sayangnya hal tidak terduga terjadi. Dua tusukan di pintu, yang pertama mungkin adalah tusukan peringatan untuk mendesak Kristy agar ke luar, dan satu lagi pisau itu terkena perutnya," tutur Nevan dengan segala pemikiran di otak cerdasnya.

"Lalu kemudian pelaku akhirnya merusak pintu itu, dan kemudian pelaku menginjak perut Kristy dengan kencang," tambah Willy.

"Menginjak?" tanya Nevan bingung.

"Ada organ dalam Kristy yang rusak akibat ditekan terlalu keras. Sepertinya itu taktik pelaku agar Kristy kehabisan oksigen dengan cepat, dan aku rasa pelaku ini sangat teliti, di mana dia tidak meninggalkan jejak disetiap lokasi pembunuhan," jawab Willy.

"Itu artinya pelaku cukup mengenal soal kasus seperti ini makanya dia tidak meninggalkan jejak se inci pun. Dan sepertinya data di komputer milik Kristy juga dihapus, itu artinya pelaku juga andal dalam memainkan komputer. Oh ya, apa ada barang milik korban yang hilang, seperti name tag atau apapun, ada?" tanya Nevan pada keduanya.

"Tidak ada, kami sudah memeriksanya dan tidak ada yang hilang," jawab Willy.

"Mmm ... apa kita perlu melakukan suatu pencegahan agar tidak ada korban lain lagi?" tanya Zetta yang sejak tadi hanya mendengar perkataan mereka dengan baik.

Don't Click [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang