Devan menarik tubuh Bram yang berada di atas Nadia. Devan memberikan pukulan ke wajah Bram
Bukk bukk
" Kau sudah menyakiti calon istriku " teriak Devan " Hehehe calon istri, kau tidak pantas dengan Nadia. Dia yang pantas denganku" ucap Bram yang sudah tersungkur di lantai
Devan geram dengan omongan Bram. Devan mengangkat tubuh Bram keluar apartemen Nadia
" Pergi kau dari sini, dasar laki-laki bejat" ucap Devan
Devan langsung menghampiri Nadia yang menangis di lantai dengan pakaian yang sobek. Devan langsung menyelimuti tubuh Nadia dengan jaketnya
" Sayang, kau tidak apa-apa " tanya Devan
Nadia langsung memeluk Devan dengan kuat dan tangisnya pecah
Devan memberikan balasan pelukan yang kuat
" Kita ke kamar saja " ucap Devan
Kaki Nadia sudah tidak bertenaga dan sangat lemas untuk berdiri. Akhirnya Devan menggendong Nadia ke kamarnya
" tidurlah " ucap Devan mencium kening Nadia " Jangan tinggalkan aku Dev, aku takut " ucap Nadia yang masih terisak tangis " Aku tidak akan meninggalkanmu sayang " ucap Devan menggenggam tangan Nadia
Akhirnya Nadia terlelap tidur, meskipun tangannya tidak lepas dari tangan Devan. Devan membelai kepala Nadia tanpa dia sadari, dia juga ikut tertidur di samping Nadia. Tepat tengah malam Nadia mengigau ketakutan
" Jangannn .... Jangannnn " gumam Nadia dengan mata tertutup
Devan terbangun melihat Nadia yang masi tertutup matanya sambil menangis
" Sayang .... Sayang .... " ucap Devan
Nadia bangun dan langsung memeluk Devan
" Aku disini sayang " ucap Devan membalas pelukkan
Nadia menangis di pelukan Devan
" Tidur lagi ya " ucap Devan
Nadia menggelengkan kepalanya
" Mau ditemani di tempat tidur " ucap Devan
Nadia mengangguk di pelukan Devan
Devan berbaring di sebelah Nadia, dan Nadia memeluk Devan sangat erat
" tidurlah " ucap Devan membelai punggung Nadia
Mata Nadia akhirnya terpejam, terdengar dengkuran kecil.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Besok paaginya
Nadia terbangun dari tidurnya. Dia melihat Devan berada di sampingnya, dia melihat Devan yang masih tertidur.
Jari telunjuk Nadia meraba seluruh wajah Devan yang sedang tidur
" Apa aku seganteng itu kah sampai kamu meraba wajahku " ucap Devan membuka matanya
Seketika Nadia menarik tangannya
" Dev, kau sudah bangun " ucap Nadia " Emmm, sebelum kamu bangun tadi " ucap Devan mengeratkan pelukkannya " Bagaimana, sudah mendingan keadaan kamu " tanya Devan membelai kepala Nadia " Aku sudah mendingan, terima kasih sudah menjagaku " ucap Nadia memberi ciuman ke pipi Devan
Hari ini Nadia ijin tidak masuk kerja. Dia masih ingin menenangkan diri di rumah. Devan sekarang beralih memasakkan sarapan untuk Nadia
" Makanlah " ucap Devan memberikan nasi goreng ke Nadia " Terima kasih " ucap Nadia
Devan duduk di depan Nadia. Dia melihat Nadia yang masih pucat wajahnya
" Kenapa Bram kemarin bisa ke apartemen kamu " tanya Devan " Aku juga tidak tau, kemarin aku kira dia tamu, dan tidak taunya di malah berbuat tidak baik kepadaku " ucap Nadia yang matanya sudah berkaca-kaca
Devan memegang tangan Nadia untuk menenangkannya
" Ya sudah, sekarang makan dulu ya " ucap Devan " Suapin " ucap Nadia manja " Manja banget sih " ucap Devan beranjak dan mendekati Nadia
Devan memberikan suapan ke Nadia
" Dev, hari ini kamu tidak kerja " tanya Nadia " Sudah di kerjakan anak buah " ucap Devan yang masih memberi suapan ke Nadia " Enak ya kalau jadi bos " ucap Nadia " Kata siap enak jadi bos, aku kan harus menghidupi ratusan orang " ucap Devan " Iya juga, kalau aku jadi istrimu apa akan kamu hidupi juga " tanya Nadia
Devan memandang Nadia sebentar dan mencium bibir Nadia
" Sayang mau kah kau menikah denganku " tanya Devan
Nadia mendengar ucapan Devan mematung seketika
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.