" Hai Dev " sapa Nadia " Ayah "panggil Luna " Anak ayah yang paling cantik " ucap Devan menggendong Luna " Nad, maaf sudah merepotkanmu " ucap Devan " Ndak papa kok Dev, Luna anaknya baik kok " ucap Nadia " Ehem " Anna memberik kode " Oh ya, kenalkan ini dokter Anna " ucap Nadia " Anna " " Devan "
Mereka berdua berjabat tangan
" Ayah, aku mau pulang bersama mama " rengek Luna
Nadia mendengar ucapan Luna sangat kaget.
" Luna, mama Nadia kan harus kerja " ucap Dev " Luna ndak mau pulang, Luna mau sama mama " ucap Luna turun dari gendongan Devan dan memeluk Nadia " Luna " panggil Devan sedikit keras " Dev, jangan kasar sama Luna " ucap Nadia menatap Devan " Tapi Nad, dia merengek tak karuan " ucap Devan " Emmm .... Nad, aku duluan ya. Ada panggilan " Anna bergegas pergi dari keadaan ini " Oh ya, bye " ucap Nadia " Bye " " Mama, ayah nakal " ucap Luna menangis " Maafkan ayah Luna " ucap Devan memegang tangan Luna " Luna sayang, ayah tidak nakal kok " ucap Nadia membelai rambut Luna
Devan pasrah menyerahkan keputusan ke Nadia
" Iya, mama akan pulang sama Luna " ucap Nadia " Tapi Nad, kamu kan masih kerja " ucap Devan " Jam kerjaku sudah selesai Dev " ucap Nadia " Tapi Luna sama ayah dulu ya, mama mau ambil tas dulu " ucap Nadia " Ndak mau, Luna mau ikut mama " ucap Luna
Devan menghela nafat panjang dan melihat Nadia. Nadia hanya menganggukan kepalanya untuk menuruti kemauan Luna
" Baiklah Luna ikut mama, ayo " ucap Nadia
Nadia menggandeng tangan Luna menuju ke ruangannya. Devan mengikutinya dari belakang. Banyak perawat yang melihat Nadia menggandeng seorang anak kecil dan di ikuti laki-laki tampan di belakangnya.
" Dokter Nadia gandeng anak siapa, terus yang di belakang ada laki-laki tampan " ucap suter Nam " Apa dokter Nadia sudah menikah " ucap suster Kim
Dari kejauhan dokter Bram mendengar pembicaraan para suster
" Kalian membicarakan siapa sih " tanya Bram " Astaga .... dokter Bram buat kita kaget. Itu lho dok, dokter Nadia menggandeng anak kecil dan seorang laki-laki tampan di belakangnya " ucap suster Kim " Ah .... Nggak mungkin " tepis Bram " Dokter Bram tidak percaya, coba lihat sendiri " ucap suster Nam
Bram tidak percaya omongan para suster. Bram berjalan menuju ruangan Nadia. Sebelum dia mengetuk pintu ruangan Nadia terbuka
" Ah ... dokte Bram " ucap Nadia " Kau sudah mau pulang " ucap Bram " He em " ucap Nadia
Bram melihay Nadia menggandeng tangan anak kecil dan di belakangnya ada sosok laki-laki
" Apa dokter Bram perlu sama saya " tanya Nadia " Ah tidak .... tidak " ucap Bram " Kalau begitu aku pamit dulu ya " pamit Nadia
Devan mengganggukkan kepalanya ke Bram. Bram melihat Nadia bersama laki-laki seperti patah hati.
" Apa aku tidak pantas bersanding di samping Nadia " ucap Bram lirih
Sekarang mereka sudah di dalam mobil Devan. Pertama Devan akan mengajak Luna pulang dulu.
" Nad, sekali lagi maafkan Luna ya " ucap Devan " Sudahlah Dev, sudah berapa kali kamu minta maaf, telingaku serasa mau pecah" ucap Nadia tersenyum " Lihat lah Luna tertidur pulas " ucap Devan " Anak kamu sangat lucu Dev " ucap Nadia melihat Luna
Devan melihat Nadia yang fokus dengan anaknya. Devan tersenyum melihat Nadia.
" Kenapa kau tersenyum Dev " ucap Nadia bingung " Baru kali ini, ada yang perhatian dengan anakku " ucap Devan dengan fokus menyetir
Nadia mendengar ucapan Devan pipi memerah seketika. Dia memalingkan wajahnya ke arah jalan
Di rumah Devan
Mereka akhirnya sampai di rumah Devan. Luna masih tertidur, sekarang berada di gendongan Nadia.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
D
evan membuka pintu rumahnya dan di sambut dengan wanita tua.
" Sore tuan Dev " sapa wanita itu " Sore bi Maria " sapa kembali Devan " Non, Luna tidur tuan " tanya bi Maria " Bawa Luna ke kamar bi " ucap Devan " Sini non, biar non Luna saya tidurkan di kamar " ucap bi Maria
Bibi Maria mengambil alih menggendong Luna. Sekarang tinggal Devan dan Nadia di ruang tamu.
Tbc Akankah ada benih-benih cinta Atau ...... Jangan lupa vote dan komen 😁😁😁😁😁😁