5

560 34 0
                                    

Di rumah Devan

Devan membuka jasnya dan menuju dapur.

" Nad, kau mau minum apa " ucap Devan
" Yang dingin saja " ucap Nadia

Nadia mengamati rumah Devan. Suasana rumah sangat sepi. Tidak ada foto yang terpampang di dinding rumahnya. Devan datang dengan membawa minuman dingin.

" Minumlah " ucap Devan

Nadia meminum minuman dinginnya. Rasanya sangat segar sekali.

" Rumahmu sangat sepi Dev " ucap Nadia
" Ya beginilah " ucap Devan tersenyum
" Apa kau tidak ingin menikah lagi Dev, biar suasana rumah sedikit ramai " ucap Nadia
" Menikah ..... bukan hal yang gampang untuk menikah lagi Nad " ucap Devan
" Benar juga Dev, kita harus cari pasangan yang tepat " ucap Nadia
" Kau sendiri " tanya balik Devan
" Aku .... Hehehe. Pasangan saja belum punya Dev " ucap Nadia tertawa
" Kenapa " tanya Devan
" Aku masih mau fokus sama kerja " ucap Nadia
" Emmm " guman Devan sambil minum kopi
" Tuan non Luna sudah saya pindah kekamar " ucap bibi Maria
" Terima kasih bi " ucap Devan

Bibi Maria meninggalkan Devan dan Nadia

" Jadi kalau kamu kerja Luna sama bi Maria " tanya Nadia
" Iya, bi Maria yang menjaga Luna bila aku bekerja " ucap Devan
" Kasian Luna Dev " ucap Nadia memandang Devan
" Ya .... Begitulah hidupku " ucap Devan tersenyum
" Baiklah Dev, aku pamit pulang dulu " ucap Nadia

Dev langsung mengambil kunci mobilnya.

" Ayo aku antar " ucap Devan
" Eh ... tidak usah Dev. Aku bisa naik taxi" ucap Nadia
" Ayolah Nad, sebagai ucapan terima kasihku " ucap Devan memandang Nadia

Nadia yang di pandang Devan sempat terpukau dengan wajah Devan yang tampan.

" Baiklah " ucap Nadia

Devan mengantar Nadia pulang. Banyak sekali yang mereka perbincangkan di dalam mobil. Mulai kesukaan Nadia dan Devan, hal yang mulai lucu sampai mereka tertawa.
Akhirnya sampai di apartemen Nadia.

" Kau tinggal di sini " tanya Devan
" He em " jawab Nadia
" Sendiri " tanya Devan lagi
" Iya lha Dev, terus mau sama siapa aku tinggal " ucap Nadia tersenyum
" Hanya memastikan, jika aku main kesini tidak ada yang marah " ucap Devan tertawa
" Kau Dev, punya selera humor yang tinggi " ucap Nadia

Nadia membuka pintu mobilnya Devan

" Terima kasih sudah mengantarku pulang " ucap Nadia
" Sama-sama " ucap Devan
" Aku masuk dulu, da " pamit Nadia
" Da " ucap Devan melihat Nadia masuk ke apartemennya

Devan tersenyum sendiri mengingat kejadian-kejadian bersama Nadia. Dia sangat nyaman sekali dekat dengan Nadia.
Devan pun kembali ke rumahnya.

1 minggu kemudian

" Hai Nad " sapa Anna
" Tumben anak kamu tidak kesini " ucap Anna
" Bukan anakku dokter Anna " ucap Nadia
" Pasti Devan jadi suamimu Nad " ucap Anna
" Kalau bicara itu harus di saring Anna " ucap Nadia
" Hehehe maaf "

Suara telfon ruangan Nadia berdering

" Hallo "
" Dokter Nadia,  ada pasien anak kecil karena kecelakaan " ucap suster
" Baiklah aku segera kesana " Nadia menutup telfonnya
" Maaf, Anna aku harus ke UGD " pamit Nadia
" Em " angguk Anna

Nadia berlari menuju UGD dia bertanya pada suster di mana pasiennya

" Dimana pasiennya " tanya
" Di sana dok " ucap suster

Nadia melihat pasennya, alangkah kagetnya dia melihat Luna yang terbaring dengan kepalanya berdarah

" Luna, ya tuhan kamu kenapa nak " ucap Nadia panik
" Dok, anak ini mengalami kecelakaan tertabrak mobil " ucap suster

Nadia membingkam mulut karena kaget

" Cepat perikasa semua badan anak ini dan bersihkan lukanya " ucap Nadia yang memasangkan infus ke Luna

Devan berlari menuju UGD untuk mencari anaknya.

" Suster di mana anak saya " tanya Devan panik
" Nama anak anda siapa " tanya suster
" Luna, cepat sus " ucap Devan mengcak rambutnya
" Di sana tuan " suster memberi tau ruangan Luna

Devan langsung membuka tirai kamar Luna. Nadia ada di sana menemani Luna.

" Luna " ucap Devan menangis melihat Luna yang masih pingsan
" Dev " panggil Nadia
" Luna kenapa Nad " tanya Devan melihat
" Luna gegar otak ringan Dev " ucap Nadia matanya mulai berair
" Nggak .... Nggak mungkin " ucap Devan

Badanya Devan langsung merosot kebawah.

" Dev, kau harus kuat " ucap Nadia di hadapan Devan
" Tapi Luna Nad " ucap Devan menutup wajahnya

Nadia membawa Devan kedalan pelukakannya

" Jangan begini Dev, Luna butuh kamu yang kuat " ucap Nadia memeluk Devan

Devan memeluk Nadia sangat kuat, dia tidak tega dengan Luna yang seperti ini.

Tbc
Penasaran yuk baca halaman lain
Jangan lupa vote dan komen ya
😉😉😉😉😉

Istri Pilihan ( TAMAT ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang